Oleh: Aditya Budi
[email protected]
Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan ditangguhkan kematiannya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia menyambung silaturahim,” (H.R Bukhari)
HADITS di atas adalah sebuah nasihat Rasulullah SAW bagi umatnya, bahwa siapa saja yang ingin banyak rezeki dan penjang umur perbanyaklah silaturahim. Perihal silaturahim dapat memperpanjang umur, tentu akan timbul pertanyaan.
Bukankah usia manusia adalah salah satu takdir yang sudah menyempurna ditetapkan oleh Allah di Lauhul Mahfudz?
Setidaknya ada dua pendapat para ulama yang mengenai makna memperpanjang umur dalam hadits tersebut :
Pertama, usia benar-benar bertambah. Bukanlah hal yang mustahil karena Allah lah yang menetapkan lagi menggenggam segalanya. Bisa saja seorang hamba usianya telah ditentukan. Namun kaerna rajin silaturahim dan beramal shalih maka Allah panjangkan umurnya. Sebagaimana dalam firman-Nya : “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki, dan di sisi-Nya lah terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfudz). (Q.S Al-Baqarah : 39)
BACA JUGA: Silaturahmi, Istri Gus Dur Berpesan Ini kepada Sandiaga Uno
Kedua, sebagian ulama berpendapat bahwa usia manusia tidak dapat ditambah ataupun dikurangi. Karena Allah telah tetapkan sebelum kelahirannya. Sebagaimana yang terdapat dalam Qur’an Surat al-Fathir 11 dan Surat al-‘Araf 84. Sehingga yang dipanjangkan sejatinya adalah keharuman dan keberkahan namanya. Seseorang yang sering silaturahim dan menebar kebaikan dimanapun ia berada demi kemaslahatan umat. Maka Allah panjangkan nama-Nya meski jasadnya telah lama tiada. Seakan akan ia tetap hidup dan menjadi teladan bagi generasi selanjutnya.
Malcolm Gladwell, seorang penulis kenamaan dengan salah satu karya best sellernya “Outliers” yang mendunia. Ia memaparkan dengan apik sebuah kajian sosial mengenai suatu daerah yang dinamai Roseto di Amerika Serikat. Di mana sebagian besar penduduknya adalah imigran asal Italia.
Pada rentang waktu sekitar tahun 1950 an, Wolf yang berprofesi sebagai seorang dokter dikejutkan dengan thesis bahwa tidak ada warga Roseto di bawah usia 65 tahun yang mengidap penyakit jantung.
Lantas ia penasaran dan meneliti apa rahasia di balik semua itu. Bukan hanya tentang mengapa warga Roseto sangat sedikit mengalami serangan jantung, tapi juga keanehan akan usia rata-rata mereka yang panjang.
Mengingat pada saat itu hampir menjadi hal yang wajar bahwa sakit jantung adalah penyakit yang sering ditemui menjadi penyebab kematian. Serangan jantung juga menjadi epidemi di AS pada saat itu.
Hasilnya mengejutkan sang dokter, tidak ada warga Roseto yang dibawah 50 tahun yang meninggal akibat serangan jantung. Bukan hanya itu bahkan tingkat kematian warga Roseto dari berbagai sebab penyakit sekitar 30-35 persen dan termasuk yang terendah.
Bukan hanya itu di Roseto juga tidak ada kasus bunuh diri, penyalahgunaan alcohol ataupun obat terlarang dan sangat sedikitnya tingkat kejahatan. Dan rata-rata warga Roseto meninggal karena usia yang sudah lanjut, bukan penyakit.
Setelah penelitian panjang, tidak ditemukan hal yang mencolok berbeda, mulai dari asupan makanan, genetik, iklim daerah maupun pola hidup (olahraga) warga Roseto. Semuanya hampir wajar sebagaimana kehidupan di AS saat itu.
Namun ternyata ada satu hal yang berbeda yang jarang ditemukan di wilayah AS. Warga Roseto menerapkan gaya hidup egaliter dalam bermasyarakat. Mereka mendorong orang-orang kaya untuk tidak memamerkan kekayaannya, gaya hidup sederhana. Mereka saling tegur sapa dengan lingkungan sekitarnya, saling berkunjung dan makan bersama dengan tetangga sekitarnya. Menolong saudaranya yang kurang sukses serta membesarkan hatinya.
Hal tersebutlah yang mampu melindungi warga Roseto dari tekanan dunia modern pada saat itu. Sehingga secara psikologis mereka hidup lebih bahagia dan damai yang secra tidak langsung berpengaruh pada kesehatan raga mereka.
BACA JUGA: Pentingnya Menjalin Silaturahmi
Dari kisah tersebut, kita tahu sejatinya 14 abad yang lalu Rasulullah SAW telah mengungkapkannya. Berbagai nasihat dan teladan beliau yang tersirat dalam berbagai matan hadits adalah sumber inspirasi ilmiah dan fakta nyata adanya. Begitu banyak nasihat Rasulullah SAW perihal pentingnya seseorang menjaga silaturahim dengan saudaranya. Bukan hanya pahala dan keridhaan Allah yang akan didapat, melainkan kemanfaatan secara psikis yang berdampak pada kesehatan diri.
“Menyambung tali silaturahim adalah akhlak yang baik, dan berbuat baik pada tetangga dapat memakmurkan negeri dan menambah umur.” (H.R Ahmad)
Maka sekali lagi benar bahwa silaturahim bukan cuma menambah umur, tapi juga dapat memakmurkan negeri (daerah) sebagaimana yang terjadi di Roseto. Jadi mari kita sering-sering silaturahim, berkunjung satu sama lain, bertegur sapa dalam bertetangga maupun bersaudara. []