MENAPAKI usia 55 tahun bukan berarti otomatis melemah—banyak suami yang masih mampu beraktivitas dengan penuh semangat dan vitalitas. Di balik kunci “perkasa” ini, ternyata ada amalan dan pola hidup sederhana yang bersumber dari ajaran Islam serta gaya hidup sehat ala sunnah. Berikut rahasia yang jarang diketahui, dirancang sebagai bahan renungan dan motivasi bagi kita semua:
1. Istiqamah dalam Shalat Tahajud dan Doa Pagi
Salah satu rahasia utama yang sering terlupakan adalah konsistensi bangun di sepertiga malam untuk menunaikan shalat Tahajud. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Shalat di sepertiga malam merupakan hak tiap mukmin.” (HR. Tabarani)
Dengan bangun malam untuk berdoa, kita membersihkan hati dari keluh kesah duniawi dan memohon keberkahan serta kesehatan kepada Allah ﷻ. Rutin berdoa tiap pagi setelah shalat Subuh juga menjadi pengikat hati untuk setiap langkah aktivitas sehari-hari.
Hasilnya: pikiran lebih tenang, stres berkurang, dan tubuh terasa lebih “ringan” saat menjalani aktivitas.
BACA JUGA: 10 Ucapan yang Tidak Boleh Dikatakan Suami kepada Istri tentang Keuangan Keluarga
2. Puasa Sunnah: Sunah Senin-Kamis & Puasa Dawud
Puasa sunnah bukan hanya melatih kesabaran, tetapi juga mendetoksifikasi tubuh. Di usia 55 tahun, metabolisme memang mulai melambat, namun dengan berpuasa minimal Senin-Kamis atau puasa Dawud (selang-seling tiap hari), tubuh membakar sel-sel lemak lama dan memperbaharui sel-sel tubuh.
Selain manfaat fisik, puasa sunnah juga menumbuhkan rasa syukur, kedisiplinan, dan menyejukkan jiwa.
3. Pola Makan Seimbang ala Sunnah Nabi ﷺ
Sehat bukan berarti harus berlebihan. Rasulullah ﷺ menganjurkan:
“Perut itu pusat segala penyakit; sesungguhnya manusia tidak akan diisi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah untuk anak Adam beberapa suap untuk menegakkan punggungnya. Jika itulah yang tidak terlepas, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga untuk napasnya.” (HR. Tirmidzi)
Tips praktis pola makan seimbang:
Kurangi makan berlebihan – Cukup “seperlunya” agar tidak memaksakan organ pencernaan.
Perbanyak kurma, madu, dan buah-buahan – Sunnahnya, tiga kurma ajwa di pagi hari membantu menjaga gula darah dan stamina.
Perhatikan asupan air putih – Minimal 8 gelas per hari; hindari minuman bersoda dan berkafein berlebihan.
Konsumsi ikan dan daging sehat – Utamakan protein dari ikan laut, ayam kampung, atau kambing lokal, sesuai kemampuan finansial.
4. Olahraga Ringan dan Peregangan Tiap Hari
Beraktivitas fisik tidak harus berat. Cukup 20–30 menit berjalan kaki, berenang, atau senam ringan setiap hari.
Rasulullah ﷺ memotivasi agar tubuh senantiasa bergerak. “Janganlah kalian menjadikan tubuh kalian kuburan,” (HR. Thabrani).
Di usia menjelang lanjut, olahraga ringan membantu menjaga kekuatan otot, fleksibilitas, dan melancarkan peredaran darah—mencegah risiko kardiovaskular serta nyeri sendi.
5. Menjaga Kebersihan Jiwa dengan Dzikir dan Tafakur
Menjaga kesehatan jiwa sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Setiap pagi atau sore, luangkan waktu untuk:
Membaca dzikir pagi dan petang (seperti “Subhanallah”, “Alhamdulillah”, “Allahu Akbar”, “La ilaha illallah”)
Kontemplasi (tafakur): merenungi alam semesta, berzikir sambil duduk di teras rumah atau halaman. Rasulullah ﷺ mengajarkan umatnya untuk merenung agar hati selalu tertambat pada Sang Maha Pencipta, bukan sekadar rutinitas duniawi.
Kebiasaan ini membantu menurunkan tekanan darah, meredam kegelisahan, dan memperkuat imunitas psikologis.
6. Istirahat Cukup & Tidur Berkualitas
Banyak yang beranggapan tidur lebih sedikit agar punya waktu “lebih banyak”, tetapi kualitas tidur sangat menentukan pemulihan otot dan fungsi organ. Di usia 55 tahun, dianjurkan tidur 7–8 jam malam hari. Hindari tidur larut tanpa keperluan ibadah; sebaiknya:
Tidur lebih awal (sekitar pukul 21.00–22.00)
Bangun saat subuh, kemudian berdoa dan dzikir
Hindari gadget setidaknya 1 jam sebelum tidur
Dengan ritme tidur teratur, tubuh dapat “memakai” hormon pertumbuhan alami (HGH) untuk memulihkan jaringan otot dan mengatur kadar hormon stress (kortisol) sehingga energi terasa lebih stabil sepanjang hari.
7. Menjauhi Kebiasaan Buruk & Lingkungan Negatif
Merokok, konsumsi alkohol (bagian dari imbauan umum dan dilarang oleh Islam), dan pergaulan bebas jelas melemahkan stamina.
Selain itu, lingkungan yang memprovokasi stres—seperti pergaulan yang penuh gosip, fitnah, atau hiburan senda gurau tanpa makna—menyuburkan penyakit hati dan stress psikologis. Di usia 55, memilih lingkungan positif—keluarga yang harmoni, teman shalih, majelis ilmu—menjadi “benteng” tambahan agar stamina fisik dan mental tetap terjaga.
8. Konsultasi Kesehatan Rutin & Pemeriksaan Berkala
Meski berpegang pada sunnah dan pola hidup sehat, jangan abaikan kemajuan medis modern. Setiap 6–12 bulan, suami 55 tahun sebaiknya:
Cek tekanan darah
Cek gula darah dan kolesterol
Screening jantung (EKG sederhana atau konsultasi dengan dokter)
Pemeriksaan prostat dan kesehatan prostat
Deteksi dini sangat membantu pencegahan penyakit kronis, sehingga meski usia sudah setengah abad lebih, masih bisa menjalani aktivitas penuh energi.
9. Menguatkan Hati dengan Tawakkal dan Sabar
Tak kalah penting, menjaga keseimbangan antara ikhtiar dan tawakkal. Setelah berusaha menjaga pola hidup, berdoa, dan menjalani pemeriksaan, serahkan hasilnya kepada Allah ﷻ. Rasa sabar ketika ujian kesehatan datang, serta tawakkal yang tulus pada-Nya, akan menumbuhkan ketenangan batin—yang pada gilirannya mendukung keseimbangan hormonal dan imun tubuh. Allah ﷻ berfirman:
“Barang siapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkan (kebutuhannya).” (QS. Ath-Thalaq: 3)
10. Menjadi Teladan & Sumber Motivasi Keluarga
Langkah terakhir namun tak kalah bermakna: jadikan diri sebagai sumber motivasi bagi anak-anak, generasi muda, dan istri. Ketika seorang suami 55 tahun masih enerjik, rajin beribadah, dan produktif, ia menancapkan keyakinan bahwa menua bukan berarti layu.
Ini menjadi dakwah terselubung: “Setiap usia punya keistimewaan—asal kita menjaganya dengan sunnah, ibadah, dan kesungguhan.” Dengan begitu, keluarga akan lebih menghargai proses bertambah usia dan menjadikannya momentum untuk terus berkarya.
BACA JUGA: Ciri-ciri Suami yang Toksik
Penutup & Renungan
Menjaga “perkasa” di usia 55 tahun bukanlah tentang menggapai jaringan kebugaran tertentu, tetapi mengharmonisasikan antara ikhtiar kesehatan fisik, kebersihan jiwa, dan keimanan yang kokoh. Rahasia yang jarang diketahui ini hadir dari keseimbangan amalan sunnah, pola hidup sehat, lingkungan positif, serta tawakkal yang teguh kepada Allah ﷻ.
Semoga renungan ini menginspirasi suami-suami, ayah-ayah, bahkan siapa saja yang membaca, untuk terus menjaga diri dan ikhlas merawat amanah tubuh hingga usia senja. Karena sesungguhnya, tubuh yang sehat adalah ladang pahala ketika dimanfaatkan untuk kebaikan—beribadah, berkarya, dan mendidik generasi penerus dengan iman dan ilmu.
“Jaga dirimu sebelum dirimu dijaga.”
— Rangkaian amalan sederhana hari ini, investasi berkah hingga usia 55 tahun dan seterusnya. []