ISRAEL–Sejarawan Israel berpengaruh Benny Morris, profesor departemen studi Timur Tengah dari Universitas Ben-Gurion di Negev, Israel, telah meramalkan masa depan yang suram bagi pendirian Negara Israel.
“Hari ini saja ada lebih banyak orang Arab daripada orang Yahudi antara laut (Mediterania) dan Yordania. Seluruh wilayah tidak dapat dihindari menjadi satu negara dengan mayoritas Arab,” kata Morris dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh surat kabar Israel Haaretz, Kamis (17/1/2019).
BACA JUGA:Â PLO Tangguhkan Pengakuan terhadap Negara Israel
“Israel masih menyebut dirinya negara Yahudi, tetapi situasi di mana kita memerintah orang yang diduduki yang tidak memiliki hak, tidak dapat bertahan di abad ke-21, di dunia modern. Dan begitu mereka memiliki hak, negara tidak akan lagi menjadi Yahudi. Aku tidak mengerti bagaimana kita bisa keluar dari itu,” tambah Morris.
Morris, yang terluka oleh peluru artileri Mesir pada tahun 1969, dikeluarkan dari militer untuk akhirnya menjadi salah satu sejarawan berpengaruh Israel.
Menggambarkan dirinya sebagai “sayap kiri” dan “Zionis,” Morris adalah bagian dari kelompok kontroversial sejarawan revisionis Israel, yang secara terbuka mengakui dan membela peristiwa-peristiwa seperti pengusiran warga Palestina tahun 1948 yang sekarang dikenang sebagai Hari Nakba.
BACA JUGA:Â Sekte Yahudi Ini Menentang Berdirinya Negara Israel, Kok Bisa?
“Sebuah negara Yahudi tidak akan terwujud tanpa pencabutan 700.000 warga Palestina. Oleh karena itu perlu untuk mencabut mereka. Tidak ada pilihan selain mengusir penduduk itu,” kata Morris dalam wawancara dengan Haaretz pada 2004. []
SUMBER: PRESSTV