• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 5 Juli 2022
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Tidak ada Hasil
View All Result
Home Dari Anda Opini

Tradisi Ilmu Ensiklopedik

Oleh Mila
5 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Foto: Inspiring Wallpapers

Foto: Inspiring Wallpapers

0
BAGIKAN
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Wisnu Tanggap Prabowo

Penulis, Dosen STEI Tazkia

 

TAHUN 1592, Robert Greene mempopulerkan istilah “Jack of all Trades” diperuntukkan bagi mereka yang serba bisa dalam berbagai bidang. Pada abad 17, ungkapan itu mengalami penambahan, “Jack of all Trades, Master of None”, berkemampuan dalam banyak bidang namun tidak ahli dalam bidang apapun. Artinya, mereka yang menyelami banyak bidang tidak dapat menjadi ahli dalam satu bidang tertentu, terlebih ahli dalam beberapa bidang.

ArtikelTerkait

Jenis Hewan Kurban berdasarkan Analisa Semantik

Memontum Idul Adha, Nasihat tentang Arti Pengorbanan

6 Syarat Istri Menuntut Thalaq (Cerai)

Perihal Orang Takut Mati

Apa yang telah ditunjukkan oleh para ulama Islam beberapa abad sebelum Robert Green lahir ternyata bertolak belakang dari anggapan di atas. Imam Ibnu Jarir ath Thabari, misalnya, adalah salah satu contoh dari ulama ensiklopedik, ahli dalam banyak disiplin ilmu.

Imam Thabari adalah ahli fikih, ilmu tafsir, ilmu logika, syair, lingusitik, ilmu qiro’at, dan sejarah. Dalam tafsir, beliau menulis kitab Jami’ Al Bayan an Ta’wil Ayi Al Qur’an sebanyak 26 jilid, setara 18.200 halaman setelah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Beliau juga meletakkan dasar metodologi sejarah, At-Tautsiq wa Itsbatul Haqaiq, melalui kitabnya Tarikh Thabari.

Ulama multi talenta lainnya adalah Ibnu Qoyyim al Jaiziyah. Al-‘Allamah ash-Shafadi mengatakan, “Beliau telah menulis banyak karya ilmiyah dan menjadi salah seorang dari imam-imam terkemuka dalam ilmu tafsir, hadits, ushul fiqh maupun ushul ilmu kalam, [dan] cabang-cabang ilmu bahasa Arab.” Apabila kita menyelami buku-buku terjemahannya, kita akan dapati beliau sangatlah fakih dalam tazkiyatun nafs dan psikologi.

Ibnu Taimiyah dan Ibnu Katsir masing-masing menguasai ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu fikih, dan akidah. Ibnu Katsir juga merupakan sejarawan besar dengan karyanya al Bidayah wa Nihayah. Karya fenomenal beliau yang kerap kita jumpai di rak-rak buku di masjid kaum muslimin adalah Tafsir Ibnu Katsir.

Ibnu Khaldun sangatlah popular di barat. Beliau menguasai ilmu hadis, sejarah, fikih, dan ilmu logika. Ia juga ahli dalam teologi, ilmu alam, matematika dan astronomi. Magnum opus-nya, Muqaddimah, menunjukkan kapasitas beliau sebagai sejarawan. Para pemikir barat bahkan mendudukkan beliau sebagai pionir ilmu sosial. Pemikiran ekonomi beliau juga terus dikaji hingga hari ini.

Dalam bidang sains, para ilmuwan ensiklopedik lebih banyak lagi. Cukuplah Ibnu Haitham Alhazen, mewakili jajaran ilmuwan lintas disiplin ilmu. Beliau seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, matematika, falak, farmasi, geometri, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya dan yang berkaitan dengannya.

Beliaulah yang meletakkan pondasi bagi kiprah ilmuwan barat dalam menemukan mikroskop dan teleskop, dan pionir dalam fisika dan optik. Bahkan pelopor penulisan ensiklopedia sendiri dicetuskan oleh al Biruni dan penjelajah besar, Ibnu Battutah.

Dari Nusantara, Prof Dr Hamka adalah seorang ulama ensiklopedik yang menguasai ilmu filsafat, sastra, sejarah, sosiologi, dan tafsir, selain dari ilmu politik. Salah satu karya besar beliau adalah Tafsir Al Azhar. Beliau juga merupakan pahlawan nasional dan pernah menjabat sebagai Menteri Agama.

Kini, ungkapan senada yang popular di barat adalah, “mastering one thing is better than being average at many things”, menjadi ahli dalam satu bidang saja lebih baik ketimbang setengah-setengah dalam banyak bidang. Kalau kita cermati, para ulama dan ilmuwan Islam membuktikan sebaliknya. Menuntut ilmu adalah fitrah agama Islam dan harus dituntut dengan ikhlas karena Allah. Jika Allah Menghendaki, Dia akan memberikan ilmu sebanyak yang Dia Kehendaki.

“Ya Rabbi, tambahkanlah ilmu kepadaku.” (QS. 20:114). []

 

Advertisements
Tags: CendekiawanEnsiklopedikilmuIlmuwanIslamTradisi
ShareSendShareTweet
Advertisements



ADVERTISEMENT
Previous Post

Penuhi Undangan Pemkab Bangka Tengah, Imam Madinah Bakal Safari Dakwah saat Ramadhan

Next Post

Bulan Ramadhan Segera Tiba, Ini 8 Keutamaannya

Mila

Mila

Terkait Posts

Hewan Kurban

Jenis Hewan Kurban berdasarkan Analisa Semantik

28 Juni 2022
Nabi Musa, idul adha, qurban

Memontum Idul Adha, Nasihat tentang Arti Pengorbanan

24 Juni 2022
poligami, istri, Kriteria Jodoh Ideal, Talaq dalam Keadaan Marah, Rumah Tangga, Syarat Istri Menuntut Thalaq (Cerai)

6 Syarat Istri Menuntut Thalaq (Cerai)

21 Juni 2022
santet iblis Bekal Mempersiapkan Kematian, Sifat Iblis, Dosa yang Terus Mengalir, Pangkal Keburukan, Dosa Meninggalkan Shalat, takut mati

Perihal Orang Takut Mati

20 Juni 2022
Please login to join discussion
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist