KOMISI Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengomentari video murid-murid di sebuah SMK swasta di Jawa Tengah yang seolah saling tendang dengan gurunya di dalam kelas. Meski hanya dianggap bercanda, namun KPAI menyayangkan hal tersebut.
“KPAI menyayangkan aksi “guyonan” para siswa terhadap gurunya karena mencerminkan ketidak santunan sikap dan perilaku peserta didik terhadap sang guru,” kata Komisioner KPAI Retno Listyarti dalam keterangannya, Minggu (11/11/2018).
Selain mengatakan tindakan ‘guyonan’ tersebut tidak bisa dibenarkan, Retno juga menyesalkan video itu beredar luas tanpa adanya sensor identitas anak dan sekolah. Hal ini, kata Retno, bisa berdampak pada anak dan nama sekolah tersebut.
BACA JUGA:Â Seorang Guru SMK di Kendal Di-bully Murid-muridnya
“KPAI menyesalkan viralnya video ini, karena identitas anak dan nama sekolah tidak diblur, sehingga diketahui publik secara luas. Hal ini berpotensi kuat menimbulkan stigma negatif terhadap sekolah dan para siswa lainnya yang bersekolah di SMK tersebut. Apalagi komentar netizen mayoritas negatif dan agak emosional setelah melihat video “guyonan” ini,” terangnya.
Retno berharap masyarakat tidak menyebarluaskan video tersebut. Selain itu, KPAI mengaku akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Tengah dan pihak sekolah tersebut.
“KPAI akan berkoordinasi awal melalui telepon dengan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah terkait kasus ini pada Senin, 12 November 2018, guna memastikan langkah penyelesaian dan jika diperlukan adanya program pembinaan terhadap siswa dan pihak sekolah oleh Pemerintah Provinsi dan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait,” tambahnya.
Kepala sekolah SMK tersebut langsung membuat pernyataan tertulis dengan tanda tangan namanya, Muhaidin. Muhaidin menjelaskan, peristiwa itu terjadi hari Kamis (8/11) lalu saat pelajaran kelas X TKR antara jam keempat sampai kedelapan, pukul 09.15 WIB sampai 13.20 WIB. Saat itu siswa dalam pelajaran Gambar Teknik Otomotif yang diampu guru bernama Joko Susilo.
BACA JUGA:Â Polisi Beberkan Kronologi Pembunuhan Guru Honorer di Banda Aceh
“Pada jam 13.00 menjelang berakhirnya jam pelajaran tersebut, anak-anak ramai bercanda, ada yang saling melempar kertas, dan saah satu kertas tersebut ada yang mengenai pak Joko,” kata Muhaidin dalam keterangan tertulisnya tertanggal hari ini, Minggu (11/11).
“Beberapa anak maju ke depan kelas untuk bercanda (guyonan) dengan harapan pak Joko tidak marah-marah karena pada dasarnya pak Joko adalah guru yang suka bercanda dengan anak-anak pada saat pembelajaran,” jelasnya. []
SUMBER: DETIK