• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 26 September 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Dari Anda Renungan

Malu di Bentang Keindahan

Oleh Mila
6 tahun lalu
in Renungan
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
onani

Foto: CooLBye - DeviantArt

1
BAGIKAN

Oleh: Harri Ash Shiddiqie
Penulis, penyuka sastra, tinggal di Jember

ADAKAH malu? Tidak ada. Karena ditelan angin barat, angin timur, dan dikunyah siapa saja yang angin-anginan. Bukan hanya dengkul, bukan hanya paha, tapi juga jenjang leher sampai perut bisa dilihat siapa saja.

Malu? Tidak. Itu biasa.

Tapi di kota kecamatan tempat ia dilahirkan, kota kecil yang hanya ada satu jalan raya beraspal yang membelahnya, hampir semua orang memakai jilbab. Hampir semua perempuan tak kelihatan betisnya.

ArtikelTerkait

Handphone, Handphone dan Handphone…

3 Musibah Seorang Manusia

“DemiMu, ya Allah!”, Sekelumit Catatan Perjalanan Seorang Sufi Pemula

Prinsip Tawakal

Mengapa di kota kecil masih ada rasa malu? Mungkin, agama masih terjaga. Sopan santun masih digenggam. Juga semua orang saling mengenal, tak enak bila jadi perbincangan. Malu.

Seberapa kuat malu ini bertahan?

Android, Youtube, Instagram menawarkan apa saja. Ketika gambar, video dan uraian kata-kata tentang keintiman mudah diakses, maka nilainya menjadi turun.

Pernikahan tidak lagi sakral, khidmat tentang pengorbanan. Berkorban untuk pasangannya, untuk keluarganya, dan berkorban sebagai kewajiban meneguhi perintahNya.

Pernikahan yang hanya bersemangatkan transaksi dan pengumuman. Pengumuman yang diusahakan mewah, undangan disebar berhias gambar mesra, intim, tanpa malu.

Transaksi?

Sikap individualis dengan dorongan kebebasan membuat setiap orang berusaha memiliki eksistensi. Setiap orang berusaha memberi makna kehidupannya sesuai dengan persepsinya apa yang dianggap baik olehnya. Ini membuat setiap orang harus kuat. Harus dapat hidup mandiri tanpa bergantung pada orang lain.

Pernikahan bukan lagi pengorbanan untuk pasangannya, saling berjuang memberikan yang terbaik untuk keluarga. Pernikahan hanya sekedar hubungan. Punya tempat berkomunikasi, hubungan tubuh pelepas hasrat, sebagai teman, menghilangkan kesendirian, penawar kesepian. Anak? Ah, nanti dulu, diprogram sekian tahun mendatang.

Dalam pernikahan masa kini setiap pribadi tetap bereksistensi. Bahkan pernikahan direncanakan untuk membantu pertumbuhan dan kebutuhan eksistensi diri. Seorang perempuan tetap bekerja, tetap berkarya. Seorang lelaki tetap bisa jauh di sana menggeluti profesinya.

Eksistensi bisa tabrakan. Sang istri gemar menjadi bintang sinetron, tetapi sang suami ingin rumah damai di luar kota dengan istri yang tersenyum di pintu menyambut kedatangannya. Ini tidak bisa.

Bukankah sudah disepakati, ada transaksi: “Bebas menikah dan bebas pula untuk bercerai”.

Pernikahan bisa singkat. Kalaupun tidak singkat, silakan eksistensi masing-masing tetap tumbuh.

Rumah tangga hanya “hubungan”. Kesenangan yang intim bisa dikayuh di tempat yang lain, dengan orang lain. Aman, kontrasepsi banyak tersedia. Bisa diraih sesat, ditawarkan di mana saja. Murah karena saling membutuhkan. Mudah, menggerakkan ujung jari di android, semua tersedia dalam hitungan detik.

Malu? Tidak. Itu biasa.

Di kota kecilnya, di depan pintu rumah panggung kayu di dusunnya, di antara garis angin sederhana, ia bisa mengingat di surat Al Qashash ayat 21-29. Yang di antaranya menceritakan seorang perempuan yang disuruh ayahnya agar menemui seorang lelaki. Ia memenuhi perintah itu, dan berjalan malu-malu.

Oh, sebuah narasi keindahan.

Diingatnya juga sebuah tulisan, memicu kerinduan langit pernikahan yang indah. Yang lelakinya seorang perjaka, di dadanya berkilau rasa siap bertanggung jawab memenuhi kehidupan keluarga. Dan gadisnya, perawan yang malu-malu duduk di pelaminan, dalam kesucian. []

Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: [email protected], paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.

Tags: adabindahMaluSopan Santun
ShareSendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Senat AS Tolak Resolusi Bantuan AS pada Saudi dalam Konflik Yaman

Next Post

Dear Mantan Sang Pendosa

Mila

Mila

Terkait Posts

Hukum Nonton Film Porno, Pornografi, handphone

Handphone, Handphone dan Handphone…

21 September 2023
Adab Bertakziah, Bahaya Hidup Sengsara, Ciri Orang Munafik, Musibah

3 Musibah Seorang Manusia

15 September 2023
Keutamaan Dzikir Al-Matsurat, Doa, Syarat Terkabulnya Doa, Amalan yang Pahalanya Besar, Cara Hidup Berkah, Kekuatan untuk Selesaikan Masalah, Sabar, prinsip tawakal, Kebahagiaan, Tanda Orang Bertaqwa

“DemiMu, ya Allah!”, Sekelumit Catatan Perjalanan Seorang Sufi Pemula

13 September 2023
Manfaat Bersyukur, Tawakal, Syarat Diterimanya Amal, Hari Kiamat, Perkara Iman, Cara Menenangkan Hati, Golongan Manusia yang Haram Disentuh Api Neraka, prinsip tawakal

Prinsip Tawakal

30 Agustus 2023
Please login to join discussion

Terbaru

Level Shalat, Syarat Imam Shalat Berjamaah, Fikih Shalat Dhuha, Waktu Terlarang Shalat Dhuha, Tata Cara Shalat Hajat, keutamaan shalat hajat, Sholat Dhuha 4 Rakaat, Syarat Amal Ibadah Diterima Allah, rukun shalat, Keutamaan Doa Iftitah, Ikhlas, Perkara yang Disukai dan Dibenci Allah, tahajud, Shalat Witir, iman, Imam Shalat di Akhir Zaman, Amalan Ringan Berpahala Besar, Shalat Dhuha, Keutamaan Shalat Tahajud, Hukum Doa Iftitah dalam shalat, Ustadz Adi Hidayat, Tingkatan Khusyuk dalam Shalat, Hukum Shalat tanpa Peci, Waktu Terlarang Shalat Dhuha, Shalat Sunnah Qabliyah Shubuh,, Tempat Dilarang Shalat, Hukum Lelaki Shalat tanpa Peci, shalat dhuha, Adab Sebelum Shalat, Batas Waktu Shalat Dhuha, Jumlah Rakaat Shalat Witir, Keutamaan Shalat Sunnah, shalat dhuha,,Rukun Islam, Hukum Muslim Meninggalkan Shalat Fardhu, Cara Menenangkan Hati, Sedang Shalat Dipanggil Orang Tua,, Hukum Tahajud setelah Witir, Keutamaan Shalat Sunnah, Prasangka Baik pada Allah, Hukumnya Hanya Membaca Surat Al-Ikhlas dalam Shalat Tahajud, Cara Membersihkan Jiwa, Shalat Tahajud

Hukum Hanya Baca Surat Al-Ikhlas setelah Fatihah Ketika Shalat Tahajud

Oleh Haura Nurbani
25 September 2023
0

Apa hukum shalat tahajud hanya membaca Surat Al-Ikhlas saja setelah membaca Al-Fatihah?

Foto: Unsplash

Hukum Makan dan Minum di Kamar Mandi

Oleh Haura Nurbani
25 September 2023
0

Apa hukum makan dan minum di kamar mandi?

Kelebihan Sekolah Alam

5 Kelebihan Sekolah Alam Purwakarta

Oleh Dini Koswarini
25 September 2023
0

Di sini, aku akan membahas kelebihan bersekolah di Sekolah Alam Purwakarta, tempat aku belajar.

6 Musuh Anak Milenial yang Berbahaya 1

6 Musuh Anak Milenial yang Berbahaya

Oleh Dini Koswarini
25 September 2023
0

Di balik kemudahan yang ada di zaman sekarang, sesungguhnya ada musuh anak milenial yang mengincar.

Terpopuler

Tidak ada konter tersedia
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.