IBNU Ishaq menuturkan: Tatkala Perang Uhud telah usai, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Siapakah di antara kalian yang dapat mencari tahu kondisi Sa’ad ibn Rabi’?”
Muhammad ibn Maslamah al-Anshari pun bangkit dengan segera mencari Sa’ad.
“Wahai Sa’ad!” Ia berteriak beberapa kali namun tidak mendengar jawaban.
BACA JUGA: Sahabat yang Dimandikan Malaikat
“Wahai Sa’ad, Rasulullah mengutusku untuk mencari tahu bagaimana kondisimu.” Lanjutnya.
Muhammad ibn Maslamah pun mendapati Sa’ad sedang terluka dalam sisa-sia kehidupannya di antara mereka yang terbunuh.
Muhammad ibn Maslamah kembali menanyakan perihal kondisinya.
Dengan suara lirih, Sa’ad pun menjawab, “Aku termasuk orang yang gugur, untuk itu sampaikanlah salamku untuk Rasulullah. Beritahu bahwa Sa’ad berkata padamu, wahai Rasulullah, ‘Semoga Allah memberi engkau balasan dengan sebaik-baiknya balasan yang diterima oleh para Nabi. Beritahu juga bahwa aku dapat mencium wanginya Surga, dan kini aku telah menyelesaikan tugasku.”
Kemudian Sa’ad pun berkata, “Sampaikan salamku kepada kaummu, yakni Anshar. Beritahu mereka bahwa Sa’ad ibn Rabi’ bekata pada kalian: Tidak ada alasan bagi kalian jika kelak pada hari kiamat, Rasulullah terluka atau terbunuh, sedangkan kalian hidup dan selamat. Aku akan meminta pertanggung jawaban kalian.”
BACA JUGA: Secuil Amalan yang Mengantarkan Sahabat ke Surga
Tak berselang lama, ia pun syahid. Lalu Muhammad ibn Maslamah pun mendatangi Rasulullah dan memberi beliau kabar perihal apa yang disampaikan Sa’ad sebelum ia syahid. []
Sumber: Walid al-A’zhami, Nabi Muhammad di Hati Sahabat., hal 103, 104.