• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 11 Juli 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Ramadhan

Semuliakah Ia Sebagai Tamu?

Oleh Ari Cahya Pujianto
4 tahun lalu
in Ramadhan
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Apa Kabar Ramadhan, Keutamaan Ramadhan, Amalan di Akhir Ramadhan, Sunnah Nabi di Waktu Maghrib, Hal yang Dianjurkan di Bulan Ramadhan, Keutamaan 10 Hari Terakhir Ramadhan, Idul Fitri

Foto: pexels

0
BAGIKAN

Oleh: Rahmat Saputra
jeparahanif@yahoo.co.id

AKTIVITAS manusia dibelahan dunia yang menyita banyak waktu dari berbagai urusannya, maka ketika akan bertemu dengan bulan yang mulia, bisa dipastikan ada yang berucap, “kayaknya baru kemaren ramadhan, udah mau ramadhan lagi!”.

Mungkin kata-kata itu menjadi perwakilan dari kalimat yang semisal, merasa heran seperti waktu setahun berjalan begitu cepat. Tamu itu kembali datang menyapa manusia yang merasa punya kewajiban memuliakan tamunya.

Dia mengetuk di setiap pintu rumah kaum muslimin, akankah ada penghuni rumah yang bersedia memuliakannya seperti tahun-tahun lalu? Ataukah dikalahkan oleh urusan dunia yang semakin menumpuk?

ArtikelTerkait

Yang Biasanya Dibeli oleh Anak-anak 90-an ketika Lebaran

7 Tips bagi Penderita GERD saat Lebaran agar Tetap Sehat dan Nyaman

Puasa Syawal Dulu Atau Puasa Qadha Ramadhan?

Apa Jawaban Taqabbalallahu Minna wa Minkum?

Namun, banyak macam manusia memperlakukan tamunya dengan cara yang menurut mereka baik. Atau memperlakukan tamu seolah tidak ada tamu yang datang. Maka muncullah klasifikasi yang ditelurkan dari fakta nyata bagaimana kaum muslimin menyambut tamu itu hingga ia pergi.

BACA JUGA: Renungan 10 Hari Terakhir Ramadhan

Secara garis besar ada tiga macam muslim dalam memuliakan tamu agung ini.

Pertama: Ia sangat gembira dengan kedatangan tamunya.

Bahkan berhari-hari sebelum kedatangannya ia persiapkan segalanya untuk menyambut dengan baik agar tidak mengecewakannya ketika nanti berpisah. Inilah yang dicontohkan oleh Rosul dan para sahabatnya.

Mereka menyambut dengan suka cita, sering berpuasa sebelumnya dan melakukan ibadah yang dianjurkan pada bulan Sya’ban.

Nabi adalah manusia yang begitu semangat sebelum ramadhan tiba. Ketika bulan itu datang, maka beliau lebih semangat lagi dari sebelumnya. Dan jika masuk pada 10 akhir dari bulan ramadhan, beliau lebih meningkatkan lagi semangatnya. Dan jika dimalam lailatul qodr tiba, kesemangatan beliau lebih besar lagi dari sebelum-sebelumnya.

Inilah hakekat pribadi mukmin yang sebenarnya. Begitu tahu akan mendapati waktu dan tempat yang mendatangkan banyak pahala, maka mereka begitu antusias menyambutnya.

Tidak ada kata untuk melewatkannya. Dan tidak ada yang mampu menghalangi mereka berjibaku dalam kesibukan memuliakannya. Apa saja jalan menuju cinta-Nya, walaupun itu membuat orang merasa kasihan jika melihat mereka, tetap mereka jalani dengan sepenuh hati.

Kedua: orang yang hanya ikut-ikutan semangat ketika ramadhan tiba.

Semua tampilan dari pakaian sampai musik berbau Islami. Merasa mereka wajib kembali kepada Allah hanya ketika ramadhan saja. setelahnya, kembali ke aktifitas maksiat. Dan orang seperti ini seolah tidak enak kalau tidak shalat tarawih atau mengaji minimal satu sampai dua ayat.

Atau juga tidak enak jika disebut orang yang tidak menghormati ramadhan. Maka bisa dibuktikan dari banyaknya jama’ah. Antara jama’ah shalat maghrib dan isya’.

BACA JUGA:  Amalkan Doa Ini di Sepuluh Terakhir Ramadhan

Hampir semua masjid penuh terisi oleh jama’ah dadakan. Baik dari laki-lakinya maupun perempuan. Namun penuhnya jama’ah ternyata hanya minggu awal saja. pada minggu selanjutnya shaff shalat semakin naik hingga mungkin sampai setengah saff saja. lalu kemana jama’ah dadakan? Mereka hanya dadakan, dan ikut-ikutan.

Semangat diawal, dan sampai dipertengahan seperti daun yang berguguran dari rantingnya.

Ketiga: orang yang sama sekali tidak berpengaruh akan datangnya tamu Allah.

Mereka tidak menjamunya dengan baik. Bahkan tidak merasa bahwa ada tamu agung datang dan mengetuk rumah mereka. Orang ini lebih buruk dari macam manusia sebelumnya. Dia seolah tak mau tahu keutamaan dari bulan yang mulia tersebut.

Dia menjadi manusia yang banyak membuang kesempatan berharga, yang jika dibandingkan dengan kesibukan dalam urusan dunianya sama sekali terlihat remeh. Orang seperti ini telah tertipu dengan kesenangan palsu dunia. Merasa bahwa kesenangan didapat dari mengumpulkan banyak harta dan meninggalkan akhirat.

“Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS. Al-Hadid: 20).

Ini menjadi bahan intropeksi bagi diri kita, dimanakah letak posisi kita sebagai muslim? Apakah kita memuliakan tamu yang sebentar lagi datang dengan baik? Apakah memuliakan tamu hanya sekedar ikut-ikutan, dan setelah tamu meninggalkan pemilik rumah dia berubah drastis, sama seperti sebelum tamu itu datang?

BACA JUGA: 3 Waktu Mustajab untuk Berdoa di Bulan Ramadhan

Atau kita seperti macam yang ketiga, sama sekali tidak berpengaruh, datang atau tidak datangnya tamu? Padahal bulan ramadhan sangat mempengaruhi pribadi muslim. Menjadi bulan penggemblengan yang ampuh, dan mampu mengubah muslim bermental taqwa.

Maka tamu yang datang hanya setahun sekali ini, sudah barang tentu kita tak tahu akan bertemu dengan tamu agung ini ditahun yang akan datang. Bayangkanlah kita ibarat lilin yang banyak dalam keadaan menyala.

Ada yang panjang dan pendek. Manakah yang akan lebih mati awal? Kita biasa menduga bahwa lilin yang akan cepat mati adalah lilin yang pendek. Tapi jangan dikira, bahwa yang panjang pun justru bisa lebih cepat mati dari pada yang pendek. Karena bisa jadi dia tertiup angin kencang lalu mati. Itulah perumpamaan kita.

Bisa jadi kita tidak akan bertemu lagi pada bulan ramadhan setelahnya. Karena tidak ada yang menjamin umur seeorang yang hidup sampai besok. Dan tidak ada yang tahu orang yang lebih muda maut lebih cepat menjemput dari pada yang tua. Jadi, marilah kita jadikan ramdhan ini, seperti kita akan meninggalkannya dan tidak bertemu lagi setelahnya. Dengan ini semoga kita menjadi manusia yang lebih semangat lagi dalam memburu pahala demi mencapai Ridho-Nya.

Wallahu a’lam bisyowab. []

Ditulis di Pulau Terong, Batam, kepulauan Riau.

Tags: Ramadhantamu mulia
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ini 6 Lembaga yang Sediakan Layanan Zakat Fitrah secara Online

Next Post

Jagalah Allah, Niscaya Dia akan Menjagamu

Ari Cahya Pujianto

Ari Cahya Pujianto

Hanya Pemuda Akhir Zaman yang Berharap Ridha dan Ampunan Allah Swt

Terkait Posts

Lebaran

Yang Biasanya Dibeli oleh Anak-anak 90-an ketika Lebaran

30 Maret 2025
gerd

7 Tips bagi Penderita GERD saat Lebaran agar Tetap Sehat dan Nyaman

30 Maret 2025
Puasa, Sunnah Puasa Ramadan, Puasa Syawal

Puasa Syawal Dulu Atau Puasa Qadha Ramadhan?

30 Maret 2025
Hukum Mengucapkan Selamat Tahun Baru Hijriyah, Jawaban Taqabbalallahu Minna wa Minkum

Apa Jawaban Taqabbalallahu Minna wa Minkum?

30 Maret 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

otak, brain rot, cerdas, IQ

5 Negara dengan Rata-Rata IQ Terendah Menurut Penelitian

Oleh Yudi
11 Juli 2025
0

Keutamaan Bismillah, faedah zikir, cara memperbaiki diri dalam Islam, sebaik-baik manusia, penyakit rohani, tempat curhat terbaik, Kisah Mualaf, cara meningkatkan iman, Harap dan Takut, ihsan, ulama, gila, nafsu, dosa, maksiat, taubat

Untuk Para Pendosa yang Gemar Bertaubat

Oleh Yudi
11 Juli 2025
0

babi, Makanan Haram

Hukum Memakan Makanan Haram tapi Tidak Mengetahuinya

Oleh Dini Koswarini
11 Juli 2025
0

Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam, shalat tahajud, Bangun Malam, Surah Al-Baqarah, Shalat Witir, Shalat Malam

Paksakan Bangun Shalat Malam

Oleh Haura Nurbani
10 Juli 2025
0

Ngabuburit, Prinsip Kebahagiaan, Muslim yang Bersyukur, Ikhlas, Target, Rahasia

5 Hal yang Harus Selalu Kamu Jadikan Rahasia dalam Hidup

Oleh Saad Saefullah
10 Juli 2025
0

Terpopuler

Ciri-ciri Darah yang Sudah Rusak yang Bisa Dikenali oleh Diri Sendiri

Oleh Dini Koswarini
10 Juli 2025
0
Puasa, Sakit Kepala, Darah

Berikut adalah ciri-ciri darah yang sudah ‘rusak’ atau tidak sehat yang bisa secara umum dikenali oleh diri sendiri.

Lihat LebihDetails

Syair yang Membuat Imam Ahmad Menangis

Oleh Saad Saefullah
26 Juli 2019
0
Foto: ABC

Wahai Tuhanku, inilah seorang hamba yang kembali, siapalah yang sanggup menerimanya?

Lihat LebihDetails

5 Hal yang Harus Selalu Kamu Jadikan Rahasia dalam Hidup

Oleh Saad Saefullah
10 Juli 2025
0
Ngabuburit, Prinsip Kebahagiaan, Muslim yang Bersyukur, Ikhlas, Target, Rahasia

Para ulama salaf juga banyak menasihati agar kita lebih banyak menyimpan sesuatu untuk diri sendiri, sebagai rahasia cukup Allah saja...

Lihat LebihDetails

Paksakan Bangun Shalat Malam

Oleh Haura Nurbani
10 Juli 2025
0
Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam, shalat tahajud, Bangun Malam, Surah Al-Baqarah, Shalat Witir, Shalat Malam

Saudaraku... Ada satu ibadah yang berat, namun memiliki cahaya paling terang: shalat malam.

Lihat LebihDetails

Hukum Sedekah dengan Harta yang Haram

Oleh Dini Koswarini
15 April 2024
0
Umar bin Khattab, Hukum Jual Beli Kredit, Kesalahan saat Bersedekah, infak, Keutamaan Sedekah, Zainul Abidin, Hukum Sedekah dengan Harta yang Haram, Sedekah Subuh, Pintu Sedekah, Hak Waris, Abdurrahman bin Auf, Kaya, Sahabat Nabi, Sedekah, Tanda Akhir Zaman, Utsman bin Affan, Harta

Apa hukum sedekah dengan harta yang haram?

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.