• Redaksi
  • Iklan
  • Disclaimer
  • Copyright
Jumat, 20 Mei 2022
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result
Home Ramadhan

Semuliakah Ia Sebagai Tamu?

by Ari Cahya Pujianto
1 tahun ago
in Ramadhan
Reading Time: 3 mins read
0
Apa Kabar Ramadhan, Keutamaan Ramadhan, Amalan di Akhir Ramadhan

Foto: pexels

Oleh: Rahmat Saputra
[email protected]

AKTIVITAS manusia dibelahan dunia yang menyita banyak waktu dari berbagai urusannya, maka ketika akan bertemu dengan bulan yang mulia, bisa dipastikan ada yang berucap, “kayaknya baru kemaren ramadhan, udah mau ramadhan lagi!”.

Mungkin kata-kata itu menjadi perwakilan dari kalimat yang semisal, merasa heran seperti waktu setahun berjalan begitu cepat. Tamu itu kembali datang menyapa manusia yang merasa punya kewajiban memuliakan tamunya.

Dia mengetuk di setiap pintu rumah kaum muslimin, akankah ada penghuni rumah yang bersedia memuliakannya seperti tahun-tahun lalu? Ataukah dikalahkan oleh urusan dunia yang semakin menumpuk?

Namun, banyak macam manusia memperlakukan tamunya dengan cara yang menurut mereka baik. Atau memperlakukan tamu seolah tidak ada tamu yang datang. Maka muncullah klasifikasi yang ditelurkan dari fakta nyata bagaimana kaum muslimin menyambut tamu itu hingga ia pergi.

BACA JUGA: Renungan 10 Hari Terakhir Ramadhan

Secara garis besar ada tiga macam muslim dalam memuliakan tamu agung ini.

Pertama: Ia sangat gembira dengan kedatangan tamunya.

Bahkan berhari-hari sebelum kedatangannya ia persiapkan segalanya untuk menyambut dengan baik agar tidak mengecewakannya ketika nanti berpisah. Inilah yang dicontohkan oleh Rosul dan para sahabatnya.

Mereka menyambut dengan suka cita, sering berpuasa sebelumnya dan melakukan ibadah yang dianjurkan pada bulan Sya’ban.

Nabi adalah manusia yang begitu semangat sebelum ramadhan tiba. Ketika bulan itu datang, maka beliau lebih semangat lagi dari sebelumnya. Dan jika masuk pada 10 akhir dari bulan ramadhan, beliau lebih meningkatkan lagi semangatnya. Dan jika dimalam lailatul qodr tiba, kesemangatan beliau lebih besar lagi dari sebelum-sebelumnya.

Inilah hakekat pribadi mukmin yang sebenarnya. Begitu tahu akan mendapati waktu dan tempat yang mendatangkan banyak pahala, maka mereka begitu antusias menyambutnya.

Tidak ada kata untuk melewatkannya. Dan tidak ada yang mampu menghalangi mereka berjibaku dalam kesibukan memuliakannya. Apa saja jalan menuju cinta-Nya, walaupun itu membuat orang merasa kasihan jika melihat mereka, tetap mereka jalani dengan sepenuh hati.

Kedua: orang yang hanya ikut-ikutan semangat ketika ramadhan tiba.

Semua tampilan dari pakaian sampai musik berbau Islami. Merasa mereka wajib kembali kepada Allah hanya ketika ramadhan saja. setelahnya, kembali ke aktifitas maksiat. Dan orang seperti ini seolah tidak enak kalau tidak shalat tarawih atau mengaji minimal satu sampai dua ayat.

Atau juga tidak enak jika disebut orang yang tidak menghormati ramadhan. Maka bisa dibuktikan dari banyaknya jama’ah. Antara jama’ah shalat maghrib dan isya’.

Loading...

BACA JUGA:  Amalkan Doa Ini di Sepuluh Terakhir Ramadhan

Hampir semua masjid penuh terisi oleh jama’ah dadakan. Baik dari laki-lakinya maupun perempuan. Namun penuhnya jama’ah ternyata hanya minggu awal saja. pada minggu selanjutnya shaff shalat semakin naik hingga mungkin sampai setengah saff saja. lalu kemana jama’ah dadakan? Mereka hanya dadakan, dan ikut-ikutan.

Semangat diawal, dan sampai dipertengahan seperti daun yang berguguran dari rantingnya.

Ketiga: orang yang sama sekali tidak berpengaruh akan datangnya tamu Allah.

Mereka tidak menjamunya dengan baik. Bahkan tidak merasa bahwa ada tamu agung datang dan mengetuk rumah mereka. Orang ini lebih buruk dari macam manusia sebelumnya. Dia seolah tak mau tahu keutamaan dari bulan yang mulia tersebut.

Dia menjadi manusia yang banyak membuang kesempatan berharga, yang jika dibandingkan dengan kesibukan dalam urusan dunianya sama sekali terlihat remeh. Orang seperti ini telah tertipu dengan kesenangan palsu dunia. Merasa bahwa kesenangan didapat dari mengumpulkan banyak harta dan meninggalkan akhirat.

“Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS. Al-Hadid: 20).

Ini menjadi bahan intropeksi bagi diri kita, dimanakah letak posisi kita sebagai muslim? Apakah kita memuliakan tamu yang sebentar lagi datang dengan baik? Apakah memuliakan tamu hanya sekedar ikut-ikutan, dan setelah tamu meninggalkan pemilik rumah dia berubah drastis, sama seperti sebelum tamu itu datang?

BACA JUGA: 3 Waktu Mustajab untuk Berdoa di Bulan Ramadhan

Atau kita seperti macam yang ketiga, sama sekali tidak berpengaruh, datang atau tidak datangnya tamu? Padahal bulan ramadhan sangat mempengaruhi pribadi muslim. Menjadi bulan penggemblengan yang ampuh, dan mampu mengubah muslim bermental taqwa.

Maka tamu yang datang hanya setahun sekali ini, sudah barang tentu kita tak tahu akan bertemu dengan tamu agung ini ditahun yang akan datang. Bayangkanlah kita ibarat lilin yang banyak dalam keadaan menyala.

Ada yang panjang dan pendek. Manakah yang akan lebih mati awal? Kita biasa menduga bahwa lilin yang akan cepat mati adalah lilin yang pendek. Tapi jangan dikira, bahwa yang panjang pun justru bisa lebih cepat mati dari pada yang pendek. Karena bisa jadi dia tertiup angin kencang lalu mati. Itulah perumpamaan kita.

Bisa jadi kita tidak akan bertemu lagi pada bulan ramadhan setelahnya. Karena tidak ada yang menjamin umur seeorang yang hidup sampai besok. Dan tidak ada yang tahu orang yang lebih muda maut lebih cepat menjemput dari pada yang tua. Jadi, marilah kita jadikan ramdhan ini, seperti kita akan meninggalkannya dan tidak bertemu lagi setelahnya. Dengan ini semoga kita menjadi manusia yang lebih semangat lagi dalam memburu pahala demi mencapai Ridho-Nya.

Wallahu a’lam bisyowab. []

Ditulis di Pulau Terong, Batam, kepulauan Riau.

Tags: Ramadhantamu mulia
ShareSendShareTweet



loading...
loading...
Previous Post

Ini 6 Lembaga yang Sediakan Layanan Zakat Fitrah secara Online

Next Post

Jagalah Allah, Niscaya Dia akan Menjagamu

Ari Cahya Pujianto

Ari Cahya Pujianto

Hanya Pemuda Akhir Zaman yang Berharap Ridha dan Ampunan Allah Swt

Related Posts

salaman di idul fitri, Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, Hari Raya

Paling Bahagia di Hari Raya

3 Mei 2022
Sunnah Puasa Ramadhan

5 Sunnah Puasa Ramadhan

1 Mei 2022
makanan haram, Halal dan Thayyib, Hal yang Dibolehkan ketika Puasa, Puasa Qadha, Utang Puasa Ramadhan

10 Hal yang Dibolehkan ketika Puasa, Lho!

30 April 2022
Apa Kabar Ramadhan, Keutamaan Ramadhan, Amalan di Akhir Ramadhan

4 Amalan di Akhir Ramadhan

29 April 2022
Please login to join discussion
Advertisements

Ramadhan

agar tidak diganggu setan, merasa sial, kematian

Beribadah hanya Bisa di Rumah, Apakah Tetap Bisa Mendapatkan Lailatul Qadar?

by Yudi
2:09 pm
0

...

Ilustrasi. Foto: FIF

Orang yang Sengaja Batalkan Puasa?

by Sodikin
2:06 pm
0

...

Sahabat Berusia Muda, ahli surga, melihat masjid sunah harian

Kapan Waktu Masuk dan Keluar Masjid untuk I’tikaf?

by Eneng Susanti
7:00 pm
0

...

Ilustrasi: Islampos

Apa Perbedaan Zakat, Infaq, dan Sedekah?

by Yudi
7:38 am
0

...

Foto: Psychology Today

Marah, Apakah Membatalkan Puasa?

by Adam
5:25 am
0

...

ADVERTISEMENT
Facebook Twitter Youtube Pinterest

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.