HATI adalah pusat kehidupan ruhani. Ia bisa lembut, bisa pula mengeras. Hati yang lembut mudah tersentuh oleh ayat-ayat Allah, mudah menangis karena takut kepada-Nya. Tapi ketika hati menjadi keras, ayat-ayat Al-Qur’an hanya terdengar seperti suara biasa. Nasihat pun hanya sekadar kata-kata yang masuk telinga lalu hilang tanpa bekas.
Apa yang membuat hati menjadi keras?
Imam Ibn al-Qayyim rahimahullah menjelaskan:
“Di antara sebab kerasnya hati adalah banyaknya dosa, terus-menerus dalam kelalaian, terlalu banyak makan, banyak tertawa, dan terlalu sibuk dengan dunia.” (Madarij as-Salikin)
BACA JUGA: Kalu Hati Keras Mungkin Lupa Mengingat Mati
Coba kita renungi.
Seberapa sering kita menunda taubat?
Seberapa sering kita menunda membaca Al-Qur’an?
Berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk scroll tanpa arah, tapi kita malas membuka mushaf?
Hati yang terus-menerus dijauhkan dari dzikir akan menjadi gelap. Imam al-Hasan al-Bashri rahimahullah pernah berkata:
“Dosa demi dosa akan menumpuk di hatimu, hingga ia menjadi hitam dan mati. Maka jangan kau remehkan dosa, karena ia akan merusak hatimu.”
Dan lihatlah, seringkali hati kita terasa hampa, kering, dan tidak peka lagi terhadap nasihat. Itulah tanda-tanda kekerasan hati.
Bagaimana mengobatinya?
Perbanyak dzikir – Karena hati yang keras hanya bisa dilunakkan dengan mengingat Allah.
Baca dan tadabburi Al-Qur’an – Sebab Al-Qur’an adalah cahaya dan penyembuh bagi hati.
Menangis dalam doa – Tetesan air mata yang jujur bisa melembutkan hati yang membatu.
BACA JUGA: Inilah 3 Cara Melembutkan Hati yang Keras
Perbanyak muhasabah dan taubat – Setiap malam, tanyakan pada diri: “Bagaimana hatiku hari ini di hadapan Allah?”
Ibn al-Jawzi rahimahullah berkata: “Aku perhatikan, bahwa obat hati yang paling manjur adalah membaca Al-Qur’an dengan merenungi maknanya.”
Ya Allah, lembutkan hati kami. Jangan biarkan ia mengeras hingga tak lagi merasa berdosa. Jadikan hati kami tunduk dan khusyuk di hadapan-Mu. []