• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Selasa, 16 Desember 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Wacana

Kurang Piknik dan Aku Tak Tahu

Oleh Eva F Hasan
9 tahun lalu
in Wacana
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: Page Salim A Fillah

Foto: Page Salim A Fillah

700
BAGIKAN

Kurang piknik tak selalu tak baik. Seperti keagungan Imam Malik.
Dibanding para Imam Ahlis Sunnah lainnya, barangkali beliaulah yang tersedikit melakukan rihlah ‘ilmiyah, mencukupkan diri dengan ilmu dan atsar dari guru-gurunya di Madinah. Tapi justru karena kurang piknik, nyaris tak pernah keluar dari Madinah sepanjang hidupnya selain untuk berhaji, beliaulah rujukan tepercaya sebagai Imam Daril Hijrah.

Dikatakan bahwa ilmu para sahabat Rasulillah ﷺ tersebar pada 7 Tabi’in Fuqaha’ Madinah; Al Qasim ibn Muhammad ibn Abi Bakr Ash Shiddiq, Salim ibn ‘Abdillah ibn ‘Umar Al Faruq, ‘Urwah ibn Zubair ibn Al ‘Awwam, Abu Salamah ibn ‘Abdirrahman ibn ‘Auf, Kharijah ibn Zaid ibn Tsabit, Sulaiman ibn Yasar, dan Sa’id ibn Al Musayyib. Dan ilmu ketujuh beliau nantinya berhimpun kembali dalam diri Imam Malik.

Cintanya pada bumi berkah di mana Rasulullah ﷺ mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar ini amat dalam. Bahkan beliau mendasarkan fiqihnya salah satunya dengan ‘Perbuatan Penduduk Madinah’. Salah satu konsekuensinya, hadits yang shahih dari sahabat Rasulillah namun tak diamalkan penduduk Madinah dapat menjadi batal kehujjahannya di sisi beliau rahimahuLlah, seperti dalam soal puasa 6 hari di Bulan Syawal semisal.

Kurang Piknik dan Aku Tak Tahu 1 Ilmu

ArtikelTerkait

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

Ga Bisa Baca Hadist

Gendong Ala Drakor

Tapi kita mesti tahu, wibawa orang kurang piknik ini membuat para Khalifah merunduk. Suatu ketika Harun Ar Rasyid mengundangnya untuk membacakan hadits-hadits Rasulillah bagi dirinya dan putra-putranya. Jawaban sang Imam menghentak, “Ilmu itu didatangi. Bukan mendatangi.”

Maka Harun Ar Rasyid beserta putranya hadir ke majelis beliau yang mulia, itupun dengan diperingatkan, “Hendaknya duduk di manapun tempat tersedia, jangan lancang melangkahi pundak orang-orang.” Maka Imam Malik yang untuk membacakan hadits Rasulillah ﷺ selalu memakai pakaian terbaik, bersurban indah, berwangian harum, berada dalam keadaan wudhu’, terlihat lebih megah melebihi sang Khalifah.

Watak fiqih atsari beliau yang tawadhu’ juga terbentuk dari sini. Beliau mencukupkan diri dengan riwayat lalu selebihnya berkata, “Aku tidak tahu”, yang ucapan ini disebutnya sepertiga ilmu. Seorang utusan dari Maroko pernah amat kecewa, 40 pertanyaan titipan diajukan tapi hanya 8 yang dijawab. “Tiga bulan perjalanan kutempuh untuk menjumpaimu dengan pertanyaan dari kaumku”, ujarnya, “Apa yang nanti harus kukatakan pada mereka?”

“Katakan saja”, ujar Sang Imam penuh wibawa, “Bahwa Malik tidak tahu.”

Hal menarik terjadi ketika Imam Muhammad ibn Hasan Asy Syaibani, salah satu murid utama Imam Abu Hanifah mengunjungi Imam Malik dengan tak dikenali. “Bagaimana hukumnya”, tanya Muhammad ibn Hasan, “Jika seorang lelaki yang sedang junub mendengar adzan. Tapi dia tak menemukan air untuk mandi, sedangkan dia tahu bahwa di dalam Masjid ada air.”

“Orang junub tidak boleh masuk Masjid”, jawab Imam Malik.
“Tapi dia mendengar adzan dan sudah seharusnya ikut shalat berjama’ah bukan?”
“Ya, tapi dia tidak boleh masuk Masjid sebelum bersuci.”
“Jadi apa yang harus dia lakukan?”, desak Imam Muhammad ibn Hasan.
“Aku tidak tahu”, jawab Imam Malik.

Imam Muhammad ibn Hasan menghela nafas lalu berkata, “Seharusnya lelaki itu bersuci dengan tayammum dulu untuk masuk Masjid. Lalu dia mengambil air dari dalam Masjid kemudian keluar untuk mandi. Lalu masuk Masjid lagi untuk shalat.” Sang penanya ini lalu mohon diri.

“Siapakah engkau ini?”, tanya Imam Malik.
“Saya ‘Abdullah, hamba Allah.”
“Dan dari manakah?”
“Asal saya dari tanah”, jawab Muhammad ibn Hasan lalu beranjak tanpa menoleh lagi.
Seorang murid yang sedari tadi memperhatikan bincang keduanya pun bertanya, “Benarkah Anda tidak mengenal orang itu ya Imam?”
“Siapa dia rupanya?”
“Dialah Muhammad ibn Hasan Asy Syaibani yang termasyhur, sahabat Abu Hanifah.”
“Celaka, dia menipuku dengan mengatakan namanya ‘Abdullah.”
“Tapi kan memang benar dia itu hamba Allah?”
“Aku tetap tidak suka hal semacam itu.”

Kisah ini adalah salah satu penanda ketegangan yang sering terjadi antara Madrasah Ahlil Atsar yang dipimpin Imam Malik dan para Ahli Hadits di Hijjaz dengan Madrasah Ahlir Ra’yi yang berpusat di ‘Iraq dalam generasi murid-murid Imam Abu Hanifah seperti Al Qadhi Abu Yusuf dan Muhammad ibn Hasan.

Watak Fiqih ‘Iraq yang karena sedikitnya hadits tersampai harus mengembangkan berbagai kaidah penyimpulan hukum menghadapi persoalan masyarakat yang lebih rumit menjadikan mereka terampil berlogika, berdebat, dan mendiskusikan berbagai persoalan yang tak terbayangkan di Hijjaz. Dua madrasah yang sebenarnya saling melengkapi ini, di kalangan para murid sering berolok satu sama lain.

Hingga akhirnya datanglah Al Imam Asy Syafi’i, murid terhebat Imam Malik tapi sekaligus juga murid terdahsyat Muhammad ibn Hasan Asy Syaibani. Pada beliau, kedua madrasah berpadu menjadi Ilmu Fiqih yang kokoh dalilnya sekaligus kuat metodologinya.

“Dulu Ahli Hadits tertidur”, simpul Imam Ahmad ibn Hanbal, “Hingga Imam Asy Syafi’i datang membangunkan mereka; memahamkan mana umum mana khusus, mana nasikh mana mansukh, serta mana yang mujmal dan mana yang memerinci.”

Mari senantiasa belajar dari mereka, terutama atas kalimat “Aku tak tahu.” Tiada aib atas ungkapan itu, sebab dengannya Allah lah yang kan jadi guru, mengajarkan segala yang bermanfaat di dunia hingga akhir waktu.

Seperti Imam Malik yang sering mengatakannya, suatu hari di musim dingin beliau berpeluh. Maka bertanyalah Imam penduduk Mesir, Al Laits ibn Sa’d, “Apa yang membuatmu berkeringat?”

“Abu Hanifah”, jawab Imam Malik. “Betapa pandainya orang itu.” Lalu ketika Al Laits menyampaikan pujian Malik ini pada Abu Hanifah, begini jawab sang Imamul A’zham sembari mengambil nafas berat, “Malik, orang yang mendapatkan bagian terbanyak dari warisan Rasulillah ﷺ.”
Rahimahumullahu ajma’in.

Gambar: menadah ilmu dan menyimak adab dari Abuya Sayyid Ahmad ibn Muhammad ‘Alawy Al Malaki Al Hasani, di Rusaifah, Makkah. []

Tags: ilmuimam ahmadimam malikNotePiknikSalim A Fillah
Share700SendShareTweetShareScan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Ini Hukum Tinggalkan Shalat Jumat

Next Post

Bertetangga itu Perlu Adab

Eva F Hasan

Eva F Hasan

Terkait Posts

Nggak Ada Obat, Potongan Rambut Laki-laki yang Tidak Diperbolehkan dalam Islam

O Ternyata Ini 3 Arti Istilah “Nggak Ada Obat”!

13 Desember 2024
Damaskus

Damaskus Jatuh, Basyar Al-Assad Dilaporkan Kabur; Akhir 50 Tahun Kekuasaan Keluarga Assad?

8 Desember 2024
Kitab Taurat, Hadist, Bani Israil, Zabur

Ga Bisa Baca Hadist

10 Agustus 2024
Sikap Suami yang Harus Disyukuri Istri, , Nikah, Tips yang Harus Dikuasai Istri Agar Suami Betah di Rumah, Sifat Istri yang Mendatangkan Rezeki bagi Suami, Drakor, Istri

Gendong Ala Drakor

10 Agustus 2024
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 2 Ilmu

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

MasyaAllah, Inilah 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan beserta Artinya

Oleh Haura Nurbani
24 Agustus 2023
0
Hukum Mengubur Ari-ari Bayi, Fakta Bayi Baru Lahir, ASI, ciri bayi cerdas, nama, Nama Anak Perempuan, Hukum Bayi Tabung dalam Islam, Doa ketika Melahirkan

Nama Sahabiyat adalah nama wanita-wanita agung yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam bersamanya.

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Berikut 7 Hadist tentang Muamalah

Oleh Sufyan Jawas
25 Oktober 2021
0
Hadist tentang muamalah

Dikutip dari halaman Swm, berikut hadist-hadist tentang muamalah.

Lihat LebihDetails

21 Sifat Manusia Menurut Al Quran

Oleh Laras Setiani
17 Oktober 2019
0
ilustrasi.foto: kiblat

Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya...

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.