• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 10 November 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Fiksi

Menunggu Hujan Reda

Oleh Adam
8 tahun lalu
in Fiksi
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Weclipart &  Prophet PBUH

Foto: Weclipart & Prophet PBUH

2
BAGIKAN

AISYI tertegun. Ia memandangi rintik hujan di luar yang semakin deras turun. Sementara Bunda yang sedang membersihkan rumah sekali-sekali melirik ke arahnya. Berulang kali Aisyi melirik jam mungil di pergelangan tangan kirinya. Matanya tidak lepas dari rintik hujan.

Ketika sudah lewat hampir 15 menit, Aisyi menurunkan tas yang sudah digendongnya. Mulutnya mengeluarkan bunyi “Hhhhh,” yang panjang.

“Kenapa?” Bunda akhirnya bertanya demi melihat putri tersayangnya tampak seperti sedang kesal.

Aisy menatap Bunda. “Itu Bunda, hujannya kok tidak berhenti-henti. Kalau begini, Aisyi jadi tidak bisa pergi…”

ArtikelTerkait

Tapi Ini Tanah Kami, Meski Duka dan Mati Tertanam di Sini

Hidup Itu Seperti UAP… Puisi Terakhir WS Rendra

Suamiku Mantan Majikanku

Gadis Cantik Sebagai Anugerah Tuhan

Bunda tersenyum, “Lho, kamukan bisa pakai payung….”

“Iya tapi coba Bunda lihat, anginnya besar sekali. Mana sudah mau meluap lagi airnya….” Mulut Aisyi sedikit manyun sekarang.

Bunda tertawa kecil.

“Lho Bunda kok malah tertawa sih? Aisyi sudah telat setengah jam nih…”

“Memangnya kamu ada acara apa sih hari Minggu ke sekolah segala?” tanya Bunda yang kemudian duduk di samping Aisyi.

“Besok Aisyi jadi petugas upacara. Sekarang kan perlu berlatih sama teman-teman…”

Bunda merapikan kerudung kecil Aisyi yang masih terus memandang ke luar. Anak kelas 4 SD itu berharap hujan akan segera berhenti.

“Dari kemarin pagi hujan terus. Jalanan kan jadi becek Bunda…, dan kita tidak bisa kemana-mana…”

Bunda tersenyum. Ia mendekap putri tersayangnya itu. “Aisyi, Aisyi…. Kamu ingat sesuatu?”

“Apa Bunda?”

“Apa yang terjadi beberapa bulan kemarin?”

Aisyi mengerutkan kening, berusaha untuk mengingat-ingat sesuatu. “Apa ya?”

Bunda tertawa kecil, “Nah anak Bunda sekarang pelupa deh…”

Aisyi memandangi wajah Bunda lama. “Apa sih Bunda?”

“Aisyi,” ujar Bunda, “Kamu tahukan kalau sebelum dua bulan yang lalu hampir tidak pernah hujan sekalipun?”

Aisyi mengangguk.

“Nah, sekarang kok diturunkan hujan oleh Allah, Aisyi malah jadi kesal…”

“Iya tapi inikan tidak berhenti dari kemarin Bunda…. Jadinya kita sulit ke luar rumah…”

“He sayang, dulu kamu pernah berdoa supaya diturunkan hujan. Supaya kamu bisa hujan-hujanan. Supaya kamu tidak kepanasan….”

Aisy sekarang terdiam.

“Nah sekarang, setelah hujannya selalu turun mestinya kamu bersyukur deh…”

“Begitu Bunda?”

Bunda mengangguk. “Kamu tahu sayang, hujan yang turun dari kemarin pagi ini adalah rahmat Allah yang sedang turun ke bumi. Kepada kita.”

“Kenapa Bunda?”

“Ya coba kamu pikir deh, dengan hujan turun ini, sampah-sampah yang tadinya tersangkut di selokan, di sungai-sungai jadi terbawa hanyut..”

“Tapikan Bunda, jadinya banjir. Jalanan kita jadi jeblok.”

“Nah itu dia. Sebenarnya banjir itu tidak akan terjadi kalau kita mau membuang sampah pada tempatnya. Lagipula, coba Aisyi pikir lagi deh, ada mahluk-mahluk Allah lain yang sangat memerlukan air agar tetap bisa hidup.”

Aisyi mengangguk. “Seperti apa Bunda?”

Bunda melirik ke luar, hujan masih belum berhenti juga. “Ya seperti cacing, ikan, belut, kodok dan lainnya. Bisa Aisyi bayangkan tidak bagaimana kondisi mereka ketika berbulan-bulan lamanya tidak ada hujan turun—waktu kemarau itu?”

Bunda berhenti sejenak, kemudian melanjutkan, “Nah, mereka juga sama seperti kita, kepanasan. Dan dengan adanya air hujan ini, mereka bisa tetap hidup. Karena mereka sangat memerlukan air. Yang lebih kasihan lagi, mereka tidak akan berkembang biak jika tidak ada air.”

Aisyi mengangguk. “Tapi kan Bunda bagusnya sih diselang-seling ya, tidak hujan terus dan tidak kemarau terus…”

Bunda tersenyum. “Aisyi sayang, kalau itu terserah kehendak Allah. Nah, yang paling penting adalah bagaimana kita ini mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita ini. Percayalah, kemarau dan musim hujan sama bermanfaatnya bagi kita…”

“Walau misalnya ketika musim hujan terjadi banjir Bunda?”

Nunda mengangguk, “Betul. Itu artinya Allah sedang menegur kita, itulah akibatnya kalau membuang sampah sembarangan. Nah Aisyi suka buang sampah sembarangan tidak?”

Aisyi terdiam, kemudian berkata, “Nghh, cuma kalau buang bungkus permen saja Bunda. Lagipula ketika itu tidak ada tempat sampahnya, Bunda.”

“Itu juga sama sampah. Sekecil apapun sampah ya tetap sampah. Kelihatan kecil ya? Coba Aisyi pikir deh, jika saja ada seribu orang yang berpikiran sama seperti kamu, maka akan ada seribu bungkus permen yang menjadi sampah. Berserakan di jalan-jalan dan selokan.”

Aisyi terdiam. Ia memandangi Bunda. Bunda kembali bicara, “Nah, jika di dekat kamu tidak ada tempat sampah, bungkus permennya bisa kamu simpan dulu di tas, atau di saku baju kamu.”

Aisyi tersenyum. “Iya Bunda, aku janji tidak akan membuang sampah di mana lagi.”

“Itu anak yang sholehah. Sekarang karena hujannya juga belum berhenti, sambil menunggu reda, lebih baik Aisyi membantu Bunda membersihkan ruang belakang ya?”

“Terus janji dengan teman-teman di sekolah gimana Bunda?”

“Aisyi,” Bunda mengecup kening Aisyi, “Percaya deh, teman-teman kamu pasti mengerti. Lagipula kamu telat juga bukan di sengaja. Nah, kalau setengah jam lagi masih belum reda, nanti ayah deh yang akan mengantar kamu ke sekolah…”

“Terima kasih, Bunda. ..”

Hujan masih terus turun di luar. Aisyi segera menyimpan tasnya di meja, mengikuti Bunda ke belakang. []

Tags: bersihcerpenfiksihujansampah
ShareSendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Cerai

Next Post

Di Malaysia, Pengungsi Rohingya dapat Kartu Identitas Digital

Adam

Adam

Dengan Ilmu, engkau berani bertindak dan dapat menahan diri untuk diam

Terkait Posts

Palestina, Semangka, tanah, Pelajaran dari Gaza, Palestina, Palestina

Tapi Ini Tanah Kami, Meski Duka dan Mati Tertanam di Sini

6 November 2023
Hadits tentang Sabar, Konsultasi Kesehatan, Puisi Terakhir WS Rendra

Hidup Itu Seperti UAP… Puisi Terakhir WS Rendra

10 Oktober 2023
KDRT, Balasan bagi Orang yang Suka Memaki dan Menyakiti Orang Lain, Suamiku

Suamiku Mantan Majikanku

17 Agustus 2023
cantik, Rukun Islam, Amal Penghapus Dosa

Gadis Cantik Sebagai Anugerah Tuhan

9 Maret 2023
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

Apa Itu Tayalisah, Ciri Khas Yahudi Isfahan

Oleh Sodikin
4 Desember 2020
0
Yahudi Iran memakai Tayalisah. Foto: Iluminasi

Kaum Yahudi pada dasarnya terdiri dari 12 suku dan Yahudi Isfahan merupakan salah suku yang tergolong dalam suku Ephraim.

Lihat LebihDetails

Mengapa Harus Taat pada Allah? Ini 3 Jawabannya!

Oleh Rifdah Reza Ramadhan
22 Desember 2021
0
sifat lelaki sejati, Tujuan Hidup:, Manfaat Bersyukur, Manusia yang Tidak akan Pernah Merugi, Kecerdasan Orang Bertakwa, Muslim Terbaik, Hadist Qudsi, Ciri Orang Ikhlas

Manusia sering kali tidak mau taat pada Allah. Hal ini bisa karena beberapa faktor.

Lihat LebihDetails

Naudzubillah, Inilah Mereka yang Dirobek-robek Mulutnya di Akhir Zaman

Oleh Ari Cahya Pujianto
10 Oktober 2020
0
Keutamaan Sedekah

Alangkah sungguh mengerikan orang-orang yang masuk ke dalam neraka. Di mana tempat tersebut penuh dengan siksa.

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

Hukum Allah dalam Segala Sesuatu

Oleh Yudi
27 Januari 2022
0
Keutamaan Bismillah, kehidupan di luar angkasa, masuk surga tanpa hisab, Bukti Kebesaran Allah, hukum Allah, kasih sayang Allah, tajsim, Pertolongan Allah, surga

Maka, para ulama mesti berperan aktif untuk menyingkap hukum Allah dalam setiap perkara dan permasalahan yang dihadapi oleh manusia.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.