• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 6 Juli 2022
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Tidak ada Hasil
View All Result
Home Keluarga Parenting

Sisi Lain Dibalik Imam di Dalam Rumah Tangga

Oleh Eppi Permana Sari
5 tahun lalu
in Parenting
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
perusak pernikahan Perempuan Lebih Cepat Tua daripada Lelaki Kewajiban Istri terhadap Suami Peran Suami dan Istri, Sifat Istri Shalihah, Ingin Rumah Tangga Bahagia,

Foto: Freepik

1
BAGIKAN
Share on FacebookShare on Twitter

KEHADIRAN seorang isteri bagi lelaki yang baru menikah tentulah menjadi anugerah. Bukankah Adam merasa kesepian sebelum hadirnya Hawa ditengah kenikmatan surga yang dirasa. Pun, kehadiran anak bagi pasangan yang telah menikah, juga menjadi harapan.

Harapan tentang berlanjutnya siklus kehidupan dengan mewujudnya keturunan. Harapan tentang masa depan anak yang cemerlang. Harapan tentang misi peradaban. Semua menjadi satu dalam kehidupan yang dijalani, kehidupan berumah tangga.

Mencintai meraka adalah ibadah. Mencukupkan keperluan mereka adalah sedekah. Amanah yang musti dijaga, selalu sepanjang masa. Kadang terbesit seketika, “Allah, sampai kapan ini tetap ada, bilakah perpisahan itu tiba?”

Pernahkan pertanyaan yang sama Anda rasakan? Yang saat ini sedang bersama, bukankah bisa menjadi tiada. Semuanya akan pergi, pada saatnya.

ArtikelTerkait

Ayah, Nafkahi Kami dengan Rezeki Halal

5 Cara Menghukum Anak yang Salah

Bullying: Tanda, Pencegahan, dan Perlindungannya

Cara Berbuat Baik pada Anak Sebelum Mereka Dilahirkan

Cobalah tatap pasangan kita dalam lelapnya. Cobalah sesekali meranapi gurat wajah penuh kepolosan anak kita dalam nyenyaknya. Pada mereka ada peluang ibadah yang terbuka lebar. Ibadah diatas ibadah. Teringat akan pesan mulia dari lisan sebaik manusia, “

Ada dinar yang kamu infakkan di jalan Allah, dinar yang kamu infakkan untuk memerdekakan budak dan dinar yang kamu sedekahkan kepada orang miskin. Namun dinar yang kamu keluarkan untuk keluargamu (anak-isteri) lebih besar pahalanya,” (HR. Muslim). Terenyuh, bila kita menjadikan Rasul sebagai tauladan, “Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku,” (HR. Tirmidzi).

Saat menatap mereka, cobalah kemudian mendekat. Usaplah wajah-wajah itu. Isterimu yang tetap setia menemani hari-harimu. Anak-anak dengan semua kepolosan mereka. Lanjutkan dengan muhasabah diri. Sudahkah diri ini menjadi imam terbaik untuk mereka? Bagaimana pertanggungjawabanku kelak di mahkamah-Nya? Adakah kami akan bersama di kehidupan berikutnya, di surga-Nya?

Tidakkah muncul rasa risau ketika tahu bahwa nanti suami bisa menjadi musuh bagi isteri. Isteri menjadi musuh bagi suami. Orangtua menjadi musuh bagi anak-anaknya?

Maka berdoalah dengan doa yang dituntukan, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami dari pasangan dan keturunan kami sebagai penyejuk hati, dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa,” (QS. Al-Furqan: 74).

Mengazamkan dalam hati, menjadi pribadi terbaik dari hari ke hari. Bertakwa, dekat dengan Sang Pencipta. Harapnya, ketakwaan itu pun menular kepada mereka, orang-orang terkasih. Tidakkah janji ini menjadi menarik,

“Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya,” (QS. Al-Thur: 21).

Maka cukuplah menjadi pengingat, pesan Fauzhil Adhim dalam goresannya, supaya bersama tidak hanya didunia, tapi juga bersama ke surga-Nya, “cintailah anakmu untuk selamanya! Bukan hanya untuk hidupnya di dunia. Cintai mereka sepenuh hati untuk suatu masa ketika tak ada sedikitpun pertolongan yang dapat kita harap kecuali pertolongan Allah Ta’ala. Cintai mereka dengan penuh pengharapan agar tak sekedar bersama saat dunia, lebih dari itu dapat berkumpul bersama di surga. Cintai mereka seraya berusaha mengantarkan mereka meraih kejayaan, bukan hanya untuk karirnya di dunia yang sesaat. Lebih dari itu untuk kejayaannya di masa yang jauh lebih panjang, masa yang tak bertepi.” []

 

Tags: Renunganrumah tanggasuami
ShareSendShareTweet
Advertisements



ADVERTISEMENT
Previous Post

Ridwan Kamil: Rumus Menangkan Hati Warga ya seperti OK OCE, Tidak Banyak Janji

Next Post

Karena Bekerja Keras adalah Prinsip Hidup Muslim

Eppi Permana Sari

Eppi Permana Sari

Terkait Posts

Dikejar Rezeki Kedzoliman Ibu-ibu pada Tukang Sayur, Amalan Pelancar Rezeki, Tata Cara Fidyah, Batas Suami Dibolehkan untuk Tidak Menafkahi Istri, istri boros, Penghalang Rezeki, Rezeki Halal

Ayah, Nafkahi Kami dengan Rezeki Halal

25 Juni 2022
Childfree, laki-laki, Cara Menghukum Anak yang Salah

5 Cara Menghukum Anak yang Salah

22 Juni 2022
bullying, anak marah

Bullying: Tanda, Pencegahan, dan Perlindungannya

7 Juni 2022
Fase Perkembangan Janin, Fakta Plasenta yang Mengagumkan, Cara Berbuat Baik pada Anak

Cara Berbuat Baik pada Anak Sebelum Mereka Dilahirkan

17 Mei 2022
Please login to join discussion
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist