• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Senin, 15 Agustus 2022
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Tahukah Anda

Kenapa Muharram jadi Bulan Pertama Hijriah, Bukan Rabiul Awal?

Oleh Sodikin
2 tahun lalu
in Tahukah Anda
Waktu Baca: 2 menit baca
A A
0
imbalan

Foto hanya ilustrasi. Sumber: Danheller

0
BAGIKAN

KALENDER Hijriyah dikenal sebagai sistem penanggalan Islam. Dia memiliki 12 bulan dan sekitar 354-355 hari dalam satu tahun. Kalender Hijriyah menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya sehingga dalam setahun dan jumlah harinya lebih sedikit 11 hari daripada penanggalan Masehi yang mengacu pada peredaran matahari (sekitar 365-366 hari).

Orang yang pertama kali menetapkan kalender Hijriyah adalah Amirul Mukminin Umar bin Khattab. Dia menjadikan hijrah Nabi Muhammad ke Kota Madinah sebagai permulaan dari kalender Islam tersebut. Umar bin Khattab menilai, hijrah Nabi Muhammad adalah peristiwa besar dalam sejarah Islam. Karena, pada saat hijrah lah dakwah Islam menjadi semakin kuat dan gemilang—tentunya dengan pertolongan Allah.

BACA JUGA: Ada Apa di Bulan Muharram?

Lantas yang menjadi pertanyaan, mengapa bulan pertama dalam kalender Hijriyah adalah Muharram, bukan Rabi’ul Awwal? Bukankah Nabi Muhammad berhijrah dari Makkah pada bulan Shafar dan tiba di Madinah pada bulan Rabi’ul Awwal tahun ke-14 kenabian? Mengapa Umar bin Khattab tidak menetapkan Rabi’ul Awwal sebagai bulan pertama Hijriyah?

ArtikelTerkait

3 Kemukjizatan Alquran yang Jarang Disadari

Berusia Hampir 1.400 tahun lebih, Inilah Sumur Utsman bin Affan

Hati-hati, Ini 12 Ciri Orang Munafik

Dalil tentang Meluruskan Shaf Shalat Berjamaah

Merujuk buku “Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis-hadis Shahih” (M Quraish Shihab, 2018) dijelaskan, beberapa ahli menilai bahwa permulaan hijrah justru terjadi pada bulan Muharram. Hal ini didasarkan pada Baiat Aqabah kedua yang terjadi pada bulan Dzul Hijjah. ​​​​​​Ketika baiat tersebut, hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah telah disepakati. Bahkan, sebagian sahabat telah berangkat ke Madinah mendahului Nabi Muhammad. Oleh karena itu hijrah dihitung setelah ada kebulatan tekad dan kesepakatan untuk melakukannya, bukan pada pelaksanaannya.

Sistem penanggalan Islam ditetapkan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, pada tahun ke-16 Hijriyah—16 tahun setelah peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad. Sebelum ada kalender Hijriyah, umat Islam terkadang menggunakan Tahun Gajah atau peristiwa-peristiwa besar lainnya dalam sejarah peperangan orang Arab sebagai patokan penanggalan.

Penetapan kalender Hijriyah oleh Umar bin Khattab bukan tanpa perbandingan dengan sistem penanggalan yang sudah ada. Umar pernah membandingkan sistem penanggalan Hijriyah dengan kalender Persia dan Romawi. Hasilnya, kalender Hijriyah lebih cemerlang dari pada kalender Persia dan Romawi karena kalender Islam telah menerjemahkan peristiwa besar dalam sejarah dunia, yaitu hijrahnya Nabi Muhammad ke Kota Madinah.

Ada ‘misi khusus’ di balik Umar bin Khattab membuat kalender baru tersebut, yakni persatuan Arab di bawah naungan Islam. Demikian disebutkan Muhammad Husain Haekal dalam bukunya Umar bin Khattab (2015). Misi Umar tersebut semakin kokoh manakala pasukan umat Islam berhasil membebaskan beberapa wilayah di luar semenanjung Arab; menaklukkan beberapa daerah seperti Kisra, Kaisar, Madain, dan Yerusalem—hingga mendirikan Masjidil Aqsa di samping Gereja Anastasis.

BACA JUGA: 10 Muharram yang Kerap Disebut Hari Lebaran Anak Yatim, Ini Penjelasannya

Riwayat lain menyebutkan bahwa suatu ketika Umar bin Khattab menerima beberapa surat, termasuk sepucuk surat dari Abu Musa al-Asy’ari. Sayangnya, surat-surat tersebut tidak memiliki keterangan tanggal dan hari. Hal itu membuat Umar bin Khattab kesulitan untuk membalasnya; surat dari siapa dulu yang harus dibalas. Dia kemudian mengumpulkan beberapa sahabat senior dan mengajaknya bermusyawarah untuk menyusun sistem penanggalan Islam.

Musyawarah tersebut menghasilkan beberapa usulan terkait dengan patokan awal kalender Islam. Ada yang mengusulkan tahun kelahiran Nabi, tahun pengangkatan Nabi, tahun wafatnya Nabi, dan tahun hijrahnya Nabi. Singkat cerita, akhirnya disepakati bahwa permulaan kalender Islam adalah tahun hijrahnya Nabi Muhammad SAW.[]

SUMBER: NU.OR.ID

Tags: HijrahHijriyahkalender hijriahMuharramRabiul Awal
ShareSendShareTweetShare
Advertisements



ADVERTISEMENT
Previous Post

Geger Jenazah Remaja Probolinggo Hidup lagi saat Dimandikan, Ini kata Ustaz Riza Muhammad

Next Post

Belajar Bahasa Asing Mengasah Kemampuan Otak

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

Kemukjizatan Alquran yang jarang disadari, gaya bacaan Al-Qur'an, cara menjadikan Al-Qur'an sebagai penyembuh

3 Kemukjizatan Alquran yang Jarang Disadari

9 Agustus 2022
Sumur Utsman bin Affan

Berusia Hampir 1.400 tahun lebih, Inilah Sumur Utsman bin Affan

6 Agustus 2022
Ciri Orang Munafik, Ciri Orang Munafik

Hati-hati, Ini 12 Ciri Orang Munafik

4 Agustus 2022
dalil tentang meluruskan shaf shalat , tata cara shalat ghaib, perbedaan shalat syuruq dan shalat dhuha, bacaan shalat, fakta unik seputar tarawih, jika shalat tarawih terlewatkan,

Dalil tentang Meluruskan Shaf Shalat Berjamaah

3 Agustus 2022
Please login to join discussion
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist