• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 29 Mei 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Islam 4 Beginner

Taubat Menurut Al-Quran dan Kaitannya dengan Istighfar (1)

Oleh Mila
5 tahun lalu
in Islam 4 Beginner
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Foto: Adam/ Islampos

Foto: Adam/ Islampos

1
BAGIKAN

BANYAK orang yang menafsiri taubat dengan tekad untuk tidak kembali mengulangi dosa, melepaskan diri darinya seketika itu pula dan menyesali apa yang telah dilakukannya di masa lampau. Jika dosa itu berkaitan dengan hak seseorang, maka dibutuhkan cara lain, yaitu membebaskan diri dari dosa itu.

Inilah yang mereka sebut dengan taubat, dan bahkan itulah syarat-syaratnya. Sementara taubat menurut penyampaian Allah dan Rasul-Nya, di samping meliputi hal-hal itu, juga meliputi tekad untuk melaksanakan apa yang diperintahkan dan mengikutinya. Jadi, taubat tidak sebatas membebaskan diri dari dosa, tekad dan menyesal, yang kemudian dia disebut orang yang bertaubat, sehingga dia mempunyai tekad yang bulat untuk mengerjakan apa yang diperintahkan dan mengikutinya.

BACA JUGA: Bertaubat, Ini Dia 3 Syaratnya

Inilah hakikat taubat, suatu istilah yang memadukan beberapa hal dari dua perkara ini. Tapi kalau istilah taubat ini disertakan dengan pelaksanaan apa yang diperintahkan, memang merupakan ungkapan seperti yang mereka sebutkan itu. Namun jika disendirikan, maka secara otomatis dia akan meliputi dua perkara ini. Seperti lafazh “Taqwa”, yang jika disendirikan mengandung pengertian mengerjakan apa yang diperintahkan Allah dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya. Jika disertakan kepada pelaksanaan apa yang diperintahkan, maka artinya bisa menahan diri dari apa yang dilarang.

ArtikelTerkait

2 Tips Agar Selalu Ditolong Allah

Waktu Terbaik Shalat Tahajud

Hukum Menyemir Rambut karena Beruban

Inilah 9 Jenis Puasa Sunnah dan Keutamaannya Masing-masing

Hakikat taubat adalah kembali kepada Allah dengan mengerjakan apa-apa yang dicintai-Nya dan meninggalkan apa-apa yang dibenci-Nya, atau kembali dari sesuatu yang dibenci kepada sesuatu yang dicintai.

Kembali kepada apa yang dicintai merupakan bagian dari kelazimannya dan kembali dari apa yang dibenci merupakan bagian yang lain. Karena itu Allah mengaitkan keberuntungan yang mutlak dengan pelaksanaan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang. Firman-Nya,

“Dan, bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung,” (QS An-Nur: 31).

Setiap orang yang bertaubat adalah orang yang beruntung. Seseorang tak akan beruntung kecuali dengan mengerjakan apa yang diperin-tahkan dan meninggalkan apa yang dilarang. Firman-Nya,

“Dan, barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orangorang yang zhalim,” (QS Al-Hujurat: 11).

Orang yang meninggalkan apa yang diperintahkan dan mengerjakan apa yang dilarang adalah orang zhalim. Untuk menghilangkan sebutan zhalim ini, hanya bisa dilakukan dengan taubat, yang menghimpun dua perkara sekaligus. Karena manusia itu ada dua macam: Orang yang bertaubat dan orang yang zhalim. Tidak ada yang lain. Orang-orang yang bertaubat adalah mereka yang disifati Allah,

BACA JUGA: Beda Istighfar dan Taubat

“Yang beribadah, yang memuji (Allah), yang melawat, yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah,” (QS At-Taubah: 112).

Memelihara hukum-hukum Allah merupakan bagian dari taubat. Jadi taubat merupakan kumpulan dari perkara-perkara ini. Seseorang disebut orang yang bertaubat, karena dia kembali kepada perintah Allah dari larangan-Nya, kembali kepada ketaatan dari kedurhakaan kepada-Nya. Jadi taubat merupakan hakikat Islam, dan semua unsur Islam masuk dalam istilah taubat.

Karena itu orang yang bertaubat layak menjadi kekasih Allah, karena Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan juga orangorang yang mensucikan diri. Allah suka jika perintah-Nya dilaksanakan dan larangan-Nya ditinggalkan. Jika taubat juga disebut kembali dari apa yang dibenci Allah secara lahir dan batin kepada apa yang dicintai Allah secara lahir dan batin, berarti di dalamnya terkandung istilah Islam, iman dan ihsan.

Inilah yang menjadi tujuan setiap orang Mukmin, permulaan dan kesudahan hidupnya. Banyak orang yang tidak mengetahui porsi taubat dan hakikatnya, terlebih lagi pengamalannya berdasarkan ilmu dan kondisinya. Karena Allah memberikan kecintaan-Nya kepada orang-orang yang bertaubat, berarti mereka adalah orang-orang yang khusus di sisi-Nya.

ISTIGHFAR ada dua macam: Istighfar yang berdiri sendiri dan istighfar yang dikaitkan dengan taubat. Istighfar yang berdiri sendiri seperti perkatan Nuh AS kepada kaumnya, dan firman Allah SWT:

“Dan, mohonlah ampun kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS Al-Baqarah: 199).

Istighfar yang dikaitkan dengan taubat, seperti firman Allah:

BACA JUGA: Bagaimana Tata Cara Shalat Taubat dan Doanya?

“Hendaklah kalian meminta ampun kepada Rabb kalian dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kalian mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi keniktnatan yang baik (terus-menerus) kepada kalian sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiaptiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) ke-utamaannya,” (QS Hud: 3).

Istighfar yang berdiri sendiri seperti taubat, dan bahkan istighfar itu sendiri adalah taubat, yang berarti menghapus dosa, menghilangkan pengaruhnya dan mengenyahkan kejahatannya, tidak seperti yang dikira sebagian orang, bahwa artinya adalah menutupi aib. Toh, Allah menutupi aib orang yang diberi-Nya ampunan atau yang tidak diberi-Nya ampunan. Penutupan aib hanya sekedar kelaziman dari maknanya atau sebagian di antaranya. Istighfar inilah yang mencegah turunnya adzab, sebagaimana firman-Nya:

“Dan, tidaklah Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun,” (QS Al-Anfal: 33).

Allah tidak akan mengadzab orang yang meminta ampunan. Sedangkan orang yang masih tetap berbuat dosa, namun dia juga meminta ampun kepada Allah, maka hal ini tidak bisa disebut istighfar yang murni.

Karena itu, istighfarnya tidak mampu mencegah adzab. Istighfar mencakup taubat dan taubat mencakup istighfar, masing-masing masuk dalam pengertian yang lain. Jika keduanya disertakan, maka makna istighfar adalah menjaga dari kejahatan yang lampau, sedangkan makna taubat adalah kembali dan mencari penjagaan dari sesuatu yang ditakutinya di masa mendatang, berupa keburukan-keburukan amalnya. Ada dua macam dosa, yaitu dosa yang telah lampau dan dosa yang dikhawatirkan akan terjadi di masa mendatang. Istighfar dari dosa yang telah lampau berarti mencari perlindungan dari kejahatannya, dan taubat dari dosa yang dikhawatirkan akan terjadi berarti bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.

Orang yang berdosa diibaratkan orang yang melewati suatu jalan, padahal jalan ini akan membawanya kepada kehancuran dan tidak menghantarkannya ke tujuan. Maka dia diperintahkan untuk menghentikan langkah kakinya, meninggalkan jalan itu dan kembali ke jalan yang membawanya kepada keselamatan dan menghantarkannya ke tujuan.

Dari sinilah bisa diketahui secara jelas masalah taubatan nashuhan dan hakikatnya, seperti firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Rabb kalian akan menghapus kesalahan-kesalahan kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,” (QS At-Tahrim: 8).

BACA JUGA: Doa Tak Terkabul? Ini 8 Penyebabnya?

An-Nashuh dalam taubat dan ibadah artinya membersihkannya dari kebohongan, kekurangan dan kerusakan serta mengerjakannya sesempurna mungkin. An-Nashuh kebalikan dari tipuan. Orang-orang salaf saling berbeda dalam mendefinisikannya. Umar bin Al-Khaththab dan Ubay bin Ka’b Radhiyallahu Anhuma berkata, “At-Taubatun-nashuh artinya taubat dari suatu dosa dan pelakunya tidak mengulanginya lagi, sebagaimana air susu yang tidak bisa kembali ke kantong kelenjarnya.”

Al-Hasan Al-Bashry berkata, “Seorang hamba menyesali apa yang dilakukannya di masa lampau dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.”

Al-Kalby berkata, “Seorang hamba harus memohon ampun dengan lidahnya, menyesal dengan hatinya dan menahan diri dengan anggota tubuhnya.”
Sa’id bin Al-Musayyab berkata, “Kalian harus jujur terhadap diri sendiri.”

Muhammad bin Ka’b Al-Qarzhy berkata, “Seorang hamba harus menghimpun empat perkara: Istighfar dengan lidah, membebaskan diri dengan anggota badan, tekad untuk tidak mengulang lagi dengan hati dan menjauhi teman-teman yang masih melakukannya.” []

BERSAMBUNG…

Tags: dosaIstighfarTaubat
ShareSendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Untukmu, “Ikhwan” dan “Akhwat” yang Tengah Bertali Kasih

Next Post

Taubat Menurut Al-Quran dan Kaitannya dengan Istighfar (2-Habis)

Mila

Mila

Terkait Posts

Perkara Iman, Amalan di Akhir Ramadhan, Doa Agar Terhindar dari Fitnah Dajjal, Tips Agar Selalu Ditolong Allah

2 Tips Agar Selalu Ditolong Allah

29 Mei 2023
Keutamaan Tahajjud, Shalat Malam, Tahajjud, Hukum Shalat Tarawih Sendirian

Waktu Terbaik Shalat Tahajud

28 Mei 2023
Hukum Menyemir Rambut karena Beruban

Hukum Menyemir Rambut karena Beruban

28 Mei 2023
Tata Cara Puasa Senin dan Kamis, Niat Puasa Senin-Kamis, Manfaat Puasa, Yang Dilakukan oleh Seorang Muslim di Bulan Ramadhan, Jenis Puasa Sunnah

Inilah 9 Jenis Puasa Sunnah dan Keutamaannya Masing-masing

27 Mei 2023
Please login to join discussion

Terbaru

Pacaran dalam Islam, zina, Alasan Istri Boleh Minta Cerai, Hukum Pacaran untuk Nikah

Hukum Pacaran untuk Nikah, Bolehkah?

Oleh Haura Nurbani
29 Mei 2023
0

Apa hukum pacaran untuk nikah? Apakah dibolehkan?

Perkara Iman, Amalan di Akhir Ramadhan, Doa Agar Terhindar dari Fitnah Dajjal, Tips Agar Selalu Ditolong Allah

2 Tips Agar Selalu Ditolong Allah

Oleh Haura Nurbani
29 Mei 2023
0

Ada beberapa tips agar selalu ditolong Allah SWT. Baik dalam keadaan lapang. Ataupun saat kita dalam keadaan sulit dan sangat...

Keutamaan Tahajjud, Shalat Malam, Tahajjud, Hukum Shalat Tarawih Sendirian

Waktu Terbaik Shalat Tahajud

Oleh Haura Nurbani
28 Mei 2023
0

Ya, kapan waktu terbaik shalat Tahajjud?

Coldplay

Chris Martin Tanggapi Desakan agar Konser Coldplay Dibatalkan di Malaysia

Oleh Amang Dede
28 Mei 2023
0

Menyusul seruan Hassan untuk membatalkan konser Coldplay, beberapa menteri pemerintah Malaysia sendiri sudah menegur protes tersebut.

Terpopuler

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ï·ş di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Amang Dede
30 September 2020
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ï·²), Muhammad (ï·´), Basmalah (ï·½), Jalla Jalaluhu (ï·ğ)...

Lihat Lebih

10 Ayat Alquran tentang Ibadah Haji

Oleh Eneng Susanti
26 Juni 2022
0
layanan umroh, ayat alquran tentang ibadah haji, ihram jamaah haji

Berikut ayat Alquran tentang ibadah haji tersebut:

Lihat Lebih

Ini 8 Ayat Al-Quran tentang Perintah Bekerja Keras

Oleh Sufyan Jawas
26 Oktober 2021
0
hadist-hadist tentang kesombongan

Banyak sekali kita jumpai ayat Al-Quran tentang perintah bekerja keras. Bekerja keras merupakan sebuah keharusan yang dimiliki oleh setiap orang

Lihat Lebih
Facebook Twitter Youtube Pinterest

Âİ 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

Âİ 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Update Contents
Islampos We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications