• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 19 Juli 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Kolom

Sikap terhadap Bani Israil, dari Era Nabi Ya‘qub hingga Rasulullah ﷺ

Semua berdasarkan pada perilaku dan kedurhakaan mereka, bukan sekadar identitasnya. Maka, sikap kita hari ini pun harus adil, tegas, dan proporsional.

Oleh Saad Saefullah
4 minggu lalu
in Kolom
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Ibnu Abbas, Bani Israil, Abu Bakar

Foto: Pinterest

0
BAGIKAN

Sikap terhadap Bani Israil, dari Era Nabi Ya‘qub hingga Rasulullah ﷺ 1 Bani IsrailBAGAIMANA para nabi dan rasul menyikapi perilaku Bani Israil dalam sejarah? Jawabannya tidak tunggal, namun mengikuti dinamika moral dan spiritual mereka sendiri. Sikap para nabi terhadap Bani Israil bukanlah cerminan emosi pribadi, melainkan manifestasi dari panduan ilahi—mengandung kesabaran, koreksi, bahkan konfrontasi—tergantung pada tingkat kedurhakaan yang mereka tunjukkan.

1. Kesabaran dan Harapan di Era Nabi Ya‘qub

Kisah ini bermula ketika Nabi Ya‘qub ‘alaihis salam menghadapi makar anak-anaknya yang mencelakai Yusuf, dengan memasukkannya ke dalam sumur. Saat mereka berpura-pura menangis dan membawa baju Yusuf berlumuran darah palsu, Nabi Ya‘qub berkata:

“Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan itu. Maka kesabaran yang baik itulah (sikapku). Dan Allah-lah tempat memohon pertolongan terhadap apa yang kalian ceritakan.” (QS. Yusuf: 18)

ArtikelTerkait

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Tentara yang Diperas oleh Negaranya Sendiri

Firaun Tak Kalahkan Musa, Netanyahu Takkan Kalahkan Gaza

Dari Era Pra Hijrah ke Gaza: Warisan Generasi Progresif dalam Menolak Ketidakadilan

Meskipun menyimpan firasat kuat bahwa anak-anaknya berbohong, beliau memilih sikap ṣabr jamīl—sabar yang indah, tanpa keluh kesah kepada manusia.

Bahkan setelah bertahun-tahun kehilangan Yusuf, beliau tetap berkata:

“Aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Yusuf: 86)

Inilah model spiritualitas ketika menghadapi makar dari dalam: tetap berprasangka baik, menjaga harapan, dan bertawakal.

2. Teguran dan Pemisahan di Era Nabi Musa dan Harun

Ketika Allah memerintahkan Bani Israil untuk memasuki Tanah Suci dan berjihad melawan bangsa yang kuat, mereka justru menolak dan berkata:

“Wahai Musa, pergilah engkau bersama Tuhanmu dan berperanglah. Kami akan duduk di sini.” (QS. Al-Ma’idah: 24)

Nabi Musa tidak melaknat, tetapi mengadu kepada Allah dan menyatakan pemisahan diri :

“Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku dan saudaraku, maka pisahkanlah antara kami dan orang-orang fasik itu.” (QS. Al-Ma’idah: 25)

Permintaan ini menunjukkan batas kesabaran seorang rasul, dan keinginan untuk tidak terlibat dalam konsekuensi dari kaum yang terus menerus membangkang.

Pertanyaannya hari ini: Mengapa justru banyak negara Muslim yang berlomba-lomba menormalisasi hubungan dengan penjajah Israel, padahal para nabi sendiri mengambil jarak dari kaum yang durhaka?

BACA JUGA:  Rakyat Eropa Terus Menyuarakan Palestina

3. Kecaman dan Laknat di Era Nabi Dawud dan Isa

Ketika Bani Israil melampaui batas, tidak saling menasihati dalam kemungkaran, serta secara kolektif terjerumus dalam pelanggaran, maka sikap para nabi terhadap mereka menjadi lebih keras:

“Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” (QS. Al-Ma’idah: 78)

Ini adalah sikap tegas terhadap sistem dan moralitas yang rusak total, bukan sekadar kesalahan individu.

4. Ketegasan Rasulullah ﷺ di Madinah

Di masa Rasulullah ﷺ, sebagian kelompok Yahudi di Madinah membangun benteng, menyusun makar, dan bahkan berusaha membunuh beliau serta bersekutu dengan musuh-musuh Islam. Maka sikap Rasulullah ﷺ berubah menjadi konfrontatif:

1. Bani Qainuqa‘ diusir setelah melanggar perjanjian.
2. Bani Nadhir diusir setelah berusaha membunuh Rasulullah.
3. Bani Quraizhah dihukum karena berkhianat dalam Perang Khandaq.

Semuanya adalah langkah politik dan keamanan berdasarkan fakta makar dan pengkhianatan, bukan karena fanatisme rasial.

Refleksi untuk Hari Ini

Sikap kita terhadap Zionis Israel hari ini seharusnya mengikuti sikap para nabi terhadap perilaku Bani Israil, bukan berdasarkan tekanan politik global atau kompromi ekonomi.

Jika hari ini penjajah Israel:
1. Menindas dan membantai rakyat Palestina,
2. Melanggar perjanjian damai,
3. Menodai masjid suci dan membunuhi anak-anak,

maka sikap lunak atau normalisasi tidaklah sesuai dengan warisan kenabian.

BACA JUGA:  Mendukung Iran? Belajar dari Era Shalahuddin Al-Ayyubi

Meneladani Sikap Kenabian

Para nabi tidak bersikap satu arah terhadap Bani Israil:

1. Ada yang bersabar (Ya‘qub),
2. Ada yang menarik diri (Musa),
3. Ada yang melaknat (Dawud dan Isa),
4. Ada yang menyatakan perang (Rasulullah ﷺ).

Semua berdasarkan pada perilaku dan kedurhakaan mereka, bukan sekadar identitasnya. Maka, sikap kita hari ini pun harus adil, tegas, dan proporsional. []

Tags: Bani IsrailGaza PalestinaisraelNasrulloh Baksolaharyahudi
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Jangan Tinggalkan Shalat Witir

Next Post

Waktu-waktu yang Dilarang Mendirikan Shalat

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

14 Juli 2025
Israel, Yahudi, Gaza, Tentara

Tentara yang Diperas oleh Negaranya Sendiri

10 Juli 2025
Firaun, Benjamin Netanyahu

Firaun Tak Kalahkan Musa, Netanyahu Takkan Kalahkan Gaza

9 Juli 2025
Gaza

Dari Era Pra Hijrah ke Gaza: Warisan Generasi Progresif dalam Menolak Ketidakadilan

8 Juli 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 2 Bani Israil

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Syair yang Membuat Imam Ahmad Menangis

Oleh Saad Saefullah
26 Juli 2019
0
Foto: ABC

Wahai Tuhanku, inilah seorang hamba yang kembali, siapalah yang sanggup menerimanya?

Lihat LebihDetails

6 Manfaat Berteman dengan Orang Shaleh

Oleh Dini Koswarini
12 Juli 2025
0
Interview, Hadis tentang Dosa Berbohong, Teman

Dengan berteman dengan orang yang ikhlas, kita belajar untuk lebih memerhatikan pandangan Allah, bukan manusia.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.