• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 25 September 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Kolom

Sanad Kitab

Oleh Yudi
2 tahun lalu
in Kolom
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
perawi hadits

Foto ilustrasi: Freepik

0
BAGIKAN

KALAU antum temukan istilah “kajian kitab bersanad”, itu harus dipahami bahwa maksudnya adalah pengajar kajian itu memiliki sanad riwayah yang bersambung antara dia dan penulis kitab, dan sanad yang sama melalui jalur sang pengajar akan diberikan ke hadirin yang mengikuti kajian.

Sanad Kitab 1

Perlu dipahami, di masa lalu kitab itu tidak dicetak dengan mesin cetak dalam jumlah besar-besaran, apalagi disebarkan dalam bentuk pdf secara gratis. Ia disalin satu demi satu dengan tangan.

Dan untuk memverifikasi ketepatan hasil tulisan tersebut dengan tulisan yang ditulis oleh muallifnya, maka perlu dicek ke muallifnya, baik dengan dibacakan isi teks yang benar oleh muallifnya, atau penyalin yang membacakan pada muallifnya, atau sekadar menyalin dari salinan muallifnya kemudian “diijazahkan” oleh sang muallif, dan seterusnya.

ArtikelTerkait

Belajar Teknologi Semut

Keteguhan Kabilah Quraisy pada Agama Nabi Ibrahim Dibandingkan Bani Israel

Kisah Nabi Nuh, Mental yang Kuat dalam Mendidik Anak

Perjalanan Leluhur Rasulullah ï·º di Antara Bangsa Besar di Dunia

BACA JUGA: Pentingnya Sanad dalam Berilmu

Dan itu berlangsung dari generasi ke generasi. Itulah yang kita kenal dengan sanad kitab. Jadi sanad kitab itu lebih ke verifikasi dan penjagaan ketepatan isi kitab yang diriwayatkan dan disalin, sesuai dengan yang ditulis atau didiktekan oleh muallif. itu sisi ilmiahnya.

Adapun di masa sekarang, saat proses verifikasi kitab secara ilmiah lebih mengandalkan tahqiq manuskrip, dan kitab dicetak dan disebarkan besar-besaran dengan mesin cetak, maka sisi ilmiah “sanad kitab” itu sudah berkurang. Lebih-lebih, banyak yang memiliki sanad kitab, tapi tak pernah berupaya mengecek kecocokan naskah kitab yang ia miliki dengan milik gurunya.

Boleh dikatakan, “sanad kitab” saat ini lebih banyak ke tabarruk (mengambil berkah), karena nama kita disandingkan dengan nama para ulama dan shalihin, yang semoga kita dihitung menjadi bagian dari mereka. Sekaligus menjaga tradisi ilmiah dalam dunia Islam, meski urgensinya sendiri sudah jauh berkurang.

Apakah punya “sanad kitab” berarti ia pasti alim dan menguasai isi kitab tersebut dengan baik? Jawabannya, belum tentu dan tidak talazum.

Pertama, sanad kitab itu babnya riwayat, ketepatan transmisi lafazh dan tulisan, bukan kualitas ilmu dan pemahaman.

Kedua, kadang orang mendapatkan sanad kitab hanya dari satu majlis pengijazahan kitab, yang kitabnya dibaca secara cepat tanpa penjelasan yang memadai. Bahkan banyak juga, cuma diijazahkan tanpa dibacakan.

Ketiga, bahkan seandainya kitab itu diajarkan dalam majlis ilmu dan mulazamah sampai khatam, baru diberikan sanad riwayat kitab tersebut, belum pasti juga yang mendapatkannya punya pemahaman paripurna terhadap isi kitab dan cabang ilmu yang dibahas.

BACA JUGA: Ketika Orientalis dan Sejarawan Nasrani Akui Kehebatan Ilmu Sanad

Sebagai contoh, kita semua rata-rata mulazamah ilmu matematika dari SD, SMP dan SMA. Apakah semua kita memahami seluruh teori matematika yang diajarkan dengan baik? Mampukah kita semua menjelaskan tentang sin cos tan dengan baik? Padahal kita semua sudah lulus SMA. Begitu juga dengan kajian ilmu syar’i.

Jadi “sanad kitab” ini perlu didudukkan pada posisi yang tepat. Tidak direndahkan dan dicibir, karena bagaimana pun, ia ada faidahnya dan merupakan tradisi umat Islam yang perlu dilestarikan.

Tapi jangan juga mengglorifikasikannya secara berlebihan, seakan pemiliknya itu telah mewarisi ilmu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau ilmu para imam di era salaf. Jangan-jangan ia hanya seperti keledai yang memanggul tumpukan kitab. Yang dibawanya memang kitab yang berisi ilmu, tapi ia sendiri adalah keledai yang tidak memahami isi kitab yang ia bawa.

Wallahu a’lam. []

Facebook: Muhammad Abduh Negara

Tags: ilmusanadSanad IlmuSanad Kitab
ShareSendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Amalan Kecil Agar Didoakan Malaikat Tiap Pagi

Next Post

Jangan Anggap Sepele Perbuatan Baik, Meski Hanya Singkirkan Duri di Jalan

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Hukum Membunuh Semut, Nabi Sulaiman, Nabi Ibrahim

Belajar Teknologi Semut

22 September 2023

Keteguhan Kabilah Quraisy pada Agama Nabi Ibrahim Dibandingkan Bani Israel

17 September 2023
Nabi Nuh, Bahtera Nabi Nuh

Kisah Nabi Nuh, Mental yang Kuat dalam Mendidik Anak

13 September 2023
Said bin Zaid, Umar bin Khattab, Rasulullah

Perjalanan Leluhur Rasulullah ï·º di Antara Bangsa Besar di Dunia

12 September 2023
Please login to join discussion

Terbaru

Nabi Musa di Madyan, Doa Nabi Ayyub, Nasihat Nabi Adam

5 Nasihat Nabi Adam kepada Putranya, Nabi Syits

Oleh Haura Nurbani
24 September 2023
0

Nabi Adam sengaja memilih Syits sebab anaknya yang satu ini memiliki kelebihan dari segi keilmuan.

Gulai Otak, Paradoks, Sedekah Politik

Sedekah Politik

Oleh Saad Saefullah
24 September 2023
0

Jadi, asalnya makna siyasah (politik) tersebut diterapkan pada pengurusan dan pelatihan gembalaan.

AI

AI dalam Timbangan Agama dan Budaya Indonesia

Oleh Saad Saefullah
24 September 2023
0

Esensi AI menjelma alat penggunaan tidak menjadikannya penggerus kebudayaan.

anies, pilpres

Anies Baswedan Tanggapi soal Kemungkinan Pilpres Dua Poros

Oleh Yudi
24 September 2023
0

"Kayak dulu saja ketika di Jakarta, nomornya nomor 3, enak nomor 3 tapi random ya, lotere. Tapi nanti kita lihat...

Terpopuler

Tidak ada konter tersedia
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.