• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Sabtu, 16 Januari 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Sedekah Sepuluh Ribu Rupiah Terakhir

Redaktur Yudi
9 bulan ago
in Tsaqofah
Reading Time: 3min read
0
Sedekah Sepuluh Ribu Rupiah Terakhir

Ilustrasi: Unsplash

MENJELANG shalat Isya, seorang wartawan duduk kelelahan di halaman sebuah masjid. Perutnya bertalu-talu karena keroncongan. Kepalanya clingak-clinguk mencari tukang jual makanan, tapi tak kunjung menemukannya. Dari wajahnya, tampak gurat-gurat kekecewaan.

Usut punya usut, si Wartawan ini tengah kecewa berat karena gagal bertemu dengan seorang tokoh yang hendak diwawancarai. Betapa tidak kecewa, sejak siang hari dia sudah “mengejar-ngejar” tokoh tersebut. Siang hari, mereka janji bertemu di sebuah kantor.

BACA JUGA: 4 Keutamaan Bersedekah di Hari Teristimewa

Beberapa saat sebelum waktu pertemuan itu berlangsung, tokoh penting ini mendadak membatalkan janji, ada acara mendadak katanya. Militansinya sebagai seorang wartawan untuk mendapatkan berita telah membuat pria muda ini mendatangi hotel tempat si Pejabat meeting. Dua jam lamanya, dia menunggu. Namun sial, si Pejabat itu keluar dari pintu samping hotel sehingga tidak sempat bertemu sang Wartawan.

Tidak mau patah arang, dia segera mencari tahu di mana keberadaan pejabat itu. Dia pun mendapatkan informasi bahwa orang yang dicarinya itu sudah pulang ke rumahnya di sebuah kompleks perumahan elite. Tanpa banyak berpikir, sang Wartawan tancap gas. Dengan motornya yang sudah agak butut, dia mendatangi perumahan tersebut. Walau harus tanya sana-tanya sini, akhirnya dia bisa sampai ke rumah si Pejabat.

“Aduh maaf, Mas, Bapaknya barusan pergi lagi. Ada pertemuan lagi katanya. Tapi, Bapak nggak bilang di mananya,” kata si penghuni rumah.

Lunglailah kaki si Wartawan. Dia pun pergi. Berkali-kali dia coba mengontak si pejabat, tetapi berkali-kali pula ponselnya tidak diangkat. Sudah terbayang di benaknya kalau nanti malam dia akan ditegur atasannya karena tidak mampu mendapatkan berita. Perutnya yang keroncongan seakan menambah derita.

Saat duduk di masjid itulah, dia melihat seorang kakek yang baru saja menunaikan shalat maghrib. Dipandanginya kakek itu. Tampangnya sangat tidak meyakinkan: tinggi, kurus, jambang putihnya tidak terurus, pakaiannya sangat sederhana dan sudah luntur warnanya, sandal jepitnya pun sudah butut.

Kakek itu menghampiri sebuah tanggungan kayu bakar. Lalu, mengambil topi dan duduk melepas lelah takjauh dari tempat si Wartawan. Kerutan wajahnya yang hitam terbakar matahari seakan tampak makin mengerut karena kelelahan.

“Cep, peryogi suluh henteu? Peserlah suluh anu Bapa, ieu ti enjing-enjing teu acan pajeng!” kata Pak Tua kepada si Wartawan. Maksudnya, dia menawarkan kayu bakar yang dibawanya karena sejak dari pagi tidak laku-laku.

“Punten Bapa, abdi di Bumi teu nganggo suluh (Maaf Bapak, saya di rumah tidak menggunakan kayu bakar),” jawabnya.

“Oh muhun, teu sawios. Mangga atuh, Bapa tipayun, (Oh iya, nggak apa-apa. Kalau begitu permisi, Bapak duluan),” ujar Pak Tua penjual kayu bakar itu.

Sebelum Pak Tua itu pergi, si Wartawan segera mengambil dompet. Dilihatnya hanya ada uang sepuluh ribu, satu-satunya, plus beberapa keping uang receh. Itulah hartanya yang tersisa pada hari itu untuk makan dan membeli bensin. Namun, semua itu dia abaikan. Dia berikan uang sepuluh ribu itu kepada Pak Tua. Walau awalnya menolak, tapi akhirnya dia menerimanya pula.

Sambil menahan tangis haru, Pak Tua berkata, “Hatur nuhun Kasep, tos nulungan Bapak. Mugi-mugi Gusti Alloh ngagentosan kunu langkung ageung (Terima kasih, Cakep, sudah menolong Bapak, semoga Gusti Allah menggantinya dengan yang lebih besar).” Ternyata, Bapak ini sejak pagi belum makan dan tidak punya uang untuk pulang.

Loading...

Selembar sepuluh ribu telah mengubah segalanya. Dia telah sudi memasukkan rasa bahagia kepada saudaranya yang tengah kesusahan, Allah SWT pun langsung membalasnya dengan memasukkan rasa bahagia yang berlipat-lipat ke dalam hatinya.

Rasa lapar, penat, dan hati dongkol yang sebelumnya mendominasi dirinya langsung hilang sirna berganti kelapangan dan kebahagiaan. Uang sepuluh ribu itu benar-benar memberikan kepuasan yang sensasinya sulit terlupakan. Dia tidak bisa berkata apa-apa selain dari tetesan air mata bahagia. “Terima kasih, ya Allah, engkau telah memberiku rezeki sehingga bisa berbagi,” gumamnya.

BACA JUGA: 5 Keutamaan Sedekah, Mulai dari Hapus Dosa hingga Lipat Gandakan Harta

Tak lama kemudian, datanglah karunia yang kedua. Ponselnya tiba-tiba berbunyi, dilihatnya sebuah pesan dari atasannya kalau dia tidak perlu lagi mengejar si Pejabat karena ada narasumber lain yang lebih kompeten yang siap diwawancara seorang rekannya. Dia hanya memberi penugasan untuk meliput sebuah acara syukuran di salah satu hotel berbintang.

Karunia Allah yang ketiga pun segera datang. Di sela-sela acara liputan di hotel itu, sang Wartawan dipersilakan oleh panitia untuk menikmati hidangan mewah yang tersedia sepuasnya. Menjelang pulang, dia mendapatkan sebuah doorprize dan beberapa buah bingkisan sebagai ucapan terima kasih dari pihak penyelenggara. “Malam yang indah …,” ujarnya. []

Tags: rezekiSedekah
Yudi

Yudi

Related Posts

Rezeki Mencari Pemiliknya

Rezeki Mencari Pemiliknya

16 Januari 2021
Jangan Tertipu, Jika Tidak Mau Menyesal

Laki-laki Sejati Itu…

16 Januari 2021
Buah Zuriat, Benarkan Mampu Membantu Program Kehamilan?

Buah Zuriat, Benarkan Mampu Membantu Program Kehamilan?

16 Januari 2021
18 Cara Menghafal Alquran dan 6 Teknik Menghafal

18 Cara Menghafal Alquran dan 6 Teknik Menghafal

16 Januari 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
Waktu Sahur, Ini Doa dan Zikir yang Dibaca Rasulullah SAW

Waktu Sahur, Ini Doa dan Zikir yang Dibaca Rasulullah SAW

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Syekh Ali Jaber dan Habib Ali Assegaf Wafat, 2 Hari Berturur-Turut Indonesia Kehilangan 2 Sosok Ulama
Nasional

Syekh Ali Jaber dan Habib Ali Assegaf Wafat, 2 Hari Berturur-Turut Indonesia Kehilangan 2 Sosok Ulama

Redaktur Eneng Susanti
8 menit ago
Siasati Kendala, Raih Hikmah Jalani LDR
Note

Kalau Istri Ngambek, Gombal No 33!

Redaktur Dini Koswarini
48 menit ago
Rezeki Mencari Pemiliknya
Tsaqofah

Rezeki Mencari Pemiliknya

Redaktur Yudi
1 jam ago
Jangan Tertipu, Jika Tidak Mau Menyesal
Ekonomi

Laki-laki Sejati Itu…

Redaktur Sodikin
2 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add