PADA zaman Nabi Isa as. ada seorang yang terkenal dengan kekikirannya, sehingga ia dijuluki ‘Mal’un’. Suatu hari datanglah kepadanya seorang pejuang yang akan berperang. Pejuang itu berkata, “Berilah aku senjata untuk berperang, demi keselamatanmu dari api neraka.”
Mal’un tidak memperhatikan permintaan tersebut. Setelah pejuang itu pergi, Mal’un merasa menyesal. Lalu ia memanggil kembali pejuang tersebut dan diberikanlah pedang kepada pejuang itu.
Sepulang dari medan perang ia bertemu dengan Nabi Isa as. yang tengah bersama seorang abid.
“Hai, pejuang,” tegur nabi Isa, “Dari mana kau dapatkan pedang itu?”
“Dari mal’un,”
Nabi Isa gembira mendengarnya. Bertepatan dengan itu, Mal’un sedang duduk di depan pintu rumahnya. Seketika ia menyambut nabi Isa dan abid itu.
“Aku akan segera pergi sebelum terbakar oleh apinya,” kata si abid.
Saat itulah turun wahyu, “Hai, Isa, katakanlah kepada hamba-Ku (Mal’un) bahwa aku sudah mengampuni dosanya karena shodaqoh pedangnya itu, dan karena dia senang kepadamu. Juga sampaikan kepada abid itu bahwa dia adalah kawanmu kelak di surga.”
Mendengar berita dari nabi isa as. si abid menjawab, “Aku tidak rela berkawan dengan dia di surga.”
Lalu turun wahyu, “Hai, Isa, katakana kepada abid itu, karena ia tidak rela atas keputusan-Ku dan menghina orang, maka mulai saat ini Kujadikan ia Mal’un dan penghuni neraka kelak. Dan orang yang semula disebut Mal’un kini menggantikan tempat si abid di surga kelak.”[]
Sumber: Keajaiban Shodaqoh/ Muhammad Muhyidin/ Penerbit Divapress