• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 25 September 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Syi'ar Sirah

Ketegaran Hati Aisyah saat Diterpa Ujian

Oleh Yudi
5 tahun lalu
in Sirah
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Kecerdasan Aisyah, Surat An Nisa

Ilustrasi Foto: Unsplash

587
BAGIKAN

RUMAH tangga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Aisyah diterpa ujian yang sangat luar biasa. Ujian itu membuat hati Aisyah tercabik-cabik. Hati dua insan yang saling mencintai tersebut telah diuji dengan berita dusta yang telah menggetarkan Madinah pada waktu itu.

Sikap Rasulullah tidak seperti biasanya, sikapnya begitu dingin kepada Aisyah, bahkan sekalipun Aisyah sedang sakit kala itu. Rasulullah hanya bertanya, “Bagaimana keadaanmu?” setelah itu Rasulullah pergi. Sikap Rasulullah yang berubah tiba-tiba bukan tanpa alasan. tetapi karena berita dusta yang disebarkan oleh Abdullah bin Ubai bin Salul tetang perselingkuhan Aisyah dengan Shafwan bin Mu’thal.

Aisyah pada waktu itu tidak menyadari mengenai berita dusta yang telah tersebar, sekalipun ia merasakan perubahan sikap Rasulullah tapi tidak keluar dari mulutnya pertanyaan-pertanyaan mengenai sikap Rasulullah yang berbeda dari biasanya.

BACA JUGA: Mengapa Aisyah Tidak Menikah Lagi setelah Nabi Wafat?

ArtikelTerkait

Kisah Cinta Indah Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra

Bekal Aminah Untuk Putranya Muhammad ﷺ

Detik-detik Meninggalnya Khadijah, Perempuan yang Dikasihi Nabi

4 Golongan Manusia yang Protes di Hari Kiamat

Setelah mengetahui alasan perubahan sikap Rasulullah, sekali pun Aisyah tidak menjelaskan kebenarannya tapi Aisyah berusaha tegar dan meminta izin untuk menemui kedua orang tuanya dengan maksud menenangkan dirinya serta bertanya mengenai kebenaran berita dusta tersebut. Ia tidak berusaha bertanya kepada Rasulullah bukan tanpa alasan. Seperti diketahui, bahwa wanita lebih agresif dan mudah terbawa emosi, sehingga Aisyah lebih baik bertanya kepada orang tuanya daripada Rasulullah karena dikhawatirkan emosinya lebih unggul daripada akalnya.

Aisyah bertanya kepada kedua orang tuanya, “Wahai ibu… apa yang telah diperbincangkan oleh manusia tentangku?”

Ibunya menjawab, “Wahai putriku… ringankanlah perasaanmu, sesungguhnya wanita yang menikah dengan laki-laki yang amat mencintainya sedangkan dia memiliki madu niscaya akan banyak godaannya.”

“Subhanallah!! Benarkah orang-orang telah membicarakan berita dusta tersebut?”

Aisyah seketika itu juga hatinya hancur, ia menangis hingga dua malam satu hari.

Rasulullah datang menemui istri tercintanya Aisyah dengan berkata, “Wahai Aisyah! Aku dengar berita tentang dirimu. Jika engkau terbebas dari tuduhan itu, maka Allah akan membebaskanmu, dan jika engkau melakukan suatu dosa maka mohon ampunlah dan bertaubatlah kepada Allah.” Setelah itu Rasulullah pergi.

Perkataan Rasulullah telah menguras air mata Aisyah. Ia berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah berikanlah jawaban kepada Rasulullah.”

Namun Abu Bakar tidak bisa berbuat apa-apa, “Demi Allah aku tidak tahu menahu apa yang harus aku katakan kepada Rasulullah.”

Lalu Aisyah meminta kepada ibunya, “Wahai ibu berikanlah jawaban kepada Rasulullah.”

Begitupun dengan ibunya ia hanya mejawab, “Demi Allah aku tidak tahu menahu apa yang harus aku katakan kepada Rasulullah.”

Kemudian Aisyah berkata, “Demi Allah kalian telah mendengar tentang apa yang diperbincangkan manusia tentang diriku, sehingga berpengaruh di hati kalian dan kalian pun membenarkannya, jika sekiranya aku katakan kepada kalian bahwa aku terbebas dari tuduhan keji tersebut kalian pun tidak akan mempercayaiku, dan jika aku mengakui tuduhan dusta tersebut niscaya kalian akan mempercayaiku. Demi Allah aku tidak mendapatkan pemisalan antara diriku dan diri kalian melainkan seperti perkataan Yusuf ketika berkata, ‘Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.’(QS. Yusuf: 18)”

BACA JUGA: Didoakan Rasulullah, Aisyah Tertawa dan Jatuh di Pangkuan Nabi

Aisyah waktu itu tidak bisa berbuat banyak melainkan menjadikan sabar sebagai sebaik-baik penolong. Ia memohon pertolongan hanya kepada Allah, karena hanya Allah yang Maha Mengetahui kebenarannya. Ia tidak marah atas sikap dingin Rasulullah, ia hanya ingin kebenaran terungkap dengan pertolongan Allah.

Hingga Allah menurunkan firmannya untuk meluruskan berita dusta tersebut dan membebaskan Aisyah dari tuduhan berita dusta yang telah dibuat-buat oleh Abdullah bin Ubai bin Salul tersebut.

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga). Janganlah kamu mengira berita buruk itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu… (QS. An-Nur: 11) []

Sumber: Mereka Adalah para Shahabiyat/ Penulis: Mahmud Mahdi Al-Istanbuli, dkk/ Penerbit: At-Tibyan/ Juli, 2012

Tags: aisyahhati aisyahsirahujian
Share587SendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Pemanasan Itu Penting Loh

Next Post

Apes, Tipu Mendagri 10 Juta, Pria Ini Terancam Bui dan Denda Miliaran Rupiah

Yudi

Yudi

Terkait Posts

Ali bin Abi Thalib

Kisah Cinta Indah Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra

15 September 2023
Amalan Agar Bisa Jumpa Rasul di Surga, Nasab Nabi Muhammad, Aminah, shalawat, Rasulullah

Bekal Aminah Untuk Putranya Muhammad ﷺ

5 September 2023
Haid, Khadijah

Detik-detik Meninggalnya Khadijah, Perempuan yang Dikasihi Nabi

4 September 2023
Hari Kiamat

4 Golongan Manusia yang Protes di Hari Kiamat

2 September 2023
Please login to join discussion

Terbaru

Nabi Musa di Madyan, Doa Nabi Ayyub, Nasihat Nabi Adam

5 Nasihat Nabi Adam kepada Putranya, Nabi Syits

Oleh Haura Nurbani
24 September 2023
0

Nabi Adam sengaja memilih Syits sebab anaknya yang satu ini memiliki kelebihan dari segi keilmuan.

Gulai Otak, Paradoks, Sedekah Politik

Sedekah Politik

Oleh Saad Saefullah
24 September 2023
0

Jadi, asalnya makna siyasah (politik) tersebut diterapkan pada pengurusan dan pelatihan gembalaan.

AI

AI dalam Timbangan Agama dan Budaya Indonesia

Oleh Saad Saefullah
24 September 2023
0

Esensi AI menjelma alat penggunaan tidak menjadikannya penggerus kebudayaan.

anies, pilpres

Anies Baswedan Tanggapi soal Kemungkinan Pilpres Dua Poros

Oleh Yudi
24 September 2023
0

"Kayak dulu saja ketika di Jakarta, nomornya nomor 3, enak nomor 3 tapi random ya, lotere. Tapi nanti kita lihat...

Terpopuler

Tidak ada konter tersedia
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.