• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Selasa, 2 Maret 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Cara Mendidik Niat Agar Amalmu Tak Sia-Sia

Redaktur Eppi Permana Sari
4 tahun ago
in Nasihat
Reading Time: 3min read
0
Nasihat Ibu tentang Sedekah

Foto: Kingofwallpapers

NIAT merupakan awal pintu gerbang setiap apa yang ingin kita kerjakan.Niat juga merupakan ruhnya sebuah amal. Ketika kita melakukan hal yang baik akan tetapi niatnya buruk maka tercatatlah ia menjadi buruk, maka dari itu kita harus terus mendidik dan meluruskan niat kita.

Bagaimana mendidik niat?

Ada hadis yang perlu kita renungkan, di saat Allah limpahkan rezeki yang berlebih maupun ketika rezeki yang ada pada kita terasa pas-pasan bahkan sampai harus mengepas-ngepaskan karena kita merasa rezeki kita tidak dapat memenuhi apa yang kita perlukan untuk hidup sehari-hari. Renungkan sejenak sabda Rasulullah: 

“Sesungguhnya dunia hanyalah diberikan untuk empat orang. (Pertama), hamba yang Allah berikan ilmu dan harta, kemudian dia bertakwa kepada Allah dalam hartanya, dengannya ia menyambung silaturahmi, dan ia menyadari bahwa dalam harta itu ada hak Allah. Inilah kedudukan paling baik (di sisi Allah). “(Kedua), hamba yang Allah berikan ilmu namun tidak diberikan harta, dengan niat yang jujur ia berkata, ‘Seandainya aku memiliki harta, aku pasti mengerjakan seperti apa yang dikerjakan si fulan.’ Maka dengan niatnya itu, pahala keduanya sama. (Ketiga), hamba yang Allah berikan harta namun tidak diberikan ilmu, lalu ia menggunakan hartanya sewenang-wenang tanpa ilmu, tidak bertakwa kepada Allah dalam hartanya, tidak menyambung silaturahmi dan tidak mengetahui bahwa dalam harta itu ada hak Allah. Ini adalah kedudukan paling jelek (di sisi Allah). Dan (keempat) hamba yang tidak Allah berikan harta tidak juga ilmu, ia berkata, ‘Seandainya aku memiliki harta, aku pasti mengerjakan seperti apa yang dikerjakan si fulan.’ Maka dengan niatnya itu, keduanya mendapatkan dosa yang sama,” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Al-Baghawi & Ath-Thabrani).

Ada pelajaran berharga yang dapat kita renungkan dari hadis ini. Pertama, niat baik yang jujur dapat menjadi sebab Allah Ta’ala limpahkan pahala sebagaimana orang yang dimampukan Allah Ta’ala untuk beramal shalih dengan amalan yang baik, besar dan sesuai tuntunan.

Sebaliknya, niat yang buruk pun jika itu merupakan hal yang sungguh-sungguh diniatkannya, akan mengantarkan kepada dosa sebanyak orang yang melakukannnya. Niat buruk, sejauh ini merupakan lintasan yang kemudian kita tepis dengan tidak melakukannya, bahkan berusaha mencegah diri kita dari melakukannya, maka niat buruk tersebut tidak menjatuhkan kita kepada dosa.

Mari kita ingat sejenak sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Barangsiapa menginginkan (berbuat) kebaikan kemudian tidak mengerjakannya, maka satu kebaikan ditulis untuknya. Jika ia mengerjakan kebaikan tersebut, maka sepuluh kebaikan ditulis baginya. Dan barangsiapa menginginkan keburukan kemudian tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis apa-apa baginya. Jika ia mengerjakan kesalahan tersebut, maka ditulis satu kesalahan baginya,” (HR. Muslim).

Ini merupakan pelajaran berharga bagi kita betapa pentingnya mendidik niat agar yang senantiasa hidup dalam diri kita adalah keinginan yang kuat untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang Allah Ta’ala ridhai. Pada saat yang sama, kita berusaha untuk menepis niat buruk dan tidak main-main dengannya.

Meski lintasan keinginan untuk melakukan keburukan belum terhitung dosa, tetapi jika ia kita biarkan menguat menjadi tekad atau kita ungkapkan kepada orang lain dalam bentuk perkataan sehingga menumbuhkan kepadanya untuk berbuat, maka boleh jadi kita mendapatkan dosa tanpa ikut melakukannya.

Ini terjadi karena kitalah yang menginspirasi orang tersebut melakukan keburukan. Maka, berhati-hatilah dengan niat buruk yang muncul dalam diri kita. Tidak mengungkapkannya kepada orang lain, tidak menuliskan di buku catatan atau gadget kita dan tidak memperkuatnya menjadi tekad.

Perhatikan kembali hadis pertama dalam catatan ini. Semoga Allah Ta’ala limpahkan hidayah kepada kita semua.

Pelajaran lain yang dapat kita petik adalah, niat yang jujur

mengantarkan kita meraih pahala sebanyak orang yang benar-benar melakukannya. Mari kita perhatikan sekali lagi: niat yang jujur. Artinya, ini benar-benar menjadi keinginan kuat kita. Kita memiliki tekad yang amat kuat untuk mampu melakukannya, terobsesi dengan amalnya. Bukan hartanya. Yang senantiasa menjadi kerinduan kita adalah amal yang baik tersebut. Bersebab niat yang jujur itulah Allah Ta’ala berikan kepada kita pahala yang sama besarnya dengan orang yang telah benar-benar melakukan kebaikan itu.

Loading...

Niat yang jujur berarti, ia melakukan upaya-upaya untuk mendekatkan dirinya kepada amal shalih tersebut tatkala ada kesempatan baginya. Wallahu a’lam bish-shawab.

Upaya untuk mendidik niat dapat saja kita lakukan dengan menuliskan dalam catatan kita atau dalam bentuk rencana. Tetapi berhati-hatilah dari berpanjang angan-angan. Kita menuliskan, sekiranya kita melakukan itu, untuk mendidik niat kita dan belajar melakukan sesuatu secara terencana. Di luar itu, kita harus terus-menerus berusaha untuk berserah diri kepada Allah Ta’ala seraya senantiasa memeriksa adakah yang kita inginkan tersebut termasuk amal shalih yang Allah Ta’ala ridhai?

Jika sekiranya kita mengetahui ada yang keliru dalam niat kita, maka kita segera membenahi dan mengubahnya. Boleh jadi seseorang telah memiliki niat kuat untuk melakukan kebaikan –semoga ia mendapatkan pahala dari niat baiknya tersebut– tetapi ia keliru dalam hal menilai apa yang ia akan lakukan. Ia menyangka kebaikan, padahal bukan termasuk bagian dari ketaatan maupun kebaikan yang diridhai Allah ‘Azza wa Jalla.

Itu sebabnya, selain mendidik niat, kita juga perlu terus-menerus belajar untuk mengilmui tentang apa-apa yang kita tekadkan dan lakukan. Sesungguhnya, nilai amal terletak pada dua perkara, yakni ikhlash dan benar. Ikhlash berarti amal tersebut kita lakukan hanya untuk mengharap ridha Allah ‘Azza wa Jalla, benar berarti kita melakukan sesuai tuntunan Allah subhanahu wa ta’ala dan penjelas sekaligus contoh dari Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam. []

Sumber: Hidayatullah

 

Tags: Niat
Eppi Permana Sari

Eppi Permana Sari

Related Posts

2 Ciri Fisik Penghuni Surga

Saudaraku, Banyaklah Mengingat Kematian dan Beramal Shalih

28 Februari 2021
Hendaknya Seorang Mukmin Takut dalam 6 Hal Ini

Saudaraku, Saat Kita Bertaubat

24 Februari 2021
Saat Males Banget Baca Al-Quran

Saat Males Banget Baca Al-Quran

23 Februari 2021
berdzikir dengan biji tasbih

Saudaraku, Ingatlah Allah, Maka Hatimu Menjadi Tenang

21 Februari 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
KBRI Cairo: WNI di Mesir Harus Lebih Waspada Usai Serangan Bom

KBRI Cairo: WNI di Mesir Harus Lebih Waspada Usai Serangan Bom

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Ketika Wanita Berbicara dengan Bukan Mahramnya di Telefon
Opini

Jilbab, Wujud Ketakwaan Seorang Muslimah

Redaktur Ari Cahya Pujianto
25 menit ago
Nabi pun Enggan Shalatkan Jenazah Orang yang Masih punya Utang
Islam 4 Beginner

Bayarlah Utang Segera dan Secepatnya

Redaktur Sodikin
55 menit ago
Ini Panduan Teknis Wudhu dan Shalat saat Banjir
Islam 4 Beginner

Ini Panduan Teknis Wudhu dan Shalat saat Banjir

Redaktur Eneng Susanti
2 jam ago
Tangan Ibu …
Pena Wanita

Lelahmu Sama, Apa yang Membedakanmu, Ibu?

Redaktur Ari Cahya Pujianto
3 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add