• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Rabu, 18 Juni 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tahukah Anda

Mengapa Masih Ada Anak Kelaparan, Sementara Pejabat Hidup Mewah?

Oleh Yudi
1 bulan lalu
in Tahukah Anda
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
anak, kelaparan, pejabat, yatim

Foto: Freepik

0
BAGIKAN

DI negeri yang kaya sumber daya alam ini, masih saja kita melihat ironi yang menyesakkan dada: anak-anak yang kelaparan di pelosok negeri, sementara sebagian pejabat hidup dalam kemewahan yang mencolok. Kenapa hal ini bisa terjadi? Apa penyebab sebenarnya dari ketimpangan sosial yang mengakar di negara kita?

1. Distribusi Kekayaan yang Tidak Merata

Indonesia termasuk negara dengan ketimpangan distribusi kekayaan yang tinggi. Menurut berbagai laporan, sebagian besar kekayaan nasional hanya dimiliki oleh segelintir elit. Sementara jutaan warga lain hidup dalam keterbatasan, bahkan kesengsaraan.

BACA JUGA: Hukum Ghibah terhadap Pejabat Publik dalam Pandangan Islam

Kesenjangan ini terlihat jelas dalam perbandingan antara:

ArtikelTerkait

Kisah Masuk Islamnya Prabu Siliwangi: Antara Legenda, Sejarah, dan Spiritualitas

Ciri-ciri Orang Medit

5 Kaum yang Memiliki Keahlian Membangun Bangunan Megah dalam Sejarah

Kisah Ashabul Kahfi: Pemuda-Pemuda Beriman yang Tertidur Selama Ratusan Tahun

  • Kawasan elit perkotaan dengan gedung pencakar langit dan mobil mewah

  • Daerah terpencil yang masih kekurangan akses listrik, air bersih, dan makanan bergizi

Ketika akses ekonomi dan peluang hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang, maka ketimpangan akan terus bertambah lebar.

2. Korupsi dan Penyalahgunaan Kekuasaan

Salah satu akar utama dari ketimpangan sosial adalah korupsi. Banyak pejabat publik yang semestinya bekerja untuk rakyat, malah menyalahgunakan wewenangnya untuk memperkaya diri sendiri.

Dana bantuan sosial, anggaran pendidikan, hingga proyek infrastruktur sering kali bocor di tengah jalan, tak sampai ke rakyat yang membutuhkan. Hasilnya? Anak-anak miskin tetap lapar, sekolah-sekolah rusak tak kunjung diperbaiki, dan layanan kesehatan tak memadai.

Sementara itu, para pelaku korupsi bisa liburan ke luar negeri, pamer mobil mewah, atau mengadakan pesta megah, seolah hidup di dunia yang berbeda.

3. Pendidikan yang Tidak Merata

Pendidikan adalah jalan utama keluar dari kemiskinan. Tapi nyatanya, akses terhadap pendidikan berkualitas masih sangat timpang.

Anak-anak di kota besar punya akses ke sekolah unggulan, guru berkualitas, bahkan kursus tambahan. Sebaliknya, anak-anak di pelosok harus berjalan jauh ke sekolah dengan fasilitas minim, buku yang tak lengkap, dan guru yang jarang hadir.

Ketika generasi muda tidak mendapat pendidikan yang layak, maka rantai kemiskinan akan terus berulang, dari satu generasi ke generasi berikutnya.

4. Kebijakan Ekonomi yang Tidak Berpihak pada Rakyat Kecil

Banyak kebijakan pemerintah justru menguntungkan kelompok kaya dan korporasi besar, bukan rakyat kecil. Misalnya:

  • Izin pengelolaan sumber daya alam sering diberikan ke perusahaan besar, bukan ke masyarakat adat atau petani lokal.

  • Subsidi dicabut, harga kebutuhan pokok naik, tapi bantuan sosial tak cukup menutup kebutuhan hidup rakyat miskin.

  • Pembangunan kota besar terus dikebut, sementara desa-desa tertinggal nyaris tak tersentuh.

Jika kebijakan ekonomi tidak berpihak pada pemerataan kesejahteraan, maka wajar bila ketimpangan sosial semakin parah.

5. Minimnya Kesadaran dan Empati Sosial

Sebagian masyarakat yang sudah hidup nyaman cenderung acuh terhadap nasib sesama. Padahal, bangsa yang besar bukan hanya dilihat dari angka GDP, tapi dari bagaimana ia memperlakukan yang paling lemah dan paling miskin.

Ketika empati mati, maka kemiskinan dibiarkan, bahkan dianggap biasa. Padahal, anak yang kelaparan hari ini bisa jadi bom waktu sosial di masa depan.

BACA JUGA: Ganjar Sebut Ada Pejabat Ditekan Dukung Paslon Tertentu Karena Masalah Hukum

Saatnya Bangkit dan Peduli

Ketimpangan sosial bukan sekadar angka statistik—ia adalah kisah nyata tentang ketidakadilan yang diderita jutaan rakyat. Anak-anak yang tak makan bukan karena negara ini miskin, tapi karena sistem yang timpang dan penuh ketidakadilan.

Kita membutuhkan:

  • Pemimpin yang jujur dan berintegritas

  • Kebijakan yang berpihak pada rakyat bawah

  • Pendidikan yang merata dan berkualitas

  • Masyarakat yang peduli, bukan apatis

Karena kemakmuran sejati bukan ketika segelintir orang hidup mewah, tapi ketika tak ada lagi anak Indonesia yang tidur dalam keadaan lapar. []

Tags: AnakPejabat
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Penyebab Mata Bisa Berwarna Kuning, Hati-hati Kondisi Penyakit Ini

Next Post

Nasihat-nasihat yang Dalam dari Imam Hasan Al-Bashri

Yudi

Yudi

Terkait Posts

prabu siliwangi

Kisah Masuk Islamnya Prabu Siliwangi: Antara Legenda, Sejarah, dan Spiritualitas

17 Juni 2025
Pengeluaran, Ciri Orang Medit

Ciri-ciri Orang Medit

17 Juni 2025
piramida, kaum

5 Kaum yang Memiliki Keahlian Membangun Bangunan Megah dalam Sejarah

17 Juni 2025
rezeki, ashabul kahfi

Kisah Ashabul Kahfi: Pemuda-Pemuda Beriman yang Tertidur Selama Ratusan Tahun

17 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Perut Buncit

Ciri-ciri Perut Buncit Laki-laki yang Tidak Sehat

Oleh Saad Saefullah
17 Juni 2025
0

Nasi Padang

Kenapa Nasi Padang Begitu Disukai oleh Siapa Saja dan di Mana Saja?

Oleh Haura Nurbani
17 Juni 2025
0

prabu siliwangi

Kisah Masuk Islamnya Prabu Siliwangi: Antara Legenda, Sejarah, dan Spiritualitas

Oleh Yudi
17 Juni 2025
0

Pengeluaran, Ciri Orang Medit

Ciri-ciri Orang Medit

Oleh Dini Koswarini
17 Juni 2025
0

piramida, kaum

5 Kaum yang Memiliki Keahlian Membangun Bangunan Megah dalam Sejarah

Oleh Yudi
17 Juni 2025
0

Terpopuler

Nama-nama Bayi yang Dilarang dalam Islam

Oleh Saad Saefullah
24 Mei 2022
0
Foto: .lanlinglaurel.com

Demikian juga kita mesti mengubah nama-nama yang buruk.

Lihat LebihDetails

10 Hal Yang Tidak Boleh Terlewat oleh Suami Istri sebelum Tidur setiap Malam

Oleh Dini Koswarini
1 Juni 2025
0
Jima, Suami Istri

Bagi suami istri, momen sebelum tidur bukan hanya waktu untuk beristirahat fisik, tapi juga saat yang penuh berkah untuk memperkuat...

Lihat LebihDetails

10 Tips agar Rajin Puasa Sunnah Senin dan Kamis

Oleh Yudi
16 Juni 2025
0
buka puasa, qadha, lapar, puasa

Tanamkan dalam hati bahwa puasa ini dilakukan untuk mencari ridha Allah, bukan sekadar ikut-ikutan atau demi manfaat kesehatan semata.

Lihat LebihDetails

Mengapa Jatuh di Kamar Mandi Itu Berbahaya untuk Keselamatan Jiwa?

Oleh Yudi
16 Juni 2025
0
junub, kamar mandi, adzan, mandi junub

Kamar mandi umumnya sempit dan penuh dengan permukaan keras seperti keramik, wastafel, tepi bathtub, atau kloset.

Lihat LebihDetails

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ï·º di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ï·º, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ï·²), Muhammad (ï·´), Basmalah (ï·½), Jalla Jalaluhu (ï·»)...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.