• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 19 Juli 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Inspirasi

Mohammad Natsir: Agama dan Politik

Oleh Mila
6 tahun lalu
in Inspirasi
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Mohammad Natsir. Foto: Google Image

Mohammad Natsir. Foto: Google Image

310
BAGIKAN

SERINGKALI orang bertanya, kenapa agama dibawa-bawa ke dalam po­litik? Atau sebaliknya,  kenapa po­li­tik di bawa-bawa ke dalam agama? Se­ring timbul pertanyaan, bagaimana da­pat satu partai politik didasarkan ke­pada agama, seperti halnya dengan par­tai politik Islam Masyumi umpa­ma­nya. Pertanyaan ini timbul oleh se­bab seringkali orang mengartikan bah­wa yang dinamakan agama itu ha­nyalah semata-mata satu sistem per­ibadatan antara makhluk dengan Tu­han Yang Maha Kuasa. Definisi ini mungkin tepat bagi bermacam-ma­cam agama, akan tetapi tidak tepat ba­gi agama yang bernama Islam itu, yang hakikatnya nyata adalah lebih da­ri itu.

Kalau kita meminjam perka­ta­an seorang orientalis, H.A.R. Gibb, ma­ka kita dapat simpulkan dalam sa­tu kalimat “Islam is much more than a religious system. It is a complete ci­vilization“ (Islam itu lebih dari sis­tem peribadatan, la adalah satu ke­bu­dayaan yang lengkap sempurna). Ma­lah lebih dari itu, Islam adalah sa­tu falsafah hidup, satu levensfi­lo­so­fie, satu ideologi, satu sistem peri ke­hidupan, untuk kemenangan ma­nu­sia sekarang dan di akhirat nanti. I­deologi ini menjadi pedoman bagi ki­ta sebagai muslim, dan buat itu ki­ta hidup dan buat itu kita mati.

BACA JUGA: Selintas Pandangan Hidup Natsir

Oleh karena itu bagi kita sebagai muslim, kita tidak dapat mele­pas­kan diri dari politik. Sebagai o­rang yang berpolitik, kita tak dapat me­lepaskan diri dari ideologi kita, yak­ni ideologi Islam. Bagi kita, me­ne­gakkan Islam itu tak dapat di­le­pas­kan dari menegakkan masyarakat, menegakkan negara,  menegakkan Kemerdekaan. Islam dan penja­ja­­han adalah paradoks, satu pertenta­ngan yang tak ada persesuaian di da­lamnya. Dengan sendirinya seorang mus­lim, seorang yang berideologi Islam, tak akan dapat menerima penjajahan apapun juga macamnya. Memperjuangkan kemerdekaan bagi kita, bukan semata-mata lantaran didorong oleh aspirasi nasionalisme atau kebangsaan, akan tetapi pada hakikatnya adalah karena kewajiban yang tak dapat dielakkan oleh tiap-tiap muslim yang mukallaf.

ArtikelTerkait

10 Tips Naik Gunung Tanpa Meninggalkan Shalat 5 Waktu

Apa Saja Keuntungan Menikah di KUA?

10 Tips Aman Mendaki Gunung untuk Pemula dan Pendaki Berpengalaman

7 Faktor yang Membuat Anak Membenci Ayahnya

Maka dapat dimengerti bahwa di dalam sedarah negeri kita Indone­si­a, dalam menentang penjajahan dan kolonialisme, kaum Muslimin da­ri abad ke abad tampil ke depan de­ngan semangat pengorbanan yang ber­nyala-nyala. Pemberontakan I­mam Bonjol, Diponegoro dan lain – la­in pendekar muslim Indonesia, men­jadi sumber inspirasi bagi bangsa ki­ta dan keturunan selanjutnya. Bukan kita hendak berbangga dengan ja­sa-jasa mereka, yang sudah dahulu da­ri kita itu. Mereka sudah lewat dan me­reka telah memetik buah dari apa yang mereka perbuat dan perjuangkan. Kita kemukakan itu sebagai per­i­ngatan, bahwa dimana si lemah per­lu dibela, dimana si tertindas harus di­lepaskan dari tekanan dan ketakutan, maka golongan Islam tampil ke­muka membela hak dan kebenaran A­gamanya, ideologinya, dan haram ba­ginya berpeluk tangan.

Kita tak hendak bermegah de­ngan perbuatan orang-orang kita yang telah dahulu dari kita. Tetapi re­volusi yang meletus di Tanah Air ki­ta semenjak empat tahun yang lalu (ar­tikel ini ditulis tahun 1950 –pe­nyun­ting), cukup memberi ukuran ba­­gi kita, dan umat Islam yang se­ka­rang ini telah berhasil  membuktikan, bahwa ruh Islam-nya itu tidaklah mati. Bahkan ia adalah merupa­kan sumber yang tak kunjung kering, pen­dorong yang maha hebat dalam per­juangan menentang penjajahan.

Sejarah menjadi saksi bahwa u­mat Islam Indonesia tidaklah ter­be­lakang dari saudara – saudaranya go­longan lain. Ia bahu-membahu, ber­korban dan berjihad dalam pel­ba­gai lapangan dengan tujuan yang sa­tu. Melepaskan negara dari penja­ja­han, lahir dan batin, menegakkan dan mengisi kedaulatan atas seluruh ke­pulauan Tanah Air. Maka Mas­yumi dalam pergolakan yang meng­ge­lora itu adalah saluran dari kewajiban berat bagi umat Islam Indonesia di lapangan politik.

BACA JUGA: Perginya Natsir, Sang Khadimul Ummah

Dalam persimpangsiuran bermacam aliran yang ada, kita bersedia mencari dasar persamaan dalam hal-hal yang dapat dijalankan bersama-sama, berjalan atas dasar “kalimatin sawa’in bainana wabainakum” (Q.s. Ali Imran : 64). Tak ada fa­edahnya bagi kita menghabiskan waktu dengan rasa gusar kesal, bilamana berjumpa dengan perlawanan paham atau ideologi. Maka dengan kepala dingin dan jiwa yang besar, seorang Muslim sewaktu–waktu harus pandai menempatkan dirinya pada pendirian yang tentu, dengan mengambil sikap  Qul ya qaumi i’malu ‘ala makanatikum inni ‘amil.” (Katakanlah [wahai Muhammad], wahai kaumku berjuanglah kamu atas tempat dan dasar keyakinanmu, sesungguhnya akupun adalah seorang pejuang pula.”) (Q.S. Al-An’am: 135).

Dalam pada itu kita mengga­riskan jalan dalam masyarakat dengan tenang, tapi tegas dan positif, se­la­ras dengan khithah Rasulullah s.a.w., dalam membawa tugasnya: “Ka­takanlah ! Inilah jalanku. Aku a­jak kepada jalan Allah dengan bukti-buk­ti, aku dan pengikut-pengikutku. Ma­hasuci Tuhan, dan aku bukanlah ter­masuk orang- orang yang menye­ku­tukan Tuhan” (Q.s. Yusuf: 108). []

Februari 1950

 

Dikutip dari M. Natsir, Capita Selecta 2 (Jakarta: Pustaka Pendis, 1957), hlm. 295-299 Ditulis ulang oleh kawan-kawan DISC Masjid UI dalam buletin Khazanah

Tags: agamaMohammad Natsirpolitik
Share310SendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kebahagiaan Napi Nusakambangan Berhijrah dengan Hapus Tato Gratis

Next Post

Tidak Ada Cinta Sebelum Pernikahan

Mila

Mila

Terkait Posts

gunung, naik gunung, shalat

10 Tips Naik Gunung Tanpa Meninggalkan Shalat 5 Waktu

8 Juli 2025
menikah, KUA

Apa Saja Keuntungan Menikah di KUA?

6 Juli 2025
gunung, mendaki gunung

10 Tips Aman Mendaki Gunung untuk Pemula dan Pendaki Berpengalaman

2 Juli 2025
rasa benci, anak, ayah

7 Faktor yang Membuat Anak Membenci Ayahnya

30 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Syair yang Membuat Imam Ahmad Menangis

Oleh Saad Saefullah
26 Juli 2019
0
Foto: ABC

Wahai Tuhanku, inilah seorang hamba yang kembali, siapalah yang sanggup menerimanya?

Lihat LebihDetails

6 Manfaat Berteman dengan Orang Shaleh

Oleh Dini Koswarini
12 Juli 2025
0
Interview, Hadis tentang Dosa Berbohong, Teman

Dengan berteman dengan orang yang ikhlas, kita belajar untuk lebih memerhatikan pandangan Allah, bukan manusia.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.