• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 23 September 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Renungan

Menuai Hikmah dari Bertemunya Dua Nabiyullah

Oleh Rifki M Firdaus
5 tahun lalu
in Renungan
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: IC

Foto: IC

0
BAGIKAN

Oleh: Irvan Riviandana Nst
Teknik Kimia Universitas Islam Indonesia

NABI Yahya dan Nabi Isa ‘alaihumassalam diutus pada zaman yang sama, mereka berdua pun pernah bertemu, saling mengingatkan dan mendo’akan. Salah satu momennya ditulis dalam Kitab Qashahsul Anbiya’ karya Abul Fida’ Ismail bin Katsir (Ibnu Katsir) sebagai berikut:

Imam Ahmad menuturkan, “Affan bercerita kepada kami, Abu Khalaf Musa bin Khalaf bercerita kepada kami: Yahya bin Abu Katsir bercerita kepada kami, dari Zaid bin Salam, dari kakeknya Mamthur, dari Harits Al-Asy’ari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

BACA JUGA: Gambaran Cara Hidup Sehat Nabi menurut Medis

ArtikelTerkait

Handphone, Handphone dan Handphone…

3 Musibah Seorang Manusia

“DemiMu, ya Allah!”, Sekelumit Catatan Perjalanan Seorang Sufi Pemula

Prinsip Tawakal

‘Allah mewahyukan lima kalimat kepada Yahya bin Zakariya agar ia laksanakan dan ia perintahkan Bani Israil untuk melaksanakannya. Kemudian seakan-akan Yahya lamban melaksanakannya. Allah ‘Azza wa Jalla lalu mewahyukan kepada Isa: “Dia yang menyampaikan (kalimat-kalimat) itu, atau kau yang menyampaikannya.”

Isa kemudian datang menemui Yahya dan berkata, “Sungguh, Allah telah memerintahkan lima kalimat kepadamu untuk kau kerjakan dan kau perintahkan Bani Israil untuk menunaikannya. Sampaikan (kalimat-kalimat) itu kepada mereka, atau aku yang menyampaikannya.”

Yahya berkata, “Wahai ruh (ciptaan) Allah, sungguh aku khawatir jika kau mendahuluiku (dalam menjalankan dan menyampaikan kalimat-kalimat itu), aku akan ditenggelamkan (ke bumi) atau disiksa (karena lalai dalam menjalankan perintah Allah).”

Yahya kemudian mengumpulkan Bani Israil di Baitul Maqdis hingga Masjid terisi penuh dan mereka duduk di tempat-tempat tinggi, kemudian Yahya menyampaikan khutbah kepada mereka.’.”

Adapun lima hal yang disampaikan oleh Yahya adalah:

  1. Perintah untuk bertauhid kepada Allah dan larangan untuk menyekutukan-Nya
  2. Larangan untuk menolah-nolehkan wajah ketika shalat
  3. Perintah untuk berpuasa
  4. Perintah untuk bersedekah
  5. Perintah untuk banyak berdzikir mengingat Allah

Dalam riwayat lain dari Harits Al-Asy’ari, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa lima hal yang disampaikan Yahya adalah:

  1. Perintah untuk meneguhkan diri agar tetap bersama jama’ah dan ancaman barangsiapa yang meninggalkan jama’ah walau sejengkal bermakna ia telah menanggalkan tali Islam dan iman dari lehernya kecuali ia bertaubat dan kembali bergabung dengan jama’ah
  2. Perintah untuk mendengar seruan Allah
  3. Perintah untuk taat kepada Allah
  4. Perintah untuk berhijrah di jalan Allah
  5. Perintah untuk berjihad di jalan Allah

Hadits di atas tertera dalam Musnad Imam Ahmad (IV/202)

Sungguh luar biasa pelajaran yang bisa kita petik dari pertemuan dua Nabiyullah nan mulia tersebut. Bahwa dari pertemuan itu, tampaklah pengajaran Allah melalui kedua hamba mulia-Nya untuk saling bahu membahu dalam mensyi’arkan agama Allah. Bahwa meski keduanya adalah Nabi bahkan Rasul Allah, yang mana bila lah mereka harus berseorang diri pun pastilah Allah kan kuatkan melalui wahyu dan mukzizat serta penjagaan, namun Allah perintahkan mereka untuk saling ingat mengingatkan dalam kebaikan serta saling meneguhkan pijakan iman.

BACA JUGA: Perintah Nabi ketika Mendengar Azan Berkumandang

Allah memahamkan bahwa dalam dakwah kita diperintah untuk berjama’ah. Yang satu menjadi pengokoh yang lain. Saling dukung dan saling membantu. Saling mengingatkan dengan penuh kelembutan. Menerima penuh kelapangan apabila diberi nasihat oleh saudara seiman.

Allah hikmahkan pula tauladan, berupa sikap kesiapan dan keikhlasan yang agung dalam menyampaikan dakwah yang Allah amanahkan, bersedia menggantikan apabila saudara yang lain mengalami kesulitan entah karena lalai atau hal-hal lain yang jadi alasan, sebab yang jadi pokok ialah dakwah harus tersampaikan.

Ada pula sikap menyingkirkan kelambanan, apakah itu tersebab malas atau memang kurang kesigapan. Bersegera melaksanakan perintah Allah menjadi solusi kebaikan, inilah sikap yang paling benar dalam peningkatan kualitas seorang insan.

Kisah ini bukanlah menunjukkan bahwa Isa lebih unggul dibandingkan Yahya, atau Yahya berleha-leha dalam mengemban kenabian. Bukankah terkait keutamaan Yahya Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Di sanalah Zakaria berdo’a kepada Tuhannya seraya berkata: ‘Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar do’a.’ Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab, (katanya): ‘Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi panutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang shalih.’.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 38-39)

Ayat ini tentu menunjukkan ketinggian derajat Yahya serta betapa baik kualitas imannya. Namun, dengan pertemuan diatas, Allah hendak ilhamkan bahwa Nabi sebaik Yahya pun Allah suruhkan untuk bergegas memenuhi perintah-Nya, dan Nabi semantap Isa pun Allah suruhkan untuk siap mengemban amanah dakwah kapanpun dimanapun adanya, serta Allah siratkan bahwa semua hamba yang menyeru kalimat-Nya hendaklah saling berpadu, tak ragu menasihati penuh santun dalam rangka menolong agama Allah, sekaligus berbesar hati kala dinasihati karena ketakutan pada Allah.

Tinggalah kita, adakah bersedia memampukan diri untuk mencontoh sikap dan kekompakan kedua hamba agung di atas, yang mana rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun sebenarnya telah pula ajarkan dengan pelajaran yang jelas?

Semoga langkah kita Allah mudahkan, pula hati kita Allah persatukan.

Allahu a’lam bisshawab.

Tags: Dua NabiNabi IsaNabi YahyaNabiyullah
ShareSendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Perempuan, Karir, dan Kewajiban sebagai Istri

Next Post

Tunda Mandi Besar Usai Haid, Bolehkah?

Rifki M Firdaus

Rifki M Firdaus

Terkait Posts

Hukum Nonton Film Porno, Pornografi, handphone

Handphone, Handphone dan Handphone…

21 September 2023
Adab Bertakziah, Bahaya Hidup Sengsara, Ciri Orang Munafik, Musibah

3 Musibah Seorang Manusia

15 September 2023
Keutamaan Dzikir Al-Matsurat, Doa, Syarat Terkabulnya Doa, Amalan yang Pahalanya Besar, Cara Hidup Berkah, Kekuatan untuk Selesaikan Masalah, Sabar, prinsip tawakal, Kebahagiaan, Tanda Orang Bertaqwa

“DemiMu, ya Allah!”, Sekelumit Catatan Perjalanan Seorang Sufi Pemula

13 September 2023
Manfaat Bersyukur, Tawakal, Syarat Diterimanya Amal, Hari Kiamat, Perkara Iman, Cara Menenangkan Hati, Golongan Manusia yang Haram Disentuh Api Neraka, prinsip tawakal

Prinsip Tawakal

30 Agustus 2023
Please login to join discussion

Terbaru

Amalan Pembuka Rezeki, Ciri Utama Harta Penuh Berkah, Sri Mulyani, Dunia

Dunia, Hanya Diberikan pada 4 Orang Ini

Oleh Haura Nurbani
22 September 2023
0

Ada hadis yang perlu kita renungkan, tentang kepada siapa dunia ini diberikan.

Pacaran dalam Islam, zina, Alasan Istri Boleh Minta Cerai, Hukum Pacaran untuk Nikah, Suami Tanggung Dosa Istri, Batasan Ungkapan Kiasan dalam Bercerai, Macam talak, Hukum Hidup Bersama Istri yang Tidak Disukai, Pernikahan

Agar Pernikahan Tak Hanya Manis di Awal

Oleh Haura Nurbani
22 September 2023
0

Begitu banyak kerikil dalam perjalanan pernikahan, bahkan badai besar yang mengguncang keutuhan rumah tangga.

Pernikahan yang Dilarang dalam Islam, Hukum Adik Melangkahi Kakak Perempuan dalam Pernikahan

Hukum Adik Melangkahi Kakak Perempuan dalam Pernikahan

Oleh Dini Koswarini
22 September 2023
0

Dalam Islam, apa hukum adik melangkahi kakak perempuan dalam pernikahan?

Hukum Membunuh Semut, Nabi Sulaiman, Nabi Ibrahim

Belajar Teknologi Semut

Oleh Saad Saefullah
22 September 2023
0

Ada kisah unik Nabi Sulaiman dengan semut. Mengapa Nabi yang mulia dikisahkan bersama semut?

Terpopuler

Tidak ada konter tersedia
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.