• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 19 Juli 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Kolom

Orang-orang Asing yang Beruntung

Oleh Ari Cahya Pujianto
6 tahun lalu
in Kolom
Waktu Baca: 4 menit baca
A A
0
Foto: Pixabay

Foto: Pixabay

67
BAGIKAN

Oleh: Mohammad Fauzil Adhim

AKAN ada zaman ketika melaksanakan tuntunan menjadi tontonan. Akan ada masa tatkala menunaikan keta’atan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dianggap sebagai keanehan. Akan ada saat manakala bersungguh-sungguh dalam memenuhi kewajiban agama dipandang sebagai perilaku berlebihan dan bahkan melampaui batas. Akan datang suatu masa saat berpegang teguh kepada dienul Islam ini dianggap ketidakwarasan. Mereka asing di mata manusia, dan manusia pun mengasingkannya. Tetapi mereka adalah sebaik-baik manusia.

Teringatlah kita kepada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ”

ArtikelTerkait

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Tentara yang Diperas oleh Negaranya Sendiri

Firaun Tak Kalahkan Musa, Netanyahu Takkan Kalahkan Gaza

Dari Era Pra Hijrah ke Gaza: Warisan Generasi Progresif dalam Menolak Ketidakadilan

“Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana munculnya. Karena itu, beruntunglah orang-orang yang ‘asing’.” (HR. Muslim)

Jika telah tiba masanya, yang bersungguh-sungguh melaksanakan agama ini dianggap aneh. Amalan mereka tampak asing. Mereka melaksanakan amal shalih dan ‘ibadah berdasarkan tuntunan shahih dari Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam, tapi manusia mengingkari. Orang-orang yang dianggap asing dan terasingkan itu sesungguhnya justru orang yang shalih di tengah-tengah kerusakan yang menimpa ummat. Tapi sebagian besar manusia mengingkari. Hanya sedikit sekali manusia yang mendengar kata-katanya dan mengikuti apa yang dinasehatkannya.

Inilah masa ketika petunjuk yang terang dari nash (Al-Qur’an dan Sunnah) diabaikan. Nash diambil bukan untuk dalil, tapi untuk pembenaran. Inilah masa ketika orang banyak yang beramal berdasarkan perkataan-perkataan orang yang pandai bicara, meski nyata bertentangan dengan nash. Inilah masa ketika berpegang teguh pada sunnah justru dianggap meninggalkan sunnah. Mereka dicerca dan tersisih. Kebenaran bagai bara api.

Mari sejenak kita renungi nasehat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالقَابِضِ عَلَى الجَمْرِ”

“Akan datang kepada manusia masa (ketika) orang yang bersabar menjalankan agamanya di antara mereka seperti memegang bara api.” (HR. Tirmidzi)

Agama ini terasing dari ummat Islam, di antaranya bersebab semakin sedikitnya orang yang memberi nasihat dan peringatan. Inilah masa ketika majelis agama tak lagi memberi ilmu, nasehat dan peringatan. Bahkan keluh lidah para penceramah dari memperingatkan.

Inilah masa ketika orang-orang yang dijadikan anutan tak lagi memiliki muru’ah (kehormatan, wibawa). ‘Izzah (harga diri, kehormatan) dakwah runtuh. Keduanya ditukar dengan tana’um (bermewah-mewah sebagai gaya hidup). Inilah masa ketika wahn (cinta dunia takut mati) dan waham merasuk kuat, seakan muru’ah hanya tegak dengan kemewahan dan penampilan. Inilah masa ketika majelis agama berubah menjadi hiburan dan senda gurau; memberi kesenangan tanpa menumbuhkan ketaqwaan.

Manusia berlomba memegah-megahkan masjid melebihi peruntukannya. Banyak yang ramai oleh manusia, tapi kosong dari hidayah. Yang seharusnya memberi nasehat dan peringatan tak memiliki ‘izzah agama dalam dirinya, sehingga sibuk menampakkan diri menarik. Ia mengikuti mustami’in (audiens) dan tak berani menyampaikan perkara-perkara yang menyelisihi selera mustami’in. Hanya ada penuturan, tanpa peringatan. Banyak menahan nasehat bersebab senantiasa anggap ummat tidak siap, tapi tak pernah mempersiapkan mereka.

Adakah ini terjadi? Semoga belum. Ataukah ini masa yang disebutkan oleh Ibnu Mas’ud? Masa ketika orang bertekun mendalami agama untuk dunia. Mereka bersemangat mendalami agama bukan untuk kepentingan agama, tetapi untuk meraup dunia. Tak selalu berupa kekayaan, tetapi ketekunannya mendalami agama bukan untuk menegakkan agama ini.

Renungkanlah perkataan mulia ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu sebagai diriwayatkan oleh Al-Hakim:

Diriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu bahwa beliau menyebutkan sejumlah fitnah yang akan terjadi di akhir zaman. Kemudian ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu berkata kepadanya, “Kapankah itu terjadi, wahai ‘Ali?”

‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu menjawab:

إِذَا تُفُقِّهَ لِغَيْرِ الدِّيْنِ، وَتُعُلِّمَ لِغَيْرِ الْعَمَلِ، وَالْتُمِسَتِ الدُّنْيَا بِغَيْرِ الآخِرَةِ.

“Fitnah-fitnah tersebut terjadi jika fiqih dikaji sungguh-sungguh bukan karena agama, ilmu agama dipelajari bukan untuk diamalkan, serta kehidupan dunia dicari bukan untuk kepentingan akhirat,” (Riwayat Al-Hakim).

Perhatikanlah sejenak penjelasan menantu kesayangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini. Betapa berbedanya. Di masa shahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in, mereka mencari kehidupan dunia untuk akhirat. Sementara di zaman fitnah, kehidupan dunia dicari bukan kepentingan akhirat. Bahkan sebagaimana diperingatkan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, pada masa fitnah agama tersebutl, manusia justru mengejar dunia dengan amal akhirat. Maka, kelak kita akan saksikan orang bersungguh-sungguh melaksanakan shalat Dhuha maupun sedekah karena ingin mengejar dunia. Seakan Allah Ta’ala tak akan melimpahkan harta kepada kita jika meminta sebelum melakukan keduanya.

Hari ini, ada di antara sebagian manusia yang tak putus mengerjakan shalat Dhuha, tapi shalat fardhunya diletakkan di belakang.

Maafkan saya. Yang bertutur ini masih jauh dari agama. Semoga ada yang dapat kita renungi. Semoga kita belajar memuliakan agama ini. []

Tags: Ghuroba
Share67SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Saat Umat Terkena Wahn

Next Post

Kenapa Harus Berhijrah?

Ari Cahya Pujianto

Ari Cahya Pujianto

Hanya Pemuda Akhir Zaman yang Berharap Ridha dan Ampunan Allah Swt

Terkait Posts

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

14 Juli 2025
Israel, Yahudi, Gaza, Tentara

Tentara yang Diperas oleh Negaranya Sendiri

10 Juli 2025
Firaun, Benjamin Netanyahu

Firaun Tak Kalahkan Musa, Netanyahu Takkan Kalahkan Gaza

9 Juli 2025
Gaza

Dari Era Pra Hijrah ke Gaza: Warisan Generasi Progresif dalam Menolak Ketidakadilan

8 Juli 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Syair yang Membuat Imam Ahmad Menangis

Oleh Saad Saefullah
26 Juli 2019
0
Foto: ABC

Wahai Tuhanku, inilah seorang hamba yang kembali, siapalah yang sanggup menerimanya?

Lihat LebihDetails

6 Manfaat Berteman dengan Orang Shaleh

Oleh Dini Koswarini
12 Juli 2025
0
Interview, Hadis tentang Dosa Berbohong, Teman

Dengan berteman dengan orang yang ikhlas, kita belajar untuk lebih memerhatikan pandangan Allah, bukan manusia.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.