SIKLUS menstruasi atau haid dialami oleh wanita. Siklus ini merupakan rangkaian perubahan hormon wanita setiap periode, kurang lebih setiap bulan. Disamping itu, perubahan ini bisa menjadi persiapan untuk kemungkinan terjadinya kehamilan.
Jadi, siklus haid ini penting untuk diketahui, terutama bagi pasangan yang sednag merencankan progaram kehamilan (promil).
Mengutip Very Well Family, siklus haid terjadi ketika hormon di dalam tubuh terus berfluktuatif selama siklus menstruasi. Di antara hormon-hormon tersebut terdapat estrogen dan progesteron, yang terbentuk di dalam ovarium.
BACA JUGA:Â Darah Merah Muda, Apakah dianggap Darah Haid?
Adapun siklus menstruasi wanita dibagi menjadi empat fase. Mengutip Healthline, berikut 4 fase tersebut:
1 Fase menstruasi
Fase menstruasi adalah fase pertama dari siklus menstruasi. Fase ini dimulai ketika telur dari siklus sebelumnya tidak dibuahi. Karena kehamilan belum terjadi, kadar hormon estrogen dan progesteron turun.
Lapisan rahim yang menebal, yang akan mendukung kehamilan, tidak lagi dibutuhkan, sehingga keluar melalui vagina. Selama menstruasi, terdapat tanda seperti bercak darah ataupun lendir pada rahim.
Selain itu gejala lain seperti:
- Kram
- Payudara sakit
- Kembung
- Perubahan suasana hati
- Mudah marah
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Nyeri punggung bawah
Secara umum, periode wanita yang berada dalam fase menstruasi memiliki durasi selama 3 sampai 7 hari. Sementara beberapa memiliki periode lebih lama dari yang lain.
2 Fase folikuler
Fase folikuler dimulai pada hari pertama menstruasi dan berakhir saat wanita berovulasi. Ini dimulai ketika hipotalamus mengirim sinyal ke kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon perangsang folikel.
Hormon ini merangsang ovarium untuk menghasilkan sekitar 5 hingga 20 kantung kecil yang disebut folikel. Setiap folikel berisi telur yang belum matang dan hanya telur yang paling sehat yang akhirnya akan matang.
Folikel yang matang memicu lonjakan estrogen yang menebalkan lapisan rahim. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang kaya nutrisi untuk pertumbuhan embrio.Rata-rata fase folikuler berlangsung sekitar 16 hari dan juga dapat berkisar dari 11 hingga 27 hari, tergantung pada siklusnya.
3 Fase ovulasi
Kadar estrogen yang meningkat selama fase folikuler memicu kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon luteinizing (LH). Inilah yang memulai proses ovulasi.
Ovulasi adalah saat ovarium melepaskan sel telur yang matang. Sel telur mengalir ke tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma.
Fase ovulasi adalah satu-satunya waktu selama siklus menstruasi yang dapat membuat hamil. Adapun gejala bahwa seseorang sedang berovulasi seperti:
- Peningkatan suhu tubuh basal.
- Keputihan lebih kental yang memiliki tekstur putih telur.
Ovulasi terjadi sekitar hari ke-14 jika wanita memiliki siklus 28 hari, yakni tepat di tengah siklus menstruasi. Hal tersebut berlangsung sekitar 24 jam. Setelah sehari, sel telur akan mati atau larut jika tidak dibuahi.
4 Fase luteal
Setelah folikel melepaskan telurnya, dia berubah menjadi korpus luteum. Struktur ini melepaskan hormon, terutama progesteron dan beberapa estrogen. Peningkatan hormon membuat lapisan rahim menebal dan siap untuk dibuahi.
Jika hamil, tubuh akan memproduksi human chorionic gonadotropin (hCG). Ini merupakan hormon yang dideteksi oleh alat tes kehamilan. Hormon hCG membantu menjaga korpus luteum dan membuat lapisan rahim menjadi tebal.
BACA JUGA:Â Muslimah Perlu Tahu, Inilah 7 Sebutan Haid
Jika tidak hamil, korpus luteum akan menyusut dan diserap kembali. Hal ini akan menyebabkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Selama fase ini, jika wanita tidak hamil, kemungkinan akan mengalami gejala sindrom pramenstruasi (PMS) yang gejalanya meliputi:
- Kembung
- Payudara bengkak atau nyeri
- Perubahan suasana hati
- Sakit kepala
- Penambahan berat badan
- Perubahan hasrat seksual
- Mengidam
- Kesulitan tidur
Umumnya fase luteal berlangsung selama 11 hingga 17 hari. Selain itu, fase yang terlalu pendek akan membuat dinding rahim tidak berkembang secara sempurna. Sedangkan fase yang terlalu panjang berakibat ketidakseimbangan hormon seperti terjadinya polycystic ovary syndrome atau PCOS. []
SUMBER: HEALTHLINE | HAI BUNDA | VERY WELL FAMILY