BANYAK istri yang mengeluhkan keadaan suaminya yang mereka nilai tidak bisa membawa kebahagiaan dalam rumah tangga. Bisa karena nafkah, kurangnya perhatian dan romantisme, atau suka memaksakan kehendak atau keras kepala.
BACA JUGA: Ingin Rezeki Suami Lancar? Istri Lakukan Amalan Ini
Tidak sedikit perempuan yang kemudian terpancing untuk membangkang dari para suami mereka, sebagian malah berani meminta cerai.
Suami memang pemimpin dalam rumah tangga. Ia kepala keluarga, pemberi nafkah, yang mendisplinkan keluarga sekaligus mesti berperan memberikan perlindungan dan kasih sayang. Pada istrinya, ia harus memenuhi nafkah lahir dan juga batin. Sungguh tugas yang tidak ringan.
Persoalannya adalah tidak semua suami bisa langsung seketika menunjukkan sebaik-baik peran pada istrinya. Faktanya tidak semua tabiat dan keputusan suami dalam pernikahan bisa sesuai keinginan istri dan menyenangkan mereka. Suami bisa egois, teledor, kurang peka, atau kurang tepat dalam memimpin.
Apakah dalam keadaan seperti ini lantas seorang istri dibenarkan melakukan pembangkangan? Tidak perlu taat pada suami? Atau malah berpaling dan meminta berpisah?
Rasulullah SAW. jauh-jauh hari sudah mengingatkan kita semua, suami dan istri, bahwa mencari pasangan harapan hati, tidaklah mudah. Sabdanya:
إِنَّمَا النَّاسُ كَالإِبِلِ الْمِائَةُ لاَ تَكَادُ تَجِدُ فِيهَا رَاحِلَةً
Sesungguhnya manusia seperti unta sebanyak seratus, hampir-hampir tidaklah engkau dapatkan diantara unta-unta tersebut, seekor pun yang layak untuk ditunggangi (Muttafaqun ‘alaih).
Lelaki yang hari ini menjadi pendamping Anda, para muslimah, sangat mungkin bukanlah lelaki yang persis sebagaimana yang diharapkan. Seperti sabda Nabi SAW., dari seratus unta hampir-hampir tak ada yang sesuai keinginan sebagai hewan tunggangan dan dapat membawa banyak beban.
BACA JUGA: Istri yang Durhaka
Ini adalah ujian sekaligus kesempatan merengkuh mardlotillah. Ya, suami Anda mungkin tak bisa membalas besarnya cinta dan perhatian Anda padanya. Nafkahnya mungkin tak mencukupi keinginan-keinginan Anda. Satu-satunya yang bisa membalas semua kasih sayang, perhatian, juga keletihan fisik dan emosi itu adalah Allah sang Penguasa Alam Semesta. []
SUMBER: FIQIHMUSLIMAH