PERNIKAHANdalam Islam bukan hanya ikatan cinta antara dua insan, tetapi juga sebuah amanah besar yang penuh tanggung jawab. Setelah menikah, perempuan muslimah tidak hanya menjadi istri, tetapi juga seorang pemimpin dalam wilayah rumah tangganya—layaknya kepala negara dalam skala kecil.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka.” (HR. Bukhari no. 893 dan Muslim no. 1829)
Hadis ini menunjukkan bahwa peran perempuan dalam rumah tangga tidaklah ringan. Ia mengatur keuangan rumah, mendidik anak, mengelola makanan, merawat kesehatan keluarga, hingga menciptakan ketenangan bagi suaminya. Semuanya menuntut keahlian, kesabaran, dan keikhlasan luar biasa.
BACA JUGA: 9 Alasan Mengapa Banyak Perempuan Masih Buka Aurat Meski Tahu Itu Dilarang
1. Pemimpin yang Tidak Tampak di Podium
Berbeda dari pemimpin negara yang dilihat banyak orang, pemimpin rumah tangga sering kali tersembunyi di balik dinding rumah. Namun, efek dari kepemimpinannya sangat menentukan arah masa depan keluarga. Ia mencetak generasi—baik atau buruknya anak-anak sangat bergantung pada didikan seorang ibu.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebut, “Ibu adalah poros utama pendidikan, jika ia rusak, maka anak-anaknya pun akan rusak.” (Tuhfatul Maudud)
2. Amanah yang Mengantarkan ke Surga
Meskipun berat, tanggung jawab ini adalah jalan kemuliaan. Perempuan yang menjalankan peran rumah tangganya dengan ikhlas dan sesuai syariat akan diganjar dengan pahala besar.
BACA JUGA: 4 Ilmu Fiqih yang Wajib Diketahui oleh Perempuan
Rasulullah ﷺ bersabda, “Apabila seorang wanita salat lima waktunya, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: ‘Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang kamu kehendaki.’” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
Menjadi istri bukan peran pasif. Justru, ia adalah pemimpin sejati dalam benteng keluarga. Perempuan setelah menikah ibarat kepala negara yang harus adil, bijak, dan tegas, namun tetap lembut dan penuh cinta. Jika dijalani dengan iman dan ilmu, tugas berat ini menjadi jalan mulia menuju surga. []