• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 19 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Opini

Santri dan Tantangan Revolusi Industri 4.0

Oleh Rifki M Firdaus
7 tahun lalu
in Opini
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Saifal/Islampos

Foto: Saifal/Islampos

1
BAGIKAN

Oleh: Fakhri Fauzan Azhari
S1 di STAIPI Bandung Jurusan Komunikasi dan penyiaran Islam

SANTRI secara umum adalah sebutan bagi seseorang yang belajar agama islam di pesantren. Menurut bahasa, term santri berasal dari bahasa sansekerta, “shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan “sastra” yang berarti kitab suci, agama, dan pengetahuan. Ada pula yang mengatkan santri berasal dari kata “cantrik” yang artinya para pembantu begawan atau resi, seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut.

Akan tetapi lebih jauh dari pada itu, figur santri adalah pandangan hidup tentang seluruh sistem kepercayaan dan keyakinan, dikatakan bahwa santri disebut sebagai manusia lahir-batin. Istilah tersebut muncul karena santri percaya bahwa manusia terdiri dari dua dimensi yang tak terpisahkan, yakni dimensi lahir dan dimensi batin.

BACA JUGA: Saat Pimpin Apel dan JJS, Bupati Pringsewu Jelaskan 6 Rukun Santri

ArtikelTerkait

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

Benarkah Umar bin Khattab Pernah Menguburkan Anak Perempuannya Hidup-hidup Sebelum Masuk Islam?

Leasing, Benarkah Mengandung Praktik Riba?

Ihwal Perilaku Shadenfreude

Dimensi lahir manusia mencakup aspek-aspek kehidupannya yang bersifat indrawi, kasatmata, dan logis seperti daya intelektual, kemampuan, keterampilan, etos kerja, prestasi dan lain-lain. Sedangkan dimensi batin mencakup hal-hal yang tidak kasat mata, seperti moralitas dan spiritualitas.

Filosofi seperti inilah yang kemudian memunculkan khittah sistem pendidikan pesantren yang memadukan dua dimensi manusia tersebut. Yaitu sistem Tarbiyah yang berorientasi pada aspek batin dalam ranah moral spiritual, serta sistem Ta’limiyah yang berorientasi pada aspek lahir dalam ranah skill intelektual.

Dewasa ini, dimana perkembangan zaman semakin pesat, seorang santri tentu haruslah bisa beradaptasi dan melakukan perubahan. Santri dituntut memiliki intelektualitas yang luas, yang bisa menggabungkan antara kehidupan dunia dan akhirat. Era sekarang tantangan santri sangat berbeda, dengan kemajuan zaman dan perkembangan globalisasi. Disamping menekuni kajian keagamaan yang sangat kental, seperti kajian kitab kuning, moral, tatakrama, tawadhu, santri harus mengimbanginya dengan kemampuan intelektualnya.

Kini, santri akan dihadapkan dengan era milenail. Bahkan lebih dari itu, dunia akan memasuki babak baru yang dihuni oleh generasi post-milenial, yakni satu strip diatas milenial. Generasi yang hidup dalam kemajuan informasi dan teknologi ini tentu saja memiliki pola hidup berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Perubahan besar-besaran akan terjadi di berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali dunia pendidikan. Dalam hal ini pesantren pun akan mengalami tantangan baru untuk bisa tetap berdiri ditengah-tengah generasi milenial.

BACA JUGA: Ketika Sandal Gus Dur Dicuri Santri

Santri generasi milenial kini mempunyai tantangan menyambut revolusi industri 4.0. Era revolusi industri keempat sebenarnya sudah mulai ditapaki yang ditandai dengan digitalisasi. Salah satunya artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, yang semakin berkembang saat ini. Bukan hanya untuk industri, AI juga dikembangkan untuk mempermudah kehidupan manusia. Selain AI, terdapat teknologi lain yang menjadi penopang industri 4.0, yakni internet of things, human-machine interface, teknologi robotik dan sensor.

Teknologi tersebut menjadi tanda bahwa di era ini, aspek-aspek kehidupan akan memasuki dunia virtual, efek dari penerapannya adalah efisiensi produksi dan terjadi peningkatan produktivitas serta daya saing. Layaknya koin yang memiliki dua sisi, revolusi industri 4.0 tak hanya membawa keuntungan bagi sektor industri, tapi juga merupakan tantangan baru.

Dunia yang telah memasuki era revolusi industri 4.0 nampaknya bukan lagi isapan jempol belaka, maka santri haruslah mampu dan terbuka menghadapi tantangan kemajuan teknologi era revolusi industri 4.0 ini. Lantas bagaimana kita bisa bertahan dan beradaptasi di era revolusi industri 4.0 ini? Formula apa yang mesti dimiliki oleh santri milenial guna menghadapi era tersebut?

Tentu ada sebuah formula khusus guna menghadapi revolusi industri 4.0 ini, formula tersebut bernama 21st century skills yang bermuatan 4C, yakni critical thinking, creativity, collaboration, dan communication.

Pertama critical thinking, santri haruslah berpikir kritis melihat dunia luar. Ilmu harus digali secara lebih luas serta mendalam, mampu memahami sebuah problem yang rumit serta mampu mengkoneksikan berbagai informasi sehingga memunculkan berbagai perspektif yang kemudian memunculkan sebuah gagasan dan solusi. Akan tetapi santri harus tetap berpegang kepada akidah.

Kedua creativity, kreativitas juga harus ditunjukan dengan cara membuat terobosan dan menemukan seuatu yang baru. Kreativitas akan sangat tegantung kepada pemikiran kreatif seseorang, kreativitas dapat menghasilkan hal-hal baru yang biasanya bernilai ekonomis, hal ini akan membuat santri berdaya dalam bidang industri. Bagaimana bisa berasing bila tidak dapat menciptakan hal yang baru?

Ketiga collaboration, santri pasti sadar dan tahu bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang Allah ciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku (Al-Hujurat : 13), memiliki jaringan luas serta berkolaborasi alias saling bekerjasama, dan bersinergi menyatukan potensi dengan sesama.

Dan yang terakhir adalah communication, merupakan salah satu kunci sukses dalam hidup ini, banyak sekai problem bermunculan yang hanya berawal dari miscommunication, dan seorang santri tidak akan terlihat cerdas jika tidak bisa menyampaikan gagasannya dengan baik, apalagi jika dalam berkhutbah atau ceramah, seorang santri dituntut memiliki retorika komunikasi yang handal, maka keterampilan komuniakasi sangatlah penting

Itulah senjata untuk menghadapi revolusi industri 4.0, dengan menerapkan formula 4C ini, maka santri diharapkan memiliki kemampuan yang mumpuni untuk bersaing dan mengantisipasi perubahan yang cepat di era revolusi industri 4.0 ini, hanya ada dua pilihan, beradaptasi atau mati! []

OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.

Tags: Idnustri 4.0Santri
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Buntut Pembakaran Mapolsek, Kapolda Aceh Copot Kapolsek Bendahara

Next Post

Pembakar ‘Bendera Simbol Tauhid’ Minta Maaf kepada Masyarakat dan Umat Islam

Rifki M Firdaus

Rifki M Firdaus

Terkait Posts

wanita bekerja, manfaat menulis dengan tangan, Freelancer

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

16 Mei 2025
Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Yahudi

Benarkah Umar bin Khattab Pernah Menguburkan Anak Perempuannya Hidup-hidup Sebelum Masuk Islam?

13 Mei 2025
Leasing

Leasing, Benarkah Mengandung Praktik Riba?

23 April 2025
Musailamah al-Kazzab, Tipe Manusia di Akhir Zaman, ibadah, Sifat Sumber Dosa, Orang yang Tidak Diajak Bicara Allah, Paradoks, syahwat, Muhammadiyah, InsyaAllah, takdir, Nasihat Ibnul Qayyim, Hisab, Buruk, Keutamaan Tauhid, Macam Cemburu, Tauhid, sumpah palsu, Politik, Fitnah, Perkara Akhir Zaman, dosa, pengangguran, Maksiat, Sebab Murtad, Larangan, Maksiat, Jiwa, Ulama, Musuh, Dosa Besar, Kaum Khawarij, Cara Rasulullah Redakan Amarah,Kemaksiatan, Dosa Besar, Rasulullah, Kejahatan Abu Lahab, Bahaya Hasad, Perkara yang Mendatangkan Keburukan, Dampak Buruk Maksiat, Shadenfreude, Ciri Penjilat di Dunia Kerja, Suami yang Ringan Tangan

Ihwal Perilaku Shadenfreude

15 April 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Rezeki, Sunnah, Pintu Surga, malaikat, Muslim yang Bersyukur, Miskin, Rezeki

Manfaat Mencari Rezeki dan Memberi Nafkah untuk Seorang Lelaki

Oleh Dini Koswarini
19 Mei 2025
0

Malaysia

Berapa Gaji Rata-rata di Malaysia?

Oleh Yudi
19 Mei 2025
0

Surat An Nisa, aurat berat, wanita, neraka, keperawanan

8 Cara Muslimah Menjaga Keperawanan: Fitnah Akhir Zaman

Oleh Yudi
19 Mei 2025
0

wanita, shalat, pakaian

7 Jenis Pakaian yang Tak Boleh Dipakai saat Shalat: Panduan dari Syariat Islam

Oleh Yudi
19 Mei 2025
0

Ramadhan

Kuisioner: Seberapa Jujur dan Bertanggung Jawab Anda tentang Keterlambatan ke Tempat Kerja?

Oleh Dini Koswarini
19 Mei 2025
0

Terpopuler

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Dalam Islam, Mengapa Harus Mencukur Bulu Organ Intim?

Oleh Saad Saefullah
30 Januari 2017
0
mencukur bulu kemaluan, Manfaat Mencukur Bulu Kemaluan

Di antara fitrah adalah mencukur bulu kemaluan, mencukur kuku dan memendekkan kumis

Lihat LebihDetails

Jakarta Islamic School (JISc) Difitnah, Pemilik Siap Ambil Langkah Hukum

Oleh Saad Saefullah
18 Mei 2025
0
Mam Fifi, JISc

“Ini fitnah keji dan tidak berdasar,” tegas Mam Fifi. Ia mengajak masyarakat untuk tidak mempercayai informasi palsu dan tetap fokus...

Lihat LebihDetails

3 Cara Allah Mengabulkan Doa

Oleh Haura Nurbani
18 Mei 2025
0
Khauf dan Roja, Manfaat Shalawat bagi Hati, syukur, tawakal, Qadha, Keutamaan Doa di Akhir Sepertiga Malam, Langkah Taubat, Orang yang Dicintai Allah, Cara Menyelidiki Keimanan, Adab Berdoa, Basmallah, Doa

Bagaimana cara Allah mengabulkan doa seorang Muslim? 

Lihat LebihDetails

Apa Akibat Tidak Olahraga selama Sebulan bagi Laki-laki?

Oleh Saad Saefullah
17 Mei 2025
0
Penyebab Perut Bunci pada Laki-laki, Cara Mengecilkan Perut yang Buncit, Akibat Menahan Kentut, Penyebab Gagal Ginjal, Perut Buncit, Perut Buncit, Perut Kembung, Fakta Diabetes, Cara Menyembunyikan Perut yang Buncit, Gemuk, Penyebab Kanker Prostat, Olahraga

Tidak olahraga selama sebulan dapat berdampak cukup signifikan bagi kesehatan fisik dan mental, terutama bagi laki-laki.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.