• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 2 April 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar

6 Prinsip Taat pada Pemimpin Menurut Ahlu Sunnah Wal Jama’ah

Oleh NISA WAHIDAH
2 tahun lalu
in Syi'ar
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Prinsip taat kepada pemimpin

Foto: Unsplash

0
BAGIKAN

SEBELUM kita menjelaskan tentang bagaimana prinsip taat kepada pemimpin, kita awali dulu penjelasan siapa mereka Amirul Mukminin?

Barangsiapa memegang kekuasaan, dan kondisi sosial menjadi stabil pada saat kekuasaannya, maka dia dinamakan Amirul Mukminin, baik berkuasanya itu dengan cara syar’i atau tidak. Yang dimaksud dengan syar’i adalah pemimpin yang ditunjuk langsung oleh imam sebelumnya.

BACA JUGA: Kedudukan Perempuan pada Masa Sebelum Datangnya Islam

Seperti yang terjadi pada kekhalifahan ‘Umar bin Al-Khattab, atau dia terpilih melalui musyawarah ahlu halli wa al ‘aqdi, seperti ‘Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

ArtikelTerkait

Keutamaan Syukur ketika Diberi Ujian, Allah ingin Anda Lebih Kuat

Hukum Celak bagi Laki-Laki

Makna Surah Yasin 65: Mulut Dikunci, Kaki dan Tangan yang Akan Jadi Saksi

Jangan Sampai Terlewat, Wudhu Dulu Sebelum Mandi Junub

Adapun jalan yang tidak syar’i adalah dengan menggunakan kekuatan dan senjata sehingga kondisi sosial stabil ditangannya, maka dia juga dinamakan Amirul Mukminin yang wajib kita taati.

Al-Imam Ahmad bin Hanbal berkata, ‘’Barangsiapa yang menang atas peperangan dengan menggunakan pedang sehingga ia menjadi seorang khalifah (pemimpin) yang dinamakan Amirul Mukminin, maka haram bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk melewati malamnya dengan tidak menganggapnya sebagai seorang pemimpin, baik dia orang yang shaih maupun jahat.’’ (Al-Ahkam As-Sulthaniyah karya Abu Ya’la)

Berikut enam prinsip taat kepada pemimpin menurut Ahlu Sunnah Wal Jama’ah:

1 Prinsip Taat Kepada Pemimpin: Meyakini Wajibnya Bai’at Terhadap Penguasa

Prinsip taat kepada pemimpin
Foto: Unsplash

Ketahuilah bahwa orang yang menjadi khalifah secara sukarela, dimana manusia sepakat dan ridha kepadanya, atau karena khalifah tersebut dapat menundukkan mereka dengan kekuatan sehingga ia menjadi khalifah, maka mereka wajib taat kepada pemimpin dan haram keluar dari ketaatan kepadanya.

Bai’at hanyalah kepada khalifah atau Amirul Mukminin, tidak kepada yang lainnya, dan tidak berarti setiap kaum muslimin harus mendatangi Amirul Mukminin atau wakilnya untuk berjabat tangan, tapi cukup untuk meniatkan dan meyakini kewajibannya,.

BACA JUGA: 7 Tokoh Muslim yang Dikenal sebagai Penjelajah Dunia

Sebab tidak pernah diceritakan bahwa ketika Abu Bakar, Umar, Utsman, atau Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah, kaum muslimin berbondong-bondong mendatangi mereka untuk berjabat tangan, tapi yang membai’at mereka secara langsung hanyalah ahlul halli wal ‘aqdi (Orang yang dapat memutuskan dan mengikat).

2 Prinsip Taat Kepada Pemimpin: Menaati Mereka dalam Perkara yang Ma’ruf

Prinsip taat kepada pemimpin
Foto: Unsplash

Termasuk dari prinsip Ahlu Sunnah Wal Jama’ah, mereka berpendapat bahwa wajib taat kepada pemimpin kaum muslimin selama mereka tidak menyuruh kepada kemaksiatan. Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ ۚ فَاِ نْ تَنَا زَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَـوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa’ [4]: 59)

3 Prinsip Taat Kepada Pemimpin: Memberi Nasihat Kepada Mereka dengan Cara yang Baik

Prinsip taat kepada pemimpin
Foto: Unsplash

Menasihati penguasa hendaklah dengan menggunakan adab dan retorika tersendiri, jangan sampai disamakan dengan menasihati rakyat biasa. Hendaklah lemah lembut, secara diam (tidak terang-terangan), tidak menyebut-nyebut keburukan dan kesalahan mereka di khalayak ramai dan di atas mimbar.

Sebagaimana dijelaskan dalam sabda Nabi ﷺ :

‘’Barangsiapa yang ingin menasihati penguasa dengan suatu perkara, maka janganlah dia menampakkannya secara terbuka, tapi hendaklah dia menggenggam tangannya dan mengajaknya berduaan dengannya, jika ia menerima darinya, maka itulah yang diharapkan, dan jika tidak, maka ia telah menunaikan kewajibannya terhadapnya.’’ (HR. Ahmad dan Ibnu Ashim)

4 Prinsip Taat Kepada Pemimpin: Tidak Mengadakan Kudeta (Pemberontakan)

Prinsip taat kepada pemimpin
Foto: Unsplash

Ahlu Sunnah Wal Jama’ah mengharamkan keluar dan memberontak kepada pemimpin mereka jika pemimpin berbuat dosa selain kekufuran, hendaklah sabar jika hal tersebut terjadi, karena Nabi ﷺ memerintahkan agar taat kepada mereka dalam segala hal selain maksiat, dan tidak boleh memeranginya selama tidak melakukan kekufuran yang nyata, mereka tidak boleh diperangi sehingga nampak kekufuran yang nyata dan kejelasan yang dapat dibuktikan.

5 Prinsip Taat Kepada Pemimpin: Mendoakan Mereka dengan Kebaikan

Prinsip taat kepada pemimpin
Foto; Unsplash

Mendoakan para pemimpin dengan kebaikan, hidayah dan istiqamah adalah termasuk cara yang ditempuh salafus shalih.

Al-Imam Al-Barbahari berkata: ‘’Jika anda melihat orang yang mendoakan keburukan kepada pemimpin, ketahuiah bahwa ia termasuk pengikut hawa nafsu, namun bila anda melihat orang yang mendoakan kebaikan kepada seorang pemimpin, ketahuilah bahwa ia termasuk ahlu sunnah.’’

6 Prinsip Taat Kepada Pemimpin: Tidak Mudah dalam Mengakfirkan Mereka

Prinsip taat kepada pemimpin
Foto: Unsplash

Takfir adalah merupakan hak Allah, maka tidak boleh dilontarkan kecuali kepada orang yang berhak dikafirkan. Karena mengkafirkan seseorang dengan sembrono tanpa hujjah, maka kekufuran itu akan kembali kepada yang menuduh. Nabi bersabda:

‘’Barangsiapa yang mengatakan kepada saudaranya, ‘Wahai kafir’, maka (tuduhan tersebut) akan kembali kepada salah satu dari keduanya.’’(Muttafaq Alaih). []

Referensi: Kumpulan Khutbah/Drs. Hartono A. Jaiz/Darul Haq 2008

Tags: KepadapemimpinprinsipTaat
ShareSendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kau Akan Bersama Orang yang Kau Cintai, 5 Kisah Energi Cinta Allah SWT

Next Post

Inilah 3 Cara Melestarikan Alam dalam Ajaran Islam

NISA WAHIDAH

NISA WAHIDAH

Terkait Posts

Hukum Muslim Meninggalkan Shalat Fardhu, keutamaan syukur

Keutamaan Syukur ketika Diberi Ujian, Allah ingin Anda Lebih Kuat

2 April 2023
Foto: Unsplash

Hukum Celak bagi Laki-Laki

1 April 2023
Makna Surah Yasin

Makna Surah Yasin 65: Mulut Dikunci, Kaki dan Tangan yang Akan Jadi Saksi

30 Maret 2023
Wudhu Dulu Sebelum Mandi Junub

Jangan Sampai Terlewat, Wudhu Dulu Sebelum Mandi Junub

30 Maret 2023
Please login to join discussion

Terbaru

Cara Mudah Bangun Shubuh, imsak

Imsak, Sebenarnya Bagaimana Hukumnya di Bulan Ramadhan? Apakah Masih Boleh Makan-Minum?

Oleh Haura Nurbani
2 April 2023
0

Adapun istilah imsak 10 menit seperti tercantum dalam beberapa kalender belum dapat divonis sebagai suatu bid’ah.

KPK, rafael alun

Artis Inisial R Terseret Kasus Pencucian Uang Rafael Alun, Diduga Dipakai Bisnis Produk Kecantikan

Oleh Yudi
2 April 2023
0

Raffi Ahmad turut disorot karena mempunyai hubungan kerja dengan menantu Rafael Alun, Jeremy Imanuel Santoso.

menikah

Kisah Haru Pasangan Menikah di RS, Penuhi Keinginan Terakhir Istri

Oleh Yudi
2 April 2023
0

Eko menuturkan istrinya sakit lupus SLE, membuat keduanya harus menikah di Rumah Sakit Sari Asih, Serang, Banten.

pakaian bekas

Viral Postingan Pakaian Bekas Sitaan Dibawa Pulang karena Abang Kerja di Dirkrimsus, Kini Diusut Polisi

Oleh Yudi
2 April 2023
0

Trunoyudo juga menegaskan Polda Metro Jaya berkomitmen menindak kasus importasi pakaian bekas ini secara konsisten sesuai undang-undang.

Terpopuler

Onani Tidak Keluar Mani, Bagaimana Hukum Puasa Saya?

Oleh Amang Dede
5 Juni 2017
0
Foto: Amber Freda

Boleh jadi, mani akan keluar setelah beberapa lama Anda berupaya menahannya.

Lihat Lebih

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Amang Dede
30 September 2020
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat Lebih

Tidak Diawali dengan Bismillah, Bagaimana Cara Membaca Surah At-Taubah?

Oleh Dini Koswarini
18 Desember 2022
0
Surah At-Taubah

Berikut beberapa alasan mengapa surah At Taubah tidak diawali dengan bismillah.

Lihat Lebih
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Update Contents
Islampos We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications