• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 24 September 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
Tidak ada Hasil
View All Result
Tidak ada Hasil
View All Result
Islampos
Home Ibrah

Kenapa Harus Amanah?

Oleh Sodikin
2 tahun lalu
in Ibrah
Waktu Baca: 3 menit baca
A A
0
Ilustrasi. Foto: Flickr

Ilustrasi. Foto: Flickr

0
BAGIKAN

SAAT ini orang amanah adalah sesuatu yang sangat langka, sementara khianat merajalela, tersebar di mana-mana. Ada yang mengatakan, “Dalam klan keluarga fulan terdapat seorang laki-laki yang amanat.” Hal itu menunjukkan betapa jarangnya orang yang amanah di zaman sekarang ini.

Manusia mungkin tidak tahu atau mereka lupa, amanah dan rahim (hubungan keluarga) akan berdiri pada hari kiamat di sebelah kanan dan kiri sirath, -menunjukkan betapa besarnya permasalahan ini- keduanya menuntut hak kepada setiap orang yang melewati sirath.

BACA JUGA: Terkabulnya Doa adalah Amanah

Sekarang kita terbangkan alam pikiran kita ke masa-masa orang-orang shaleh banyak ditemui, mereka berjalan di jalan-jalan kota, dan bermuamalah dengan akhlak-akhlak terpuji, merekalah generasi awal Islam. Di masa mereka sifat amanah tertanam begitu mendalam di hati-hati masyarakat. Rekam jejak kehidupan mereka selalu dihiasi kisah-kisah amanah dan kejujuran.

ArtikelTerkait

Seorang Pemuda yang Mendatangi Imam Hassan Al-Basri, Memberitahukan bahwa Dia Lakukan Dosa namun Allah Tidak Menghukumnya …

Kisah Sedekah di Masa Nabi Sulaiman AS

Shalawat Hari Ini oleh Ustadz Yusuf Mansur

Niat Sedekah Agar Disembuhkan Penyakit

Kita sering dengar tentang profil pemimpin yang amanah di zaman mereka, dan kita katakan “Ada tidak ya pemimpin seperti mereka di zaman sekarang?”

Ibnu Aqil telah mengisahkan tentang dirinya: “Aku pernah menunaikan ibadah haji dan menemukan kalung mutiara dengan tali berwarna merah. Di waktu berikutnya, ada seorang laki-laki yang mengumumkan kehilangan kalung mutiara dan menyediakan uang sebanyak seratus dinar bagi penemunya. Tanpa banyak berpikir, aku kembalikan kalung itu kepadanya. Laki-laki itu berkata kepadaku, “Amibillah dinar ini.” Namun aku menolak pemberiannya.

Setelah itu, aku pergi bersafar ke Syam, mengunjungi Baitul Maqdis lalu ke Baghdad dan Halb (Aleppo sekarang). Aku bermalam di sebuah masjid di Halb. Malam itu aku benar-benar merasa kedinginan dan kelaparan, dan itulah awal Ramadhan-ku di Halb. Tak disangka, masyarakat kampung tersebut menunjukku sebagai imam masjid karena imam masjid sebelumnya baru saja meninggal.

Mereka memuliakanku dengan memberi makanan. Setelah itu mereka mengatakan, “Imam masjid kami memiliki seorang anak perempuan.” Lalu mereka menikahkanku dengan anak sang imam masjid tersebut. Selama satu tahun aku hidup bersama istriku itu dan dia melahirkan anak pertama kami. Sampai akhirnya tiba saat-saat perpisahan. Setelah melahirkan, dalam masa nifas, istriku sakit parah.

Aku merawatnya dan memperhatikannya, kulihat ia mengenakan sebuah kalung yang aku kenal. Kalung itu adalah kalung mutiara yang aku temukan pada musim haji. Aku berkata kepada istriku, “Kalung ini mempunyai cerita.” Kuceritakan kepadanya kisahku dengan kalung tersebut. Istriku menitikkan air mata mendengar kisahku. Dia berkata, “Kamulah orangnya. Ayahku pernah menangis, dalam doanya ia mengatakan, ‘Ya Allah, jodohkanlah putriku dengan seseorang seperti orang yang menemukan kalung dan mengembalikannya kepadaku’. Allah telah mengabulkan permohonan ayahku.” Kemudian istriku meninggal. Secara otomatis kalung tersebut beralih kepemilikannya kepadaku sebagai pewaris istriku. Sepeninggal istriku, aku pun pulang ke Baghdad.

Kisah lainnya tentang seorang ulama besar yang terkenal, Abdullah bin Mubarak. Beliau menceritakan sendiri kisahnya, “Di Syam aku meminjam pena. Aku berniat mengembalikan pena tersebut kepada pemiliknya, tapi ternyata pena tersebut masih kubawa. Saat itu aku sudah berada di kota lain, Kota Marwu. Aku kembali ke Syam untuk mengembalikan pena tersebut kepada pemiliknya.”

Pelajaran:

Kejujuran dan amanah itu tidak mengurangi jatah rezeki seseorang. Ibnu Aqil, yang seandainya dia mengambil barang temuannya berupa kalung mutiara, ia bisa menyimpan kalung itu menjadi milikinya, dan kalung tersebut menjadi rezeki baginya, tapi rezeki yang ia dapat tersebut diperoleh dengan cara yang haram. Di kemudian hari, kalung tersebut tetap menjadi bagian dari rezekinya, dan diperoleh dengan cara yang halal. Dalam bahasa kita, sering kita katakana “Kalau rezeki tidak akan kemana.”

BACA JUGA: 10 Jurus Agar Rezeki Selalu Menghampiri Kita

Penyair mengatakan,

(Jatah) Rezeki itu tidak berkurang karena kita bersantai
Dan (jatah) rezeki itu tidak bertambah dengan bekerja habis-habisan
Seandainya benar itu adalah rezekiku, maka ia tidak akan berlalu pergi
Walaupun ia berada di relung samudera terdalam.

Demikian juga kisah Abdullah bin Mubarak, hanya untuk mengembalikan sebatang pena, ia rela menghabiskan waktu dan mengeluarkan tenaga untuk kembali ke Syam demi mengembalikan hak pemilik pena, Masya Allah. []

SUMBER: KISAHMUSLIM

Tags: amanahjatahkeutamaan sikap amanahrezekiUlama
ShareSendShareTweetShare
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Tips Merawat Rambut untuk Hijabers

Next Post

Mengapa Kita Harus Berdoa Padahal Allah Tahu Apa yang Kita Inginkan?

Sodikin

Sodikin

Terkait Posts

keajaiban, Hal Penting yang Sering Dianggap Sepele, Orang yang Tidak Diajak Bicara oleh Allah, kebersihan, Orang yang Tak Dapat Mencium Bau Surga, Imam Hassan Al-Basri

Seorang Pemuda yang Mendatangi Imam Hassan Al-Basri, Memberitahukan bahwa Dia Lakukan Dosa namun Allah Tidak Menghukumnya …

18 September 2023
Ali bin Abi Thalib, Niat Sedekah Agar Disembuhkan Penyakit, Nabi Sulaiman

Kisah Sedekah di Masa Nabi Sulaiman AS

14 September 2023
Shalawat

Shalawat Hari Ini oleh Ustadz Yusuf Mansur

9 September 2023
Ali bin Abi Thalib, Niat Sedekah Agar Disembuhkan Penyakit, Nabi Sulaiman

Niat Sedekah Agar Disembuhkan Penyakit

31 Agustus 2023
Please login to join discussion

Terbaru

AI

AI dalam Timbangan Agama dan Budaya Indonesia

Oleh Saad Saefullah
24 September 2023
0

Esensi AI menjelma alat penggunaan tidak menjadikannya penggerus kebudayaan.

anies, pilpres

Anies Baswedan Tanggapi soal Kemungkinan Pilpres Dua Poros

Oleh Yudi
24 September 2023
0

"Kayak dulu saja ketika di Jakarta, nomornya nomor 3, enak nomor 3 tapi random ya, lotere. Tapi nanti kita lihat...

kaesang

Begini Kata Pakar soal Kaesang Gabung PSI Jelang Pemilu 2024

Oleh Yudi
24 September 2023
0

Sementara itu, Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes, menyebut Kaesang menyadari bahwa PSI membutuhkan vote getter.

gibran

Politkus NasDem Sebut Gibran Berpotensi Merapat ke Ganjar Jika…

Oleh Yudi
24 September 2023
0

Bestari mengatakan jika Gibran menjadi cawapres Ganjar, maka Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membawa PAN dan Golkar kembali.

Terpopuler

Tidak ada konter tersedia
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Tidak ada Hasil
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.