• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 30 Januari 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sirah

Patung Besar Itulah yang Melakukannya

Oleh Saad Saefullah
5 tahun lalu
in Sirah
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Abu Hurairah

Foto: role player guild

1.1k
BAGIKAN

NABI Ibrahim gundah bukan buatan. Ayah yang sangat dikasihinya ternyata tak mau berhenti menyembah patung berhala. Jelaslah Nabi Ibrahim ingin sekali melihat ayahnya berada dalam jalan yang benar, namun ia pun sadar sepenuhnya bahwa hidayah itu adalah di tangan Allah.  Bagaimana pun ia sepenuh hatinya berkehendak agar ayahnya mendapat hidayah, namun bila belum dikehendaki oleh Allah, maka sia-sialah keinginan dan usahanya.

Nabi Ibrahim tidak henti-henti dalam setiap kesempatan mengajak kaumnya berdialog tentang kepercayaan yang mereka anut dan ajaran yang ia bawa. Dan ternyata bahwa bila mereka sudah tidak berdaya menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Nabi Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan kebathilan kepercayaan mereka, maka dalil dan alasan yang usanglah yang mereka kemukakan yaitu bahwa mereka hanya meneruskan apa yang oleh bapak-bapak dan nenek moyang mereka lakukan.  “Sekali pun kami tidak akan melepaskan kepercayaan dan agama yang telah diwariskan oleh nenek moyang kami,” ujar mereka.

“Ini sesat,” ujar Nabi Ibrahim.

Tapi kaumnya bergeming, tetap pada pendiriannya. Nabi Ibrahim pada akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi berdebat dengan kaumnya yang berkepala batu. Sejenak, bapak para nabi itu kemudian merancang akan membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan yang nyata bahwa berhala-berhala dan patung-patung mereka betul-betul tidak berguna bagi mereka dan bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.

ArtikelTerkait

Gembala Cilik dan Abdullah bin Umar

Umar bin Khattab, Si Jago Gulat di Masa Jahiliah

Shalat Abu Bakar Ash-Shiddiq

Saudara Rasulullah, Siapa?

Adalah sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan Babylon bahwa setiap tahun mereka keluar kota beramai-ramai pada suatu hari raya yang mereka anggap sebagai keramat. Berhari-hari mereka tinggal di luar kota di suatu padang terbuka, berkemah dengan membawa bekal makanan dan minuman yang cukup. Mereka bersuka ria dan bersenang-senang sambil membiarkan kota-kota mereka kosong dan sunyi. Mereka berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut beramai -ramai menghormati hari-hari suci itu. Nabi Ibrahim yang juga turut diajak turut serta berlagak berpura-pura sakit, dan diizinkanlah ia tinggal di rumah, apalagi mereka merasa khuatir bahwa penyakit Nabi Ibrahim yang dibuat-buat itu akan menular dan menjalar di kalangan mereka bila ia turut serta.

“Inilah kesempatan yang kunantikan,” ujar Nabi Ibrahim dalam hati. Kota sudah kosong ditinggalkan penduduknya, sunyi senyap tidak terdengar apapun, kecuali suara burung-burung yang berkicau, suara daun-daun pohon yang gemerisik ditiup angin kencang. Dengan membawa sebuah kapak ditangannya, ia pergi menuju tempat peribadatan kaumnya yang sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci, dan hanya deretan patung-patung yang terlihat di serambi tempat peribadatan itu. Sambil menunjuk kepada sembahan bunga-bunga dan makanan yang berada di setiap kaki patung, berkata Nabi Ibrahim, mengejek: “Hai berhala, mengapa kau tidak makan makanan yang lezat yang disaljikan untukmuini? Jawablah aku!”

Tentu saja tak ada jawaban. Patung itu hanya menatap kosong. Kemudian mulailah Nabi Ibrahim menghancurkan patung-patung itu dengan kapak yang berada di tangannya. Patung yang besar ditinggalkannya utuh, tidak diganggu sedikitpun.  Sebelum pergi, Nabi Ibrahim mengalungkan kapaknya pada leher berhala paling besar itu. Nabi Ibrahim memandangi lagi bongkahan patung-patung yang berserakan. Ia menghela nafas. Konon, pada awalnya, patung-patung itu dibangun atas nama budaya, seni, dan penghormatan pada orang-orang baik yang ada di daerah mereka. Kenyataannya, setelah banyak generasi hilang, kini patung itu menjadi sesembahan secara simbolis.

Terperanjat dan terkejutlah para penduduk, tatkala pulang dari berpesta ria di luar kota dan melihat keadaan patung-patung mereka hancur berantakan dan menjadi potongan-potongan terserak-serak di atas lantai. Bertanyalah satu kepada yang lain dengan nada heran dan takjub, “Gerangan siapakah yang telah berani melakukan perbuatan yang jahat dan keji ini terhadap tuhan-tuhan sesembahan kita ini?”

Yang lain menjawab, “Ada kemungkinan bahwa orang yang selalu mengolok-olok dan mengejek kita yang bernama Ibrahim. Dialah yang melakukan perbuatan yang berani ini.”

Seorang yang lain menambah, “Bahkan dialah yang pasti berbuat, karena ia adalah satu-satunya orang yang tinggal di kota sewaktu kita semua berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu.”

Selidik punya selidik, akhirnya terdapat kepastian bahwa Ibrahimlah yang merusak dan memusnahkan patung-patung itu. Rakyat kota beramai-ramai membicarakan kejadian yang dianggap suatu kejadian atau penghinaan yang tidak dapat diampuni terhadap kepercayaan dan persembahan mereka. Suara marah, jengkel dan kutukan terdengar dari segala penjuru, yang menuntut agar si pelaku diminta bertanggungjawaban dalam suatu pengadilan terbuka, di mana seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya.

Dan memang itulah yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim agar pengadilannya dilakukan secara terbuka di mana semua warga masyarakat turut menyaksikannya. Karena dengan cara demikian beliau dapat secara terselubung berdakwah, seraya menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan yang ia bawa.

Hari pengadilan ditentukan dan datanglah rakyat dari segala pelosok berduyun-duyun mengujungi lapangan terbuka yang sudah disiapkan.

Ketika Nabi Ibrahim datang menghadap para hakim yang akan mengadili ia disambut oleh para hadirin dengan teriakan kutukan dan cercaan, menandakan sangat gusarnya para penyembah berhala terhadap beliau yang telah berani menghancurkan sesembahan mereka.

Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh para hakim, “Apakah engkau yang melakukan penghancuran dan merusakkan tuhan-tuhan kami?”

Dengan tenang dan sikap dingin, Nabi Ibrahim menjawab, “Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya. Cuba tanya saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya!”

Para hakim penanya terdiam sejenak seraya melihat yang satu kepada yang lainnya dan berbisik-bisik, mereka sadar bahwa Ibrahim sedang mengejek mereka. Kemudian berkatalah si hakim, “Engkau tahu bahwa patung-patung itu tidak dapat berkata, mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya?”

Berkata Nabi Ibrahim kepada para hakim itu, “Jika demikian halnya, mengapa kalian sembah patung-patung itu, yang tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan? Alangkah bodohnya kalian dengan kepercayaan dan persembahan kalian itu! Tidakkah kalia bisa berpikir dengan akal yang sehat bahwa sesembahan kalian ini adalah perbuatan yang keliru. Mengapa kalian tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kalian, menciptakan alam sekitar dan menguasai kalian di atas bumi dengan segala isi dan kekayaan. Alangkah hina dinanya kalian dengan sesembahan kalian itu.”

Semua yang hadir terdiam. Lama sekali. Mereka kembali berpandangan. Sebuah kenyataan yang menyesakkan dada, namun harus mereka akui kebenarannya. []

Tags: Ibrahimnabipatung
Share1102SendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

100 Warga Ini Sebut Indonesia Merdeka 18 agustus 1945, Kenapa?

Next Post

Rayakan Hari Jadi Kemerdekaan RI, Komunitas Ini Bagikan Nasi Kotak untuk Kaum Dhuafa

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki dengan tiga orang anak yang menyukai kisah-kisah Nabi dan para sahabat

Terkait Posts

Abdullah bin Umar

Gembala Cilik dan Abdullah bin Umar

24 Januari 2023
Kekuatan Ikhlas, Nabi Palsu, Nasihat Umar bin Abdul Aziz, Doa Rasulullah, Umar bin Khattab

Umar bin Khattab, Si Jago Gulat di Masa Jahiliah

21 Januari 2023
Adzan Terakhir Bilal Imam Hasan Al-Bashri, Abu Bakar, Abu Jahal, Nabi Muhammad, Rasulullah, Dapur Rasulullah, Abu Bakar Ash-Shiddiq

Shalat Abu Bakar Ash-Shiddiq

16 Januari 2023
Umat Nabi Musa, Abdurrahman bin Auf, Baitul Maal, Umar bin Khattab, Abu Bakar, Saudara Rasulullah,

Saudara Rasulullah, Siapa?

15 Januari 2023
Please login to join discussion

Terbaru

jokowi

Respons Cuitan Netizen soal Dinasti Jokowi, Gibran: Kok Bisa Bang

Oleh Yudi
30 Januari 2023
0

Unggahan soal dinasti itu dicuit oleh akun Twitter @el4**** dengan mengunggah kolase foto Presiden Jokowi diapit kedua putranya Kaesang dan...

pks

Pemilu Coblos Partai Lahirkan Pemimpin dari Rakyat Biasa? PKS: Tergantung Pimpinan Partai

Oleh Yudi
30 Januari 2023
0

Menurut PKS, hal tersebut bukan jaminan, karena semua bergantung kepada putusan ketum atau pimpinan sebuah partai.

kaesang

Kaesang Disebut Tertarik Terjun ke Politik, Jokowi: Saya Nggak Mempengaruhi

Oleh Yudi
30 Januari 2023
0

Kabar Kaesang Pangarep hendak terjun politik ini pertama kali disampaikan oleh kakaknya yang juga Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Tempat Terlarang Shalat, Keutamaan Shalat Sunnah

Luar Biasa, Jangan Pernah Tinggalkan, Inilah 6 Keutamaan Shalat Sunnah!

Oleh Dini Koswarini
30 Januari 2023
0

Jangan pernah tinggalkan, inilah beberapa keutamaan shalat sunnah!

Terpopuler

Mahasiswa UI yang Tewas Ditabrak Mobil Pajero Jadi Tersangka, Ini Penjelasan Polisi

Oleh Yudi
28 Januari 2023
0
mahasiswa

Latif menjelaskan, polisi memiliki alasan khusus mengapa Mahasiswa bernama Hasya yang telah meninggal dunia justru ditetapkan tersangka.

Lihat Lebih

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
30 September 2020
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat Lebih

4 Ayat Alquran tentang Keindahan Alam Semesta

Oleh Eneng Susanti
25 Februari 2022
0
Ayat Alquran yang jadi bacaan doa sebelum tidur, Ayat Alquran tentang Keindahan Alam, ayat yang mengingatkan tentang akhirat, ayat alquran tentang bersyukur

Ayat Alquran tentang Keindahan Alam

Lihat Lebih
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Update Contents
Islampos We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications