• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 3 Juli 2022
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Tidak ada Hasil
View All Result
Home Kolom

Khutbah

Oleh Adam
5 tahun lalu
in Kolom
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

0
BAGIKAN
Share on FacebookShare on Twitter

ArtikelTerkait

Keluar dari Group WA

Eril dan Isi Tasnya

Istri Boros Sebabkan Suami Jadi Kaya?

Bukumu adalah Dirimu

Kurang tepat kalau kita mengira bahwa menyampaikan agama ini harus selalu lembut, lirih, dan bersenyam-senyum.

Ada tuntunan tentang khuthbah misalnya, seperti yang disampaikan Sayyidina Jabir Radhiyallahu ‘Anh:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ احْمَرَّتْ عَيْنَاهُ وَعَلاَ صَوْتُهُ وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ حَتَّى كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ

Bila sedang berkhutbah, Rasulullah ﷺ memerah matanya, suaranya keras dan kemarahan beliau memuncak, seakan-akan beliau sedang memperingatkan pasukan dari musuh. (HR. Muslim).

Khutbah 1

“Hadits ini menjadi dalil”, catat Imam An Nawawi dalam Syarah-nya, “Bahwa seorang khatib dianjurkan membaguskan arti pentingnya khutbah, mengeraskan suara, dan menegaskan perkataan, serta berintonasi yang sesuai dengan karakter tema, baik yang bersifat targhîb (janji) maupun tarhîb (ancaman). Dan mungkin saja kemarahan beliau muncul saat memperingatkan perkara yang besar atau urusan yang penting.”

Tapi keliru pula mengira bahwa semakin galak seseorang saat berkhuthbah berarti semakin kokoh manhajnya, atau semakin kasar dan keras berarti semakin dahsyat imannya. Kekuatan penyampaian Nabi ﷺ dan para salafus shalih, pertama-tama bukan di situ kiranya. Seperti kisah berikut ini.
Adalah kota Bashrah ketika itu dijejali ribuan budak. Karena banyaknya, perlakuan para majikan pada mereka menjadi tak sebaik dahulu. Masih amat manusiawi, tapi rasanya ada kehangatan yang hilang.

Maka para hamba sahaya itu menghadap pada Imam Hasan Al Bashri. “Ya Imam”, ujar mereka, “Mohon pada Jumat depan khuthbahkanlah keutamaan membebaskan budak dan memperlakukan sahaya dengan baik.”

Sang Imam mengangguk sendu. “Insyaallah”, ujar beliau, “Doakanlah agar aku mampu.”

Tapi Jumat itu mereka kecewa. Sang Imam mengkhuthbahkan tema yang jauh berbeda. Saat menggugatnya, mereka dijawab dengan wajah sedih, “Mohon bersabar ya. Semoga dapat kusampaikan di pekan berikutnya.”

Tapi pekan berikutnya, dan pekan berikutnya lagi tema yang dinanti itu tak kunjung tergemakan dari mimbar Imam Hasan Al Bashri. Barulah di pekan keempat, di Jumat yang syahdu itu tersimak kata-kata yang amat mantap tentang keutamaan membebaskan budak dan memperlakukan sahaya dengan baik.

Seruan itu bersambut cepat. Hari itu selepas shalat Jumat, kota Bashrah menyaksikan bebasnya ribuan budak.

Para sahaya kembali menghadap dan bertanya, “Mengapa baru sekarang ini, setelah lama kami menanti?”

“Maafkan aku”, jawab tabi’in agung itu. “Aku sudah berusaha keras mengumpulkan uang sejak kalian memintaku. Tapi uang yang kukumpulkan baru cukup untuk membeli budak kemarin ini saja. Alhamdulillah setelah seharian selesai tugasnya dan selesai pula tugasku padanya, hari ini menjelang berkhuthbah dia kubebaskan.”

Tertempelak rasanya tiap kali menyimak hidup para Salafush Shalih. []

Advertisements
Tags: IslamKhatibkhutbahNasihatSalim A Fillah
ShareSendShareTweet
Advertisements



ADVERTISEMENT
Previous Post

‘Saya Menyaksikan Sendiri Desa Muslim di Rakhine Sengaja Dibakar’

Next Post

Nikah Hasil Pelet Pengasihan, Bagaimana Hukumnya?

Adam

Adam

Dengan Ilmu, engkau berani bertindak dan dapat menahan diri untuk diam

Terkait Posts

streaming, Hukum Melihat Aurat, Hukum Nyinyir dalam Islam, Digitalisasi Ummat,, pinjol, Share Gambar Penuh Dosa, Group WA

Keluar dari Group WA

23 Juni 2022
Foto: Instagram Emmeril Khan

Eril dan Isi Tasnya

21 Juni 2022
Dikejar Rezeki Kedzoliman Ibu-ibu pada Tukang Sayur, Amalan Pelancar Rezeki, Tata Cara Fidyah, Batas Suami Dibolehkan untuk Tidak Menafkahi Istri, istri boros, Penghalang Rezeki, Rezeki Halal

Istri Boros Sebabkan Suami Jadi Kaya?

29 Mei 2022
buku

Bukumu adalah Dirimu

21 Mei 2022
Please login to join discussion
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist