SAAT berusia 33 tahun, Omar Ibrahim, asal China, mengislamkan anak dan istrinya, orang tua, bahkan mertua dan sepupunya.
“Saya punya terlalu banyak pertanyaan di dalam hati saya, tentang kehidupan, kematian, dan apa yang terjadi selanjutnya. Saya mulai belajar tentang Islam karena saya bertemu kaum Muslim yang baik di UEA,” kata Ibrahim, yang menjalankan bisnis pakaian di negara Arab itu.
“Saya membaca Quran dalam bahasa China, mempelajarinya selama enam bulan, dan berkata pada diri saya sendiri, ‘Saya ingin menjadi Muslim… lalu saya menelepon istri saya di China dan mengatakan datang ke sini, dan hidup kita akan berubah,” tambahnya.
Memang, kesempatan dan hidayah datang begitu saja. Omar adalah salah satunya. Sebagian warga Cina dan Filipina yang tengah merantau di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) banyak yang menyatakan diri masuk Islam.
Menurut pejabat setempat, jumlah warga asing yang masuk Islam di Dubai terus meningkat. “Setiap hari ada orang yang datang untuk masuk Islam, kadang-kadang lima orang pada satu waktu, kadang-kadang 20 orang,” kata Gao, pejabat senior di Departemen Urusan Islam Dubai (IACAD), seperti dikutip dari OnIslam.
“Selain itu banyak pula orang Filipina dan beberapa Cina,” tambahnya.
Lebih lanjut Gao mengatakan, pihaknya membuka diri kepada Muslim dan non-Muslim. “Idenya adalah untuk memberi orang informasi yang benar tentang Islam karena banyak orang telah mendapat informasi yang salah,” imbuhnya. []