DI balik rumah yang tampak tenang, ada seorang istri yang menahan sedih setiap kali mendengar azan berkumandang. Suaminya duduk di ruang tamu, menggulir ponsel, tidak bergeming, seolah panggilan Allah hanyalah suara latar yang tak penting. Padahal di awal pernikahan, ia pernah berjanji ingin menjadi imam yang membimbing menuju surga. Kini, jangankan mengajak, dirinya pun enggan melangkahkan kaki ke masjid, walau hanya untuk satu waktu shalat.
Istrinya tidak pernah menyindir atau memaksa, tetapi doa-doa di malam hari tak pernah putus. Ia merindukan sosok suami yang dahulu semangat berangkat ke masjid dengan langkah cepat dan wajah bersinar. Ia tahu, tugas membenahi bukan semata di tangan istri, tapi cinta membuatnya terus berharap. Bukankah laki-laki adalah pemimpin? Bukankah shalat berjamaah di masjid adalah sunnah yang berat pahalanya, dan tanda iman yang kuat?
BACA JUGA: Hukum Suami Tidak Mau Menggauli Istri
Seiring waktu, anak-anak mulai bertanya, “Ayah, kenapa kita nggak ke masjid?” Dan pertanyaan polos itu menampar lebih keras dari nasihat mana pun. Sebab sejatinya, keteladanan bukan diajarkan lewat kata-kata, tapi ditunjukkan lewat perbuatan. Seorang suami adalah panutan—jika ia lemah dalam ibadah, maka keluarganya pun bisa kehilangan arah. Semoga hati-hati yang berat digerakkan Allah, agar kembali ringan melangkah menuju rumah-Nya.
1. Tetap Tenang dan Bijak dalam Menyikapi
Jangan langsung menghakimi atau memarahi. Suami adalah pemimpin, dan perubahan tidak bisa dipaksakan dengan kemarahan. Sampaikan keinginan dengan kelembutan.
“Dan bergaullah dengan mereka secara patut…” (QS. An-Nisa: 19)
2. Ingatkan dengan Cinta, Bukan Celaan
Cari momen yang tepat untuk mengingatkan, misalnya setelah mendengar ceramah atau saat hati sedang tenang. Katakan dengan penuh cinta, misalnya:
“Abang, aku ingin kita sama-sama ke surga. Shalat di masjid itu berat, tapi pahalanya besar. Aku yakin abang bisa…”
3. Beri Motivasi dengan Hikmah
Bisa dengan membagikan keutamaan shalat berjamaah di masjid:
Pahalanya 27 derajat lebih tinggi daripada shalat sendiri.
Malaikat mendoakan orang yang menunggu shalat berjamaah.
Shalat di masjid menumbuhkan rasa tanggung jawab sebagai pemimpin.
4. Jadilah Teladan dalam Kebaikan
Meski istri tidak shalat di masjid, tapi bisa memberi contoh dalam disiplin waktu shalat, membaca Al-Qur’an, dan menjaga adab. Kebaikan itu menular.
5. Ajak dengan Halus, Tanpa Memaksa
Jika memungkinkan, libatkan anak-anak. Misalnya:
“Ayah, temani aku ke masjid ya…”
Kadang suara anak lebih menyentuh hati ayah.
6. Doakan Suami dalam Setiap Sujud
Jangan lupakan kekuatan doa. Doakan agar hatinya dilunakkan dan diberi semangat untuk merutinkan ke masjid.
BACA JUGA: Kenapa Suami Tidak Peka Kebutuhan Istri saat Jima?
7. Periksa Diri: Apakah Rumahku Mengingatkan Suami pada Akhirat?
Kadang suasana rumah juga berpengaruh. Ciptakan lingkungan yang mendukung ibadah: suasana tenang, tidak terlalu sibuk dengan dunia, dan jauh dari hal-hal yang melalaikan.
Penutup
Tidak semua laki-laki tumbuh dengan semangat ke masjid. Tapi dengan kelembutan, kesabaran, dan doa, insya Allah hati bisa berubah.
“Dan sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki…” (QS. Al-Qashash: 56) []