• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Sabtu, 6 Maret 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Orang Berjubah dan Bersorban Belum Tentu Shalih

Redaktur Sodikin
4 tahun ago
in Sirah
Reading Time: 2min read
0
Orang Berjubah dan Bersorban Belum Tentu Shalih

Ilustrasi. Foto: makkahmadinahonline

SUATU hari, ketika Nabi Daud sedang memberikan pelajaran akhlak kepada murid-muridnya, masuklah seorang laki-laki memakai jubah putih dan menyebarkan bau wangi. Laki-laki berjenggot itu mengucapkan salam kepada Nabi Daud, tetapi Nabi Daud tidak peduli, apalagi menjawab salamnya. Ia terus menyampaikan pelajarannya tanpa melirik sedikit pun kepada tamu yang baru datang itu.

Laki-laki tersebut lantas mengerjakan shalat sesuai dengan syariat yang berlaku pada waktu itu. Setelah melaksanakan rukuk dan sujud, laki-laki itu mengangkat kedua tangannya dan berdoa.

Nabi Daud tetap melanjutkan wejangan-wejangannya tanpa memberi kesempatan kepada tamu itu untuk berkenalan, atau para muridnya mengambil perhatian kepadanya. Semua murid Nabi Daud merasa tidak enak di depan laki-laki asing tadi, dan menganggap Nabi Daud tidak memberikan contoh yang baik.

Pria berjubah bersih tersebut terdengar menangis tersedu-sedu ketika berdoa. Sesudah itu ia berdiri, lalu keluar dari tempat peribatan mereka setelah meminta diri dengan mengucapkan salam. Namun Nabi Daud tetap tidak menaruh hormat sama sekali. Semua murid Nabi Daud sangat iba melihat nasib tamu yang malang barusan.

Maka sesudah Nabi Daud mengakhiri pelajaran tentang akhlak yang baik, salah seorang dari mereka mengajukan pertanyaan.

“Wahai, Nabiyullah. Saya ingin bertanya.”

“Tanyalah,” jawab Nabi.

“Bukankah engkau mengajarkan kepada kami untuk menghormati tamu?”

“Betul.”

“Tetapi mengapa engkau tadi tidak memperlihatkan akhlak terpuji kepada tamu?”

“Sebab dia tidak tahu budi pekerti. Apakah kalian tidak ingat bagaimana caranya memasuki majelis tatkala guru sedang mengajar? Mula-mula kaki kanan melangkah terlebih dahulu sebagai tanda menghormati tempat peribadatan kita. Kemudian tidak seharusnya dia mengucapkan salam, melainkan langsung duduk dan ikut mendengarkan.”

“Barangkali dia belum tahu tatacaranya.”

“Tapi jubah dan surbannya menunjukan seolah-olah dia orang alim, bukan? Apakah pantas kalau dia orang alim tidak mengetahui  sopan santun memasuki tempat peribadatan dan tempat mengajar?” sanggah Nabi Daud. “Orang seperti itulah yang akan menjatuhkan agama kita, karena tidak sesuai antara penampilan dan sikapnya.”

“Tapi tadi dia sembahyang lama sekali,” sahut si murid.

Loading...

“Itulah tanda kepalsuannya. Ia hanya ingin memamerkan kesalihannya, padahal dia bukan orang baik. Ia sembahyang buat kita, tidak buat Tuhan.”

“Ia berdoa panjang sambil menangis.”

“Apakah doa panjang menjamin keikhlasan? Bukankah Tuhan lebih menyukai doa yang khusyuk dan yakin? Kalau ia ingin menangis, tidak selayaknya di depan kita. Menangislah yang sedih di depan Tuhan ketika sendirian, dalam sembahyang malam pada waktu orang lain tengah lelap dan tidak melihat tangisnya.”

“Wajahnya mulus sekali seperti orang yang ikhlas. Pakaiannya serba putih melambangkan warna hatinya. Apakah ia bukan orang yang takwa?”

“Takwa tidak dilihat dari rupanya, juga tidak dilihat dari pakaiannya. Tuhan hanya melihat hati manusia, dan dinilai dari perbuatannya, sesuai atau tidak dengan syariat dan adab agama. Manusia tidak dihargai dari bungkusnya, melainkan dari isinya, dari mutu kemanusiaannya.”

Dengan penjelasan tersebut mengertilah murid-murid Nabi Daud bagaimana seharusnya menghayati agama dengan menjalankan semua ketentuannya, tidak sekedar membangga-banggakan melalui ucapan dan pernyataan.

Sumber: 30 Kisah Teladan karya KH Abdurrahman Arroisi

Tags: Jubahshalih
Sodikin

Sodikin

Related Posts

rasulullah uzlah

Bagaimana Mungkin Muhammad Ketahui Rencana Busukku? 

6 Maret 2021
Pilihlah Ibadah Paket Hemat!

Kabar tentang Rasul Akhir Zaman

5 Maret 2021
Pujian Pembawa Petaka

Ketika Kafir Quraisy Mengajak Rasulullah Bekerja Sama dalam Ibadah

5 Maret 2021
Mau Hidup Lebih Bahagia? Rutinlah Bangun Pagi

Ketika Abu Bakar dan Umar Berselisih

2 Maret 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
Jemaah Haji

Kemenag: H-2 Penutupan Pelunasan BPIH Tahap Pertama, 8,85% Jemaah Haji Belum Bayar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Muslimah Perlu Tahu, Ini 2 Nutrisi Penting untuk Atasi PMS
Dunia Wanita

Muslimah Perlu Tahu, Ini 2 Nutrisi Penting untuk Atasi PMS

Redaktur Eneng Susanti
31 menit ago
Pentingnya Belajar Bahasa Arab bagi Generasi Muda
Syi'ar

Pentingnya Belajar Bahasa Arab bagi Generasi Muda

Redaktur Yudi
1 jam ago
rasulullah uzlah
Sirah

Bagaimana Mungkin Muhammad Ketahui Rencana Busukku? 

Redaktur Sodikin
2 jam ago
9 Makanan yang Bisa Menambah Jumlah ASI (1)
Kesehatan

10 Makanan Sehat Penambah Berat Badan

Redaktur Laras Setiani
3 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add