JAKARTA–Kalung eucalyptus yang dipercaya bisa menjadi penangkal virus Corona baru membuat publik gaduh. Tak hanya itu anggota legislator pun ikut bersuara terkait kalung tersebut. Menurut anggota Komisi IV DPR Ema Ummiyatul Chusnah, rencana pemerintah memproduksi massal kalung anticorona itu berpotensi menguras APBN dan berpotensi merugikan keuangan negara.
“Jika kemudian produk ini diwacanakan diproduksi dan didistribusikan sebagai bantuan pemerintah, hal ini juga harus dikritisi, karena berpotensi menguras APBN dan berpotensi merugikan uang negara jika produk tersebut kemudian tidak terbukti berfungsi sebagaimana yang diklaim Kementan,” kata Ema dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/7/2020).
BACA JUGA: Heboh Kalung Anti Virus Corona, Ini Kata Waketum Ikatan Dokter Indonesia
Ema juga berpandangan, jika produk tersebut sasarannya untuk komersil, maka klaim ‘anti corona’ perlu dilakukan kajian lebih lanjut. Sebagaimana diatur di dalam UU No 8 Tahun 1999 terkait Perlindungan Konsumen, UU tersebut memuat kewajiban produsen dalam hal ini Kementerian Pertanian untuk memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan.
“Diperlukan riset panjang untuk bisa memastikan terhadap klaim minyak kayu putih (eucalyptus) dapat membunuh virus corona.” jelasnya.
Dia menambahkan, menurut informasi yang diterima, riset yang dilakukan oleh Balitbang baru tahap uji secara in vitro di tingkat sel dan belum diuji terhadap virus Covid-19 secara langsung. Politikus PPP itu menjelaskan, bahwa suatu produk bisa diklaim memiliki fungsi spesifik harus melalui beberapa tahapan termasuk uji secara klinis.
BACA JUGA: Diciumi Kerabat saat Diajak Orang Tuanya Bertakziah, Bayi 10 Bulan di Pekanbaru Positif Corona
“Perlu riset lebih lanjut terhadap manfaat minyak kayu putih apakah memang secara spesifik bermanfaat untuk penanggulangan covid-19 atau tidak,” ujarnya.
Dirinya mengimbau, kepada masyarakat agar tetap menjaga kewaspadaan untuk mengurangi resiko penularan virus corona seperti menggunakan masker, rajin cuci tangan, dan melakukan social distancing. Dia khawatir, adanya klaim ‘anti corona’ pada kalung tersebut justru membuat tingkat kewaspadaan masyarakat menurun.
“Kami menilai hal ini perlu diluruskan, tidak serta merta dengan menggunakan kalung herbal tersebut bisa membuat tubuh kebal terhadap virus,” ungkapnya. []
SUMBER: REPUBLIKA