• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Jumat, 16 Mei 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Wacana

Poligami dan 2 Ustadz Muda

Oleh Adam
7 tahun lalu
in Wacana
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Aldi/Islampos

Foto: Aldi/Islampos

344
BAGIKAN

 

Oleh: Yusuf Maulana
Kontributor Islampos, Tinggal di Yogyakarta

TIDAK disangka, ustad muda yang kami kenal lama sudah piawai memimpin Shalat Malam di acara-acara mahasiswa di Yogyakarta itu mengecewakan sang guru. Dia pun harus diusir lantaran soal menikah. Meski sudah beristri, diam-diam ustad muda itu menikah siri sebanyak dua kali, tanpa mengindahkan etika di organisasi dakwahnya. Bahkan, di tempat peraduan barunya, diulanginya lagi nikah siri, kali ini dengan seorang pelajar SMA.

Saya membayangkan betapa hancur hati sang istri yang pernah memaafkan sang suami kala diam-diam menikahi mahasiswi di Yogyakarta dulu. Padahal, sang istri sudah memberikannya keturunan. Saya tidak ingin menghakimi ustad muda itu, kendati tidak menyetujui perilakunya. Yang bisa saya lakukan sebatas memetik hikmah di balik perilakunya. Semoga saja saya bisa menjaga perasaan istri dan anak-anak saya untuk tidak melalimi mereka atas nama kebaikan.

ArtikelTerkait

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

Ga Bisa Baca Hadist

Gendong Ala Drakor

Pada usia sang ustad, teringatlah saya pada Buya Hamka. Soal wanita, Hamka yang masih bergelora layaknya anak muda, tidak terpisah dari sosok sang ayah, Dr.Abdul Karim Amrullah alias Haji Rasul. Seperti diceritakan Rusydi Hamka dalam Pribadi dan Martabat Buya Prof Dr Hamka (1981: 1-20), umur 19 tahun sepulang berhaji, Hamka terima bujukan sang paman, Haji Yusuf Amrullah, bahwa pernikahan Hamka bisa menjadi obat pelipur lara sang ayah yang kala itu berduka. Duka akibat tiga sebab: rumah di Padang Panjang hancur akibat gempa; pelajar-pelajar di Thawalib membangkang akibat pengaruh komunisme; Belanda mengintip gerak-geriknya.

Sebenarnya, kepulangan Hamka dari berhaji saja sudah menjadi kebahagiaan ayahandanya. Demikian kata Haji Yusuf. Tapi, sang paman meminta Hamka untuk mengobati kegundahan hati sang ayah.

“Bagaimana saya mengobatinya?” tanya Hamka, polos.

“Engkau harus kawin. Buyamu gembira bila mempunya menantu,” jawab Haji Yusuf. Sang paman lantas memberitahukan bahwa Haji Rasul telah menunangkan Hamka dengan seorang gadis dari kampung tetangga bernama Siti Raham.

Dua tahun kemudian, pada umur Hamka 21 tahun dan Siti Raham 15 tahun resmilah keduanya selaku suami dan istri.

Tujuh tahun kemudian, Haji Rasul punya rencana buat Hamka. Dimintanya si anak kesayangan untuk mengikuti jejaknya: berpoligami. Hamka yang trauma dengan perceraian ayahandanya dengan sang bunda memilih untuk kabur! Ya, dia diam-diam hijrah ke Medan. Padahal, ketika itu, tahun 1936, Hamka masih punya amanah, yakni mengelola Kulliyatul Muballighin (lembaga pengader ulama di bawah Muhammadiyah) yang didirikannya; apalagi saat hijrah, baru saja akan memulai tahun ajaran baru.

Hamka memilih lari ke Medan untuk menjadi awak redaksi Pedoman Masyarakat, kendati ia dicibir karena dianggap tidak tahan hidup miskin di Padang Panjang. Padahal, alasan kepindahannya itu bukan soal periuk dapur, melainkan soal anjuran ayahandanya.

“Saya terjepit antara pendirian dan ketaatan kepada orangtua,” tutur Hamka kepada muridnya, Agus Hakim, 30 tahun kemudian setelah kejadian, sebagaimana dimuat dalam Kenang-kenangan 70 Tahun Buya Hamka (1979: 61-62).

Ayahanda Hamka ketika itu, papar Hamka kepada Hakim, “memaksaku agar aku beristri seorang lagi; hal itu amat berat bagiku akan menerimanya.”

Hamka tidak menolak poligami, tapi ia menarik pelajaran dari pengalaman orangtuanya, khususnya sang ibu kandung.

“Ibuku yang menderita akibat ayahku beristri banyak. Nasib kami anak-anak yang kadang-kadang kurang terurus, karena ayah hanya asyik menghabiskan hari dengan tipak dan giliran isri-istrinya.”

Toh kendati tidak setuju dan merasakan derita akibat poligami Haji Rasul, Hamka tetap hormat pada ayahanda sekaligus gurundanya itu. Di dalam alinea-alinea akhir buku tipis karyanya, Kedudukan Perempuan dalam Islam (1983), Hamka menyitir  jasa Haji Rasul dalam soal pembuatan shigat ta’liq.

“Coba lihat di sini. Bukankah ini satu jasa yang besar dari seorang Ulama Besar terhadap hak wanita. Supaya terlepas dari aniayaan laki-laki?” Tulis Hamka.

Memang, ustad muda yang saya kenal di awal tulisan ini belumlah sekaliber Hamka. Soal amalan diterima, Allah jualah yang tahu. Yang saya tahu, pada seusianya, Hamka sudah berani bersikap untuk tidak berpoligami, sementara ustad muda tadi memilih untuk aktif—untuk tidak mengatakan agresif—menikahi wanita lain; itu pun dengan jalan tidak ahsan. []

Tags: PerspektifPoligamiUstadz
Share344SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Mandi, dan Tentara Mongol

Next Post

Inilah Situs-Situs yang Pernah Berdiri di Bukit Suci Yerusalem

Adam

Adam

Dengan Ilmu, engkau berani bertindak dan dapat menahan diri untuk diam

Terkait Posts

Nggak Ada Obat, Potongan Rambut Laki-laki yang Tidak Diperbolehkan dalam Islam

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

13 Desember 2024
Damaskus

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

8 Desember 2024
Kitab Taurat, Hadist, Bani Israil

Ga Bisa Baca Hadist

10 Agustus 2024
Sikap Suami yang Harus Disyukuri Istri, , Nikah, Tips yang Harus Dikuasai Istri Agar Suami Betah di Rumah, Sifat Istri yang Mendatangkan Rezeki bagi Suami, Drakor

Gendong Ala Drakor

10 Agustus 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

wanita bekerja, manfaat menulis dengan tangan, Freelancer

Freelancer Muslim Zaman Now: Halalkah Gigs dan Remote Work Menurut Syariah?

Oleh Dini Koswarini
16 Mei 2025
0

Antisemit, Yahudi, Israel

Serangan Kilat, Terusirnya Yahudi dari Kota Madinah

Oleh Saad Saefullah
16 Mei 2025
0

Kebiasaan yang Akan Menyebabkan Miskin Selamanya, Bahaya Stroke, Bahaya Akibat Sering Terkena Angin Malam, Miskin

Panduan Hidup Miskin yang Dijamin Anti Gagal”

Oleh Haura Nurbani
15 Mei 2025
0

Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam, shalat tahajud

Ciri-ciri Orang yang Sering Shalat Tahajud

Oleh Haura Nurbani
15 Mei 2025
0

Dosa Suami terhadap Istri, Kuisioner Test Kejujuran

Kuisioner Test Kejujuran

Oleh Haura Nurbani
15 Mei 2025
0

Terpopuler

Adakah Penduduk Indonesia yang Masih Mendapatkan Gaji hanya 2 Juta / Bulan?

Oleh Saad Saefullah
14 Mei 2025
0
Uang Istri, sedekah, gaji

Jumlah pasti penduduk Indonesia yang berpenghasilan sekitar Rp2 juta per bulan tidak tersedia secara langsung.

Lihat LebihDetails

Jenis-jenis Karbohidrat yang Lebih Berbahaya daripada Gula

Oleh Dini Koswarini
15 Mei 2025
0
Akibat Terlalu Sering Minum Minuman yang Manis, Karbohidrat

Berikut ini adalah jenis-jenis karbohidrat yang bisa lebih berbahaya daripada gula biasa, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan dan tanpa kontrol.

Lihat LebihDetails

Tanda-tanda Ginjal Bermasalah, yang Bisa Kenali Mulai dari Kepala hingga Kaki

Oleh Haura Nurbani
15 Mei 2025
0
Bahaya Jantung ketika Sudah Kotor Lebaran, Ginjal

Menyadari gejala ini sejak dini penting untuk mencegah kerusakan ginjal yang lebih parah.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

Ciri-ciri Orang yang Sering Shalat Tahajud

Oleh Haura Nurbani
15 Mei 2025
0
Tahajjud, Amalan di Pagi Hari, Shalat Taubat, Renungan, Tahajjud, Shalat Malam, shalat tahajud

Orang yang sering shalat tahajud biasanya memiliki ciri-ciri khas dalam kepribadian, akhlak, dan ruhiyahnya.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.