• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Rabu, 3 Maret 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Mengapa Engkau Kelihatan Gelisah?

Redaktur Saad Saefullah
4 tahun ago
in Sirah
Reading Time: 3min read
0
Mengapa Engkau Kelihatan Gelisah?

Foto: Abu Umar

MUHAMMAD al-Munqadir terkenal akan kehidupan membujangnya yang sangat lama. Bukan apa-apa, ia sangat miskin. Ia tidak memiliki harta untuk membayar mahar pernikahannya. Bayangkan, ia hanya memiliki pakaian yang melekat di badannya dan sebuah tempat tidur yang usang. Tetapi, ia ridho dan menjalaninya sebagai ujian dari Allah swt. “Terima kasih, ya Allah. Aku masih selalu diberi kesehatan yang membuatku bisa terus bermunajat kepadaMu,” doa al-Munqadir di suatu hari.

Hamba Allah yang masih mempunyai kekerabatan dengan Abu Bakar as-Shidiq ini adalah orang yang sangat dekat dengan Allah swt. Tapi, tampaknya tak seorang pun yang tahu bagaimana gerangan kedekatan lelaki tersebut.

Suatu hari, karena kelaparan yang sangat, ia datang ke rumah Aisyah binti Abu Bakar. Ia berharap Aisyah dapat memberinya sedikit makanan untuk mengganjal perutnya yang sudah meronta ronta.

Namun, alangkah sedihnya beliau ketika Aisyah mengatakan bahwa ia pun tidak memiliki apa-apa untuk diberikan. “Wahai Muhammad, aku pun hidup dalam kekurangan. Andaikata aku mempunyai uang 10.000 dinar sekarang, niscaya akan aku berikan kepadamu,” ujar Aisyah.

Dengan lunglai Muhammad al-Munqadir pun pergi. Ia mafhum bahwa Aisyah pun hidup tidak lebih senang daripadanya. Atas takdir Allah swt, tiba-tiba datang utusan Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan kepada Aisyah. Ia membawa 10.000 dinar titipan khalifah dan menyerahkannya kepada Aisyah sebagai hadiah. Aisyah terus terang merasa takjub atas hal ini. “Alhamdulillah, alangkah cepatnya apa yang aku angan-angankan. Ini sudah dikabulkan Allah.”

Sebagaiman yang ia ucapkan tadi, Aisyah segera mengutus orang untuk mencari Muhammad al-Munqadir. Alangkah gembiranya Muhammad al-Munqadir ketika mendapat uang sebanyak itu. Tidak hanya cukup untuk mengganjal rasa laparnya, di kemudian hari, ia menggunakan uang pemberian Aisyah ini untuk menikahi seorang budak wanita yang dibelinya. Maka, berakhirlah kehidupan membujangnya yang cukup lama.

Oleh Allah swt mereka dikaruniai tiga orang anak laki-laki. Ketiganya diberi nama Muhammad, Abu Bakar, dan Umar. Waktu pun berlalu, ketiga anak lelaki itu tumbuh menjadi pemuda-pemuda yang sangat gagah berani dan tidak berbeda dengan ayahnya.

Pada suatu malam, Muhammad al-Munqadir mengurung dirinya di dalam bilik sendirian. Tidak ada yang tahu apa gerangan yang dia lakukan saat itu. Keluarganya telah terbiasa melihat Muhammad seperti itu. Mereka mengira paling Muhammad menyendiri untuk beribadah, mendekatkan diri kepada Allah swt.

Setelah beberapa lama, terdengar suara menangis dan meraung sangat kuat dari dalam bilik itu. Tentu suara Muhammad al-Munqadir. Tetapi kenapa, dan apa yang menyebabkannya? Muhammad menangis sangat keras dan tanpa henti sehingga keluarganya merasa cemas. Akhirnya mereka memberanikan diri untuk mengetuk pintu. Ketika masuk, tidak ada siapa-siapa lagi selain Muhammad al-Munqadir.

Mereka bertanya kepadanya mengapa dia menangis. Tetapi, tidak ada jawaban. Malah tangisannya bertambah kuat sehingga mereka menyangka dia sedang mendapat suatu musibah. Akhirnya mereka memanggil seorang sahabat yang bernama Abu Hazim.

Setelah mendapat izin, maka Abu Hazim masuk dan bertanya, “Wahai Muhammad, apa yang menyebabkan engkau menangis?”

Alih-alih menjawab, tangis Muhammad semakin menjadi-jadi, walau suaranya sudah tidak terlalu keras.

Abu Hazim sampai harus berkali-kali menanyainya dan berusaha menyabarkan dirinya sendiri.

Akhirnya, mau juga Muhammad al-Munqadir menjawab, “Aku menangis karena takut setelah membaca ayat al-Qur`an yang berbunyi, ‘Dan telah nyata kepada mereka azab yang mereka tidak pernah pikirkan.’”

Loading...

Mendengar hal itu, Abu Hazim ikut menangis bersamanya sehingga mereka yang menunggu di luar menegur Abu Hazim mengapa pula dia yang menangis, padahal dia dipanggil untuk menentramkan hati Muhammad al-Munqadir. Abu Hazim memberitahu mereka tentang sesuatu yang menyebabkan mereka menangis.

Menurut anaknya beberapa tahun setelah itu, setiap kali membaca ayat-ayat Al-Quran, Muhammad al-Munqadir semakin sering menangis hingga kedua matanya buta. Menjelang hari kematiannya, wajah Muhammad al-Munqadir tampak gelisah. Ketika ditanya, “Mengapa kamu kelihatan gelisah?”

Sekali lagi jawabannya tetap sama, “Aku takut pada ayat Al-Quran yang bunyinya, ‘Dan telah nyata kepada mereka azab yang tidak pernah mereka pikirkan.’”  Sambungnya lagi, “aku takut siksaan Allah yang tidak pernah aku perkirakan sebelumnya.”

Ketika ajalnya sudah hampir tiba, Muhammad al-Munqadir kelihatan tenang sehingga sahabatnya melihat wajah Muhammad ketika itu bersinar seperti bulan purnama. Muhammad al-Munqadir sempat berkata kepada para hadirin dengan suara yang tersekat-sekat, “Andai engkau dapat melihat tempatku seperti yang aku lihat sekarang, niscaya kamu akan senang dan tersenyum.”

Kemudian dia pun menghembuskan nafasnya yang terakhir pada tahun 131 Hijriah. []

Sumber: Peri Hidup Nabi & Para Sahabat/Saad Saefullah/Pustaka SPU/2012

Tags: MUHAMMAD al-Munqadir
Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki dengan tiga orang anak yang menyukai kisah-kisah Nabi dan para sahabat

Related Posts

Mau Hidup Lebih Bahagia? Rutinlah Bangun Pagi

Ketika Abu Bakar dan Umar Berselisih

2 Maret 2021
Sifat Malu Aisyah yang Patut Jadi Teladan

Ummu Umarah, Wanita Ksatria dalam Perjuangan Islam

1 Maret 2021
Arsy Bergetar dan Ribuan Malaikat Mengiringi Jenazah Sa’ad bin Muadz

Rasulullah Sebut Uwais Al-Qarni Bukan Penduduk Bumi, Melainkan Penduduk Langit

1 Maret 2021
Kecerdasan Aisyah

Sifat Perempuan Paling Utama Menurut Aisyah binti Abu Bakar

1 Maret 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
Ayah Bunda, Bermainlah denganku

Ayah Bunda, Bermainlah denganku

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Bolehkah Wudhu dengan Air Musyammas?
Syi'ar

Bolehkah Wudhu dengan Air Musyammas?

Redaktur Yudi
55 menit ago
Tayangan Iklan Ternyata Sebabkan Gizi Buruk
Kesehatan

Lima Kebiasaan Ini Memicu Penuaan Dini Kulit

Redaktur Dini Koswarini
1 jam ago
Hidup Di Era Menjelang Hadirnya Puncak Fitnah
Keajaiban Sedekah

Berdirilah Wahai Singa, 1 Suapan dengan 1 Suapan

Redaktur Sodikin
2 jam ago
Balas Dendam Itu Dilarang, Ini 5 Alasannya
Tahukah Anda

Balas Dendam Itu Dilarang, Ini 5 Alasannya

Redaktur Eneng Susanti
2 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add