• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 28 Maret 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar

Perayaan Maulid Nabi, Bagaimana Hukumnya?

Oleh Eneng Susanti
2 tahun lalu
in Syi'ar
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Ilustrasi. Foto: Pinterest

Ilustrasi. Foto: Pinterest

0
BAGIKAN

BULAN Rabiul Awal identik dengan maulid Nabi Muhammad SAW. Umat Islam di seluruh dunia pun merayakan maulid dengan suka cita. Berbagai kegiatan digelar dengan beragam adat dan budaya yang turut mewarnainya.

Perayaan maulid Nabi Muhammad SAW memang merupakan hal yang baru dan tidak ada pada masa rasul. Kendati demikian, para ulama berbeda pendapat tentang hukum menggelar perayaan maulid di bulan Rabiul Awal ini.

BACA JUGA: Fakta Seputar Peringatan Maulid Nabi

Berikut pandangan para ulama tentang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW:

ArtikelTerkait

Disebutkan Nabi ï·º dalam Hadist, Ini 3 Tips Agar Rumah Nyaman dan Penuh Berkah

3 Penderitaan bagi Orang yang Bunuh Diri, Naudzubillah!

12 Waktu Terbaik Bershalawat pada Nabi ï·º

Sedang Shalat Dipanggil Orang Tua, Lanjut Terus ataukah Batalkan?

1 Imam Ibnu Hajar Al-Asqolani

Imam Ibnu Hajar mengakui kegiatan tahunan ini merupakan perkara bid’ah. Namun, jika pelaksanaannya dilakukan dengan kegiatan baik dan menghindari amalan yang mengandung dosa, maka Maulid Nabi merupakan bid’ah hasanah (perkara baru yang baik).

“Perayaan Maulid Nabi SAW termasuk perkara bid’ah yang tidak ada contoh dari kalangan salaf generasi sahabat, tabiin dan tabiit tabiin. Akan tetapi perayaan Maulid Nabi SAW perbuatan baik dan buruk. Siapa saja yang merayakannya dan bisa melakukan perbuatan baik dan menghindari yang buruk maka ini termasuk bid’ah hasanah.”

2 Imam As-Suyuti

Perayaan maulid disebut Imam As-Suyuti sebagai bid’ah hasanah karena biasanya diisi dengan perbuatan-perbuatan baik, seperti membaca Alquran, hadist dan berkumpul bersama saudara Muslim lain.

“Menurutku bahwa perayaan Maulid Nabi SAW dengan cara berkumpulnya sekelompok manusia, membaca Alquran, membaca hadits Nabi, kemudian dihidangkan makanan untuk para hadirin maka ini termasuk perbuatan bidah hasanah yang pelakunya mendapatkan pahala. Sebab dalam perayaan tersebut ada unsur mengagungkan Nabi SAW, menampakkan kebahagiaan dan senang dengan kelahiran Nabi SAW.”

3 Imam Abu Syamah

Imam Abu Syamah juga menilai maulid nabi merupakan bid’ah yang baik karena perayaan ini muncul disebabkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

“Di antara yang termasuk bidah yang baik dizaman sekarang adalah perayaan Maulid Nabi SAW. Di dalamnya dilakukan sadaqah, kebahagaiaan dengan kelahiran Nabi SAW. Hal ini muncul karena rasa mahabbah atau cinta kepada Nabi SAW. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia diutusnya Nabi SAW kepada kita semua.”

4 Imam Ibnu Taimiyah

Maulid Nabi dijelaskan Imam Ibnu Taimiyah sebagai bid’ah yang tidak dianjurkan untuk dilakukan seorang Muslim. Hal ini karena perayaan ini tidak diajarkan dalam syariat baik di Alquran dan hadist.

“Melakukan sesuatu kebiasaan selain kebiasan syar’i seperti menghidupkan malam maulid Nabi SAW, malam bulan Rajab, bulan Dzulhijjah, hari Jumat awal bulan Rajab adalah termasuk bidah yang tidak dianjurkan ulama salaf untuk melakukannya.”

BACA JUGA: Bolehkah Puasa untuk Memperingati Maulid Nabi?

5 Imam Asy-Syatibi

Maulid Nabi dikatakan Imam Asy-Syatibi sebagai bid’ah munkaroh yang tidak boleh dilakukan seorang Muslim.

“Imam Asy-Syatibi mengatakan dalam pembahasan bidah munkaroh, diantaranya adalah gerakan gerakan khusus ketika dzikir dengan suara bersama-sama. Dan juga perayaan Maulid Nabi SAW.”

6 Syekh bin Baaz

Syekh bin Baaz menilai perayaan ini sebagai bid’ah yang tidak boleh dilakukan karena Nabi Muhammad tidak pernah melakukannya. Generasi seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali juga tidak pernah melakukannya.

“Perayaan Maulid Nabi SAW hukumnya bidah. Tidak boleh melakukannya menurut pendapat shahih dari ulama. Sebab Nabi SAW dan para sahabat tidak pernah melakukannya. Begitu juga generasi terbaik setelah mereka. Perayaan Maulid Nabi SAW baru muncul pada masa kejayaan syiah. Maka tidak boleh taqlid Kepada perbuatan syiah.” []

SUMBER: REPUBLIKA

Tags: Hukummaulid nabiUlama
ShareSendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Hukum Wanita yang Melepas Jilbab demi Pekerjaan (1)

Next Post

Surrogate Mother atau Sewa Rahim, Apa Hukumnya dalam Islam?

Eneng Susanti

Eneng Susanti

Terkait Posts

Tips Agar Rumah Nyaman dan Penuh Berkah

Disebutkan Nabi ï·º dalam Hadist, Ini 3 Tips Agar Rumah Nyaman dan Penuh Berkah

26 Maret 2023
salmon Kesemutan Terus-menerus, Kulit Biru Memar Dicubit Setan, Ujian, Agus,, jika dosa itu terlihat, Jika Dosa Itu Terlihat, takdir, Ancaman Pedih bagi Orang Bakhil , dosa besar, Sumber Penyakit Manusia, Bunuh Diri

3 Penderitaan bagi Orang yang Bunuh Diri, Naudzubillah!

25 Maret 2023
Waktu Terbaik Bershalawat pada Nabi

12 Waktu Terbaik Bershalawat pada Nabi ï·º

22 Maret 2023
Sedang Shalat Dipanggil Orang Tua

Sedang Shalat Dipanggil Orang Tua, Lanjut Terus ataukah Batalkan?

21 Maret 2023
Please login to join discussion

Terbaru

Ustadz Aad

Awal Ramadhan, Sekolah Alam Purwakarta Gelar Seminar Parenting, Hadirkan Ustadz Aad: Sudah Baligh Tapi Belum Aqil? Kok Bisa?

Oleh Amang Dede
27 Maret 2023
0

Pada seminar ini, orangtua siswa SAP turut hadir bersama beberapa peserta umum. Ustadz Aad menjelaskan mengenai komparasi aqil dan baligh.

SD Jakarta Islamic School Joglo

SD Jakarta Islamic School Joglo Raih Juara 1 dalam Program Juara Indonesia Ramadan Indosiar

Oleh Amang Dede
27 Maret 2023
0

Anak-anak hebat SD JISc Joglo ini terbentuk dari didikan guru-guru hebat yang dididik oleh Principal SD Jakarta Islamic School  JISc,...

mandi junub mandi wajib manfaat mandi air dingin, Bahaya Bangun Tidur Langsung Mandi!, Tempat yang Dilarang untuk Buang Hajat, Tempat Terlarang untuk Buang Hajat, yang Dibolehkan ketika Puasa, Tata Cara Mandi Wajib, Tata Cara Mandi Wajib, Adab saat di Kamar Mandi, Hukum Mandi Junub, Mandi Janabah, Larangan Buang Air Panas di Lubang Kamar Mandi, Hukum Puasa

Hukum Puasa bagi Orang yang Mandi Junub setelah Terbit Fajar

Oleh Haura Nurbani
27 Maret 2023
0

Ya, apa hukum puasa bagi orang yang mandi setelah terbit fajar?

tajassus, Ghibah Membatalkan Puasa

Ghibah Membatalkan Puasa?

Oleh Haura Nurbani
27 Maret 2023
0

Apakah ghibah membatalkan puasa Ramadhan seseorang?

Terpopuler

Bintang Berekor; 1400 Tahun Lalu Alquran Sudah Merincikan

Oleh Yudi
18 Desember 2020
0
Surat Al Maidah

Lalu dengan meteor atau bintang berekor  yang jatuh ke bumi, sesungguhnya fenomena itu sudah jauh-jauh hari dirincikan al-quran, yakni 1400...

Lihat Lebih

Onani Tidak Keluar Mani, Bagaimana Hukum Puasa Saya?

Oleh Amang Dede
5 Juni 2017
0
Foto: Amber Freda

Boleh jadi, mani akan keluar setelah beberapa lama Anda berupaya menahannya.

Lihat Lebih

Ketika Al-Mahdi Muncul di Akhir Zaman, Ini Tanda-tandanya

Oleh Eva F Hasan
24 Oktober 2019
0
Foto: Abu Umar/Islampos

SETIAP Muslim tentu mengetahui bahwa di akhir zaman kelak, kita akan mengalami masa kejayaan. Di mana sosok panglima pembela kebenaran,...

Lihat Lebih
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Update Contents
Islampos We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications