• Redaksi
  • Iklan
  • Disclaimer
  • Copyright
Rabu, 18 Mei 2022
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result
Home Ibrah

Pisang Neng, Mateng di Pohon

by Dini Koswarini
2 tahun ago
in Ibrah
Reading Time: 2 mins read
0
Foto: Facebook

Foto: Facebook

“PISANG neng, mateng di pohon!”

Kakek, penjual pisang yang sering mangkal di pasar Cileungsi, menghampiri begitu aku turun dari mobil.

“Saya belanja dulu ya Kek, nanti balik baru beli.”

“Iya Neng, Kake tungguin yaa!”

Aku mengunci mobil dengan remote, lalu berjalan dengan sedikit jinjit, karena semalam hujan, jadi pasar agak becek.

Belanja di fress market sih jauh lebih nyaman, tapi harganya selangit boo, beda jauh dengan di pasar tradisional ini, meskipun yaa harus relah berbecek ria.

Setelah belanja, aku pulang. Dalam perjalanan menuju Kota Wisata, macetnya minta ampun.

BACA JUGA: Kok Blewahnya Murah Bi, yang Lain Jual 5000?

Saat di depan pom bensin, aku lihat banyak pisang yang tergantung, tiba-tiba aku ingat janjiku pada si kakek penjual pisang.

Astaghfirullah, mau putar balik, tapi macet.

Pikiranku bercabang, jika tidak balik, bagaimana kalau si kakek terus menunggu.

Tapi, kalau nunggu lama, kan si kakek pasti bosan, dan pulang. Gak mungkin dia tunggu sampai pasar bubar, batinku.

Macet belum juga usai, rasa lapar juga menyerang. Bayangan kakek tua, dengan kopiah miring, dengan kemeja putih yang usang terus menari dipikiranku.

“Mbaak, jangan melamun dong, jalaaan, nambahin macet ajaaa!”

Loading...

Aku terkejut, kuinjak gas, mengikuti antrian panjang kendaraan. Hatiku belum juga tenang.

Aku masuk area perumahan Kota Wisata, lewat ruko Canadian. Begitu melewati jembatan, seseorang melintas, hampir saja kutabrak.

Sampai di rumah, mbak Eni menurunkan belanja. Bani ponakanku yang memanggilku ibu, keluar, dia meneriksa belanjaan.

“Ibu, gak beli pisang!”

Aku diam, terbayang wajah kakek tua, mungkin dia masih menungguku.

“Kakak mau pisang?”

Dia mengangguk, matanya penu harap. Ya Allah, jika Bani saja menyiratkan harapan, yang tiap hari bisa makan buah, bagaimana dengan si kakek, yang jualan demi memenuhi kebutuhannya sendiri, meski sudah renta.

Aku meneguk segelas air, lalu kekamar mengambil jaket dan masker.

Kupacu motor, tidak ada lagi macet. Terik matahari mampu menembus tebalnya jaketku. Tapi tidak kuhiraukan. Dipikiranku hanya ada kakek dengan kayu dipundaknya.

Tiba di pasar, hatiku pilu, bagaimana kalau aku tidak kembali, si kakek masih duduk menunggui beberapa sisir pisang uli dan raja.

“Kek, pisangnya masukin ke kantong ini ya!”

Aku berjongkok, kurentangkan kantong plastik putih, tanganku meraih lima sisir pisang.

“Jangan Neng, jangan semua, tadi kakek sudah janji sama Neng yang pake mobil item, nanti dia kecewa! Tadi juga banyak yang mau beli, tapi kakek sudah janji.”

Air mataku menetes dibalik kaca mata hitam. Kulepas masker, helm dan kaca mata.

“Kek, maafkan saya, sudah membuat kakek menunggu, kakek belum makan yaa karena nungguin saya!”

Dia melihatku dengan saksama, dari kaki hingga kepala.

BACA JUGA: Aki Penjual Cendol Tetap Berjuang

“Kok Neng berubah?”

“Iya, tadi pulang dulu, kek!”

Tidak kukatakan kalau aku lupa. Setelah membayar harga pisang, kuselipkan satu lembaran merah ke saku bajunya.

“Jangan Neng, kan pisang kakek sudah diborong!”

Tangannya, menahan tanganku. Tapi tetap kutinggalkan disakunya.

‘Inilah, kenapa salah satu ciri-ciri orang munafik menurut Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, adalah jika berjanji tidak ditepati. Karena bisa jadi, orang yang kita janji, betul-betul berharap’.  []

SUMBER: WHATSAPP GROUP | Kami kesulitan mencari penulis asli artikel ini.

 

Tags: janjikakekmunafikpenjual pisang
ShareSendShareTweet



loading...
loading...
Previous Post

9 Tanda Hati yang Mati

Next Post

Dosa Ini Disegerakan Hukumannya di Dunia

Dini Koswarini

Dini Koswarini

Related Posts

akibat Berbuat Maksiat

5 Akibat Berbuat Maksiat

17 Mei 2022
Penghuni Surga Paling Akhir

Penghuni Surga Paling Akhir

16 Mei 2022
preman

Kiayi Ajak Preman Shalat Jumat

14 Mei 2022
Sejarah Terciptanya Mie Instan, ibu

Ibu dan Semangkuk Bakmi

12 Mei 2022
Please login to join discussion
Advertisements

Ramadhan

Foto: Aldi/Islampos

Jangan Ambil Ilmu dari 4 Orang Ini

by Eva F Hasan
5:55 am
0

...

Ilustrasi. Foto: PIC

Tarawih Berjemaah di Masjid atau Sendirian di Rumah, Mana yang Lebih Utama?

by Sodikin
9:00 am
0

...

Foto: Google Image

Angpau di Cina, Eidiyah di Saudi, Uang Lebaran di Indonesia

by Adam
10:45 am
0

...

Ilustrasi. Foto: 
MSN

Berniat Membatalkan Puasa tapi Tidak Jadi, Sah Tidak Puasanya?

by Eneng Susanti
1:15 pm
0

...

Obat asma. Foto: Fahmi Hassan

Kenapa Semprotan Asma Tidak Batalkan Puasa?

by Sodikin
3:00 pm
0

...

ADVERTISEMENT
Facebook Twitter Youtube Pinterest

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Ramadhan
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.