• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Kamis, 28 Januari 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Oleh-Oleh Cerita Pedih dari Korban Gempa

Redaktur Eneng Susanti
2 tahun ago
in Opini
Reading Time: 2min read
0
Gempa dan Tsunami Sulteng: Di Palu Korban Tewas 384 Orang

Foto: BBC

Oleh: Jeni Magdalena Soewadi

 

Oleh-oleh cerita pedih dari teman yang berhasil selamat dari gempa maha dahsyat.

Bukan hoax, itu tanah menggulung-gulung seperti karpet.

Bukan hoax, itu rumah bisa terbelah dan terpisah ratusan meter.

Bukan hoax, itu mayat bergelimpangan tanpa busana.

Saat itu magrib,

BACA JUGA: Kisah Gempa Sulteng: Selamat setelah Terjebak di Masjid

Dia sedang menyuapi kedua anaknya, tahu-tahu bumi bergetar dengan sangat hebat. Dia menyadari gempa saat itu tidak wajar, dia langsung menarik anaknya keluar rumah, lari ke tanah lapang.

Namun apa langsung aman? Ternyata tanah tempatnya berdiripun retak-retak disertai suara gemuruh yang dia bingung dari mana. Yang jelas sangat mengerikan. Memang bukan air bah seperti di pesisir, namun bumi bisa saja langsung menelanmu seketika.

Dia lari ke arah jalan yang rumah kanan kirinya belum runtuh, dia simpulkan disitu lebih aman, namun apa daya gempa seperti mengejarnya. Di kanan kiri dia saksikan banyak orang menyebut kebesaran Tuhan, namun banyak juga anak-anak yang histeris menyaksikan orang tuanya tertimpa bangunan. Sangat sangat mengerikan dia saksikan.  Ada seorang yang dia paksa tarik untuk ikut lari, neneknya terhimpit beton namun masih sempat teriak, “tolong bawa dia”.

Hanya bukit yang dia fokuskan dalam berlari bersama dengan 3 anak kecil.

Malam tiba, dia telah sampai di perbukitan. Disana tidak sendiri, ada belasan orang yang senasib, tanpa alas kaki, penuh luka, dan dengan tangis duka karena ada yang terpisah dan kehilangan orang yang mereka sayangi. Tiada air, tiada tikar, tiada lampu, boro-boro bawa hape, bisa bawa anak lari menyelamatkan diri sudah sangat dia syukuri.

Malam pertama tidur beralaskan rerumputan. Tidur tapi mata tidak bisa terpejam. Ya, mereka semua terguncang psikisnya. Setiap ada gempa susulan dan gemuruh, anak sulungnya selalu bertanya, “ibu, apakah kita sebentar lagi mati seperti orang2?”

Loading...

Dia hanya bisa menjawab, “tidak, ayah pasti akan datang menjemput kita.”

24 jam pertama belum tercium ada bantuan masuk. Kini mereka menyadari mereka terisolir. Mau kembali, jalanpun tidak bisa dilewati lagi. Rumah sudah rata dengan tanah, pemukiman sudah lenyap.

Anak-anaknya mengeluh haus, buang air tidak bisa cebok, lapar, dingin, sakit di luka-lukanya, dan trauma yang luar biasa.

Dia berusaha jalan lagi berbondong-bondong dengan belasan orang, mencari tempat lain siapa tahu bantuan sudah datang. Anak-anak mulai dehidariasi, demam. Hanya ludah ibunya yang dioleskan supaya bibir balitanya tidak retak.

“Alhamdulilah,” sebut dia ketika bertemu dengan dua orang pemuda membawa sedus air gelas dan rerotian.

Dengan semangat mereka mendekat, namun apa yang terjadi? Segelas 5rb, rotinya juga.

Dia tengok uang di sakunya hanya ada 5rb, sambil memohon-mohon supaya anaknya saja yang dikasih. Namun dua pemuda itu tidak mengabulkan alasannya dia juga dari membeli dan tidak ada lagi untuk membeli jika itu habis, sementara bantuan belum datang.

BACA JUGA: Kisah Gempa Sulteng: Diselamatkan Adzan Maghrib

Dengan kekuatan emak, tanpa pikir panjang, dia tonjok itu pemuda. Akhirnya dibantu yang lain berhasil “merampas” air dan roti itu untuk anak-anak. Dalam hatinya tak peduli mau masuk neraka karena nonjok orang, yang ada dia harus jaga anak-anaknya dan anak-anak lain secepatnya.

Di 48 jam pertama dia masih bisa mendengar orang membuat suara-suara  dari reruntuhan bangunan, namun hari ketiga suara-suara itu makin sedikit.

Entah sudah berapa kilometer jalan kaki, sampai akhirnya kemarin bisa menjangkau posko yang sudah ada bantuan tiba serta keluarga dari luar kota yang mencarinya. Satu lagi PR beratnya, anak-anak masih menanyakan keberadaan ayahnya yang saat itu belum pulang kerja. []

Tags: gempa sultengKisah
Eneng Susanti

Eneng Susanti

Related Posts

3 Amalan dari Ali bin Abi Thalib untuk Perkuat Daya Ingat

Lupa adalah Karunia

24 Januari 2021
Dampak Covid-19 bagi Kesehatan Mental dan Fisik Calon Jamaah Haji Lansia

Dampak Covid-19 bagi Kesehatan Mental dan Fisik Calon Jamaah Haji Lansia

19 Januari 2021
Ini Dia Ciri-ciri Harta Penuh Berkah

Bagaimana Kebijakan Fiskal pada Masa Rasulullah?

16 Januari 2021
Plus Minus Melaksanakan Ibadah Umrah di Masa Pandemi Covid-19 bagi Jemaah

Plus Minus Melaksanakan Ibadah Umrah di Masa Pandemi Covid-19 bagi Jemaah

7 Januari 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
ACTA Ungkap 2 Alasan Polisi Bisa Tolak Pelaporan terhadap Kelompok #2019GantiPresiden

Habiburokhman: Kampanye di Daerah Bencana Diubah jadi Penyaluran Bantuan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Surat kepada Umar bin Khattab
Ibrah

Istighfarnya Nabi Ibrahim yang Istimewa

Redaktur Ari Cahya Pujianto
21 menit ago
Ketika Umar bin Abdul Aziz Memecat Gubernur yang Baru Dilantiknya
Pendidikan

Generasi Kurma

Redaktur Sodikin
21 menit ago
Hamas: Warga Tepi Barat Lawan Geng Tak Berperasaan
Palestina

Dituding akan Tikam Serdadu Israel, Pemuda Palestina Ditembak Mati

Redaktur Sodikin
51 menit ago
Makna Hijrah dalam Islam
Kolom

Makna Hijrah dalam Islam

Redaktur Yudi
1 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add