• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Sabtu, 19 Juli 2025
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Inspirasi

Kisah Haru Mbak Tutut: Diajari Masukkan Benang ke Lubang Jarum oleh Bu Tien Soeharto

Oleh Saad Saefullah
5 tahun lalu
in Inspirasi
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Foto: bentengsumbar.com

Foto: bentengsumbar.com

0
BAGIKAN

INI adalah kisah yang ditulis oleh Mbak Tutut Soeharto, putri almarhum Presiden Soeharto. Kami kutip dari web beliau, tututsoeharto.id.

Sore itu, bapak dan ibu sedang duduk santai, sambil ngunjuk (minum) teh dan dahar (makan) singkong, jagung serta kacang rebus kesukaan bapak. Saya nggak mau ketinggalan dong, ikut bergabung di situ. Lalu ibu melihat saya, langsung bercerita pada saya.

“Wuk, dulu sewaktu kamu masih kecil, bapak ibu tinggal di Solo saat itu,” ibu berhenti sejenak, “Bapak dan ibu sering berkumpul dengan kawan-kawan, dan selalu mengadakan lomba-lomba antara bapak, ibu dan kawan-kawan, maupun antara putra putri kami.”

“Lajeng kadospundi (terus bagaimana), bu?”

ArtikelTerkait

10 Tips Naik Gunung Tanpa Meninggalkan Shalat 5 Waktu

Apa Saja Keuntungan Menikah di KUA?

10 Tips Aman Mendaki Gunung untuk Pemula dan Pendaki Berpengalaman

7 Faktor yang Membuat Anak Membenci Ayahnya

“Para ibu, bersepakat untuk mengadakan lomba memasukkan benang ke dalam jarum bagi putri-putrinya. Karena pesertanya lumayan banyak, jadi dibagi menjadi beberapa grup.”

Termangu saya mendengarkan.

“Saat itu kamu masih kelas nol, dan kamu diikutsertakan bapak dalam lomba tersebut,” ibu tersenyum, lalu melanjutkan “Kebetulan kamu paling kecil dalam grup kamu. Tapi bapak bersikeras kamu tetap mengikuti lomba tersebut.”

BACA JUGA: Nggak Undang Pak Harto ke Nikahan Anaknya, Mayjen Eddie Kaget, Presiden Ternyata Malah Datang bersama Bu Tien

“Biar Tutut cari pengalaman, bu.” Ngendikane (katanya) bapak.

“Bapak itu wuk sepanjang lomba, terus mbisiki di sebelahmu.”

“Liat jarumnya… masukkan benangnya ke lubang jarum, wuk,” kata bapak. “Itu lubangnya di ujung jarum,” bapak tetap membimbing kamu. “Ayo cepat wuk, ojo kuwalik nyekele (jangan terbalik megangnya). Iya dibalik pegangnya. Hati-hati, wuk. Awas jangan tertusuk. Terus dicoba, jangan nyerah, wuk.”

Bapak mendengar cerita ibu jadi tertawa geli.

“Teman-teman bapakmu pada ngguyu kabeh ndelok (tertawa semua melihat) tingkahnya bapak. Tapi bapak nggak perduli, bengok-bengok (teriak-teriak) terus ngajarin kamu.”

“Dalem (saya) berhasil nggak, bu?” penasaran saya bertanya.

“Nyekel dom wae ora nate (pegang jarum saja tidak pernah), opo meneh nglebokke (apa lagi masukkan) benang. Yo adoh soko iso wuuuk (ya jauh dari bisa nak),” Ibu menjelaskan.

BACA JUGA: Lika-liku Perjalanan Cinta Pak Harto dan Bu Tien

“Sakjane (sebetulnya), ibu kasian lihat kamu ketuwal, ketuwil pegang benang dan ngliatin jarum sambil jalan menuju finish. Tapi ndelok (melihat) semangatmu tanpa nyerah, ibu jadi bangga, biar kalah juga,” Ibu tersenyum.

“Bapak agak kecewa saat itu kenapa kamu tidak bisa melakukan pekerjaan wanita tersebut. Bapak lupa kamu masih kecil, dan lawan-lawanmu, ibunya banyak yang menjadi tukang jahit.Tapi bagi bapak itu bukan alasan. Sesampai di rumah, bapak meminta ibu beli jarum dan benang.”

Sahabat tahu untuk apa?

“Bu, mulai sekarang ajarin Tutut masukkan benang ke jarum.”

“Tutut kan masih kecil pak, kalau tertusuk jarum bagaimana tho pak. Kemaren dia kalah itu karena lawannya kan ibunya penjahit, pak.”

“Mereka dari kecil sudah diajari ibunya mengenal jarum dan benang. Dan mereka bisa berhati-hati memegang jarumnya. Ibu ajari Tutut berhati-hati juga memegang jarumnya, jarum barang yang tajam. Kasih sayang ibu, bisa membuat anak kita jadi tangkas sejak kecil bu.”

“Akhirnya ibu dengan sangat hati-hati dan sabar, ngajari kamu memasukkan jarum… he he. Waktu kamu bisa memasukkan benang ke jarum, kamu senang sekali, teriak-teriak, horeee… aku biso… aku biso… aku biso. Setelah kamu bisa masukkan benang berkali-kali, kamu mulai bertanya ke ibu, “Ibu, dalem sudah pinter masukkan benang ke jarum. Sekarang apa yang harus saya kerjakan? Ibu ajari dalem njahit.

”Atas permintaanmu, kemudian ibu pelan-pelan ngajari kamu menjait. Ibu memotong kain streamin putih berbentuk bujur sangkar kecil, dan ibu ajari kamu membuat sapu tangan. Alhamdulillah, walau agak kesulitan, tapi kamu semangat sekali membuatnya. Ibu lihat, kamu begitu bahagia dan bangga sekali dapat membuat sapu tangan.”

“Sepulang bapak dari kantor, kamu berlari menunjukkan sapu tangan buatanmu ke bapak. Melihat sapu tangan buatanmu, walau jauh dari bagus dan rapi, bapak mengangkat kamu, dan memeluk erat-erat. Dengan bangga, bapak melihat sapu tanganmu.”

“Wuah… hebat dan pinter anak bapak.” Bapak ngendiko, “Alhamdulillah yo Bu, bagus sekali sapu tangan buatan Tutut. Tapi lain kali bisa lebih rapi pinggirnya ini wuk, biar bisa bapak pakai ke kantor” … “Bapak bicara sambil melirik ibu… he he”

Mendengar cerita ibu, bapak terlihat sangat bahagia. Kebahagiaan bapak dan ibu, merupakan hadiah yang luar biasa buat saya. Alhamdulillah, kelas 4 SR (Sekolah Rakyat), sekarang SD, saya sudah bisa membuat baju sendiri.

BACA JUGA: 4 Fakta Pak Harto yang Menarik dan Tak Terlupakan

Sahabat …

Ada hal yang istimewa yang dapat saya petik dari cerita tersebut. Bahwa tidak ada hal yang tidak bisa kita lakukan, kalau kita mendapat guru yang baik, sabar telaten dan penuh kasih sayang. Dan sebagai murid kita tidak boleh mudah putus asa, rajin belajar, dengan seksama menyimak ajaran guru.

Bapak Ibu yang kami cintai, sayangi dan banggakan. Karena Allah memberi kami orang tua sepertimu, maka kami menjadi orang yang insya Allah, walaupun mungkin hanya setitik demi setitik, tapi dapat bapak dan ibu banggakan.

Doa dan cinta kami selalu menyertaimu… tenanglah di atas sana…

We all love you deeply.

Tempatkan Bapak dan Ibuku di sorga-MU ya ILLAHI …. Aamiin. []

Tags: ibu tien soehartombak tutut soeharto
ShareSendShareTweetShareScan
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Buang Produk Branded Prancis, Arie Untung: Nggak Layak Ada di Lemari

Next Post

Masjid Terbesar di Afrika telah Dibuka

Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki. Tidak terkenal. Menyukai kisah-kisah Nabi dan Para Sahabat.

Terkait Posts

gunung, naik gunung, shalat

10 Tips Naik Gunung Tanpa Meninggalkan Shalat 5 Waktu

8 Juli 2025
menikah, KUA

Apa Saja Keuntungan Menikah di KUA?

6 Juli 2025
gunung, mendaki gunung

10 Tips Aman Mendaki Gunung untuk Pemula dan Pendaki Berpengalaman

2 Juli 2025
rasa benci, anak, ayah

7 Faktor yang Membuat Anak Membenci Ayahnya

30 Juni 2025
Please login to join discussion

Tulisan Terbaru

Melakukan Perubahan, sifat jujur, orang yang meninggalkan shalat, istidraj, FITNAH, SYAHWAT, maksiat, bunuh diri, dosa, maksiat, taubat

5 Alasan Jangan Mengungkit Dosa Masa Lalu Seseorang yang Sudah Bertaubat

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

agar tidak mengulangi dosa, mengganti shalat wajib, dosa jariyah, mandi, dosa, shalat

Jangan Tinggalkan Shalat Meski Badan Kotor saat Kerja, Tidak Semua Kotor Itu Najis

Oleh Yudi
14 Juli 2025
0

Senin

Jangan Lagi Bilang “Nggak Suka Senin!”

Oleh Dini Koswarini
14 Juli 2025
0

Cerai, Sebab Zina Dilarang dalam Islam, zina, Penyebab Lelaki Selingkuh, Talak

Talak: Halal yang Dibenci, Senjata Iblis untuk Memecah Belah

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999! 1

Laporan Donasi Islampos Juli 2025: Alhamdulillah, Sudah Terkumpul Rp2.390.999!

Oleh Saad Saefullah
13 Juli 2025
0

Terpopuler

Cara Singkat Tulis ‘Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ﷺ di Microsoft Word, Ini Dia

Oleh Saad Saefullah
19 Oktober 2024
1
Nabi Muhammad Keutamaan Membaca Sholawat, Waktu Terbaik Bershalawat, Sholawat, Ciri Fisik Rasulullah, Wasiat Nabi Sebelum Wafat, Cara Bershalawat yang Benar kepada Nabi, Keistimewaan Rasulullah, Kebiasaan Nabi Muhammad ﷺ, Rasulullah

Selain untuk membuat karakter shalawat tersebut, kita juga bisa membuat lafadz Allah (ﷲ), Muhammad (ﷴ), Basmalah (﷽), Jalla Jalaluhu (ﷻ)...

Lihat LebihDetails

12 Ayat Al-Quran tentang Istiqamah, Dapat Memotivasi Kita

Oleh Sufyan Jawas
31 Oktober 2021
0
Hadist Nabi Tentang Ikhlas

ayat Al-Quran Tentang Istiqamah

Lihat LebihDetails

85 Motto Hidup dari Kutipan Ayat Alquran

Oleh Eneng Susanti
17 Januari 2023
0
motto hidup ayat Alquran, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

SAHABAT mulia Islampos, ada banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dari Alquran. Banyak pula kutipan ayat Alquran yang bisa...

Lihat LebihDetails

Syair yang Membuat Imam Ahmad Menangis

Oleh Saad Saefullah
26 Juli 2019
0
Foto: ABC

Wahai Tuhanku, inilah seorang hamba yang kembali, siapalah yang sanggup menerimanya?

Lihat LebihDetails

6 Manfaat Berteman dengan Orang Shaleh

Oleh Dini Koswarini
12 Juli 2025
0
Interview, Hadis tentang Dosa Berbohong, Teman

Dengan berteman dengan orang yang ikhlas, kita belajar untuk lebih memerhatikan pandangan Allah, bukan manusia.

Lihat LebihDetails
Facebook Twitter Youtube Pinterest Telegram

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Berita
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.