DALAM ajaran Islam, rumah tangga bukan hanya tempat berlindung, tetapi juga medan perjuangan menjaga iman, akhlak, dan kehormatan. Di balik keberlangsungan rumah tangga yang diridhai Allah, berdirilah seorang suami yang memegang amanah besar sebagai pemimpin dan pelindung keluarganya. Namun, bagaimana jika suami kehilangan rasa cemburu terhadap istri dan anak-anaknya? Dalam Islam, suami seperti ini digolongkan sebagai dayyuts—seorang lelaki yang tidak punya rasa cemburu terhadap kemaksiatan dalam keluarganya.
Makna Dayyuts dalam Islam
Istilah dayyuts berasal dari bahasa Arab, yang merujuk pada seorang pria yang tidak memiliki ghirah atau rasa cemburu yang sehat atas kehormatan dan akhlak keluarganya. Ini bukan cemburu karena ego atau iri hati, melainkan bentuk kepedulian dan tanggung jawab terhadap moral dan akidah keluarga.
BACA JUGA: Bahaya Suami Tidak Cemburu kepada Istrinya
Seorang dayyuts tidak merasa terganggu ketika istrinya berpakaian tidak menutup aurat, berinteraksi bebas dengan lawan jenis, atau bahkan menghadiri tempat-tempat yang dilarang syariat. Ia juga membiarkan anak-anak perempuannya hidup bebas tanpa kontrol nilai-nilai agama. Padahal, dalam Islam, rasa cemburu adalah bagian dari iman dan tanda bahwa seorang pria benar-benar menjalankan perannya sebagai pemimpin rumah tangga.
Peringatan Nabi untuk Lelaki Dayyuts
Rasulullah ﷺ memperingatkan keras terhadap lelaki yang tidak memiliki rasa cemburu ini. Dalam sebuah hadits disebutkan:
“Tiga golongan yang Allah haramkan surga atas mereka: pecandu khamar, anak yang durhaka kepada orang tuanya, dan dayyuts yang membiarkan kemaksiatan dalam keluarganya.”
(HR. Ahmad, An-Nasa’i, dan Al-Hakim)
Hadits ini menunjukkan betapa beratnya ancaman bagi suami yang bersifat dayyuts. Tidak hanya merusak struktur rumah tangga, sifat ini juga dapat menggiring pelakunya kepada murka Allah dan kehancuran di akhirat.
Tanggung Jawab Suami dalam Menjaga Kehormatan Keluarga
Allah Ta’ala memberikan tugas utama kepada seorang suami sebagai penjaga dan pelindung. Dalam surat At-Tahrim ayat 6, Allah berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…”
Ayat ini menunjukkan bahwa menjaga keluarga bukan sekadar memberikan nafkah, tetapi juga memastikan istri dan anak-anak tidak terjerumus dalam dosa dan penyimpangan. Seorang suami harus tegas menegakkan kebaikan, mencegah yang mungkar, serta melindungi keluarganya dari godaan dunia yang merusak akhlak.
Mengapa Rasa Cemburu Itu Penting?
Rasa cemburu yang benar dalam Islam adalah bentuk perhatian terhadap kehormatan, aurat, dan pergaulan. Cemburu mendorong suami untuk tidak membiarkan istri tampil dengan pakaian yang membuka aurat di depan umum, bergaul bebas dengan laki-laki asing, atau terlibat dalam aktivitas yang mendekati zina, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
Sebaliknya, hilangnya rasa cemburu membuat keluarga rentan terhadap kerusakan moral. Ketika suami pasif, istri dan anak-anak bisa tumbuh dalam lingkungan yang jauh dari nilai-nilai Islam. Dan jika hal ini terus dibiarkan, maka keluarga tidak hanya hancur di dunia, tetapi juga terancam di akhirat.
Ciri-Ciri Suami Dayyuts yang Harus Diwaspadai
Beberapa ciri suami dayyuts antara lain:
-
Membiarkan istri keluar rumah tanpa hijab atau berpakaian ketat.
-
Tidak menegur istri saat bermake-up berlebihan di hadapan laki-laki non-mahram.
-
Tidak melarang istri atau anak-anaknya aktif di media sosial dengan konten yang menonjolkan aurat atau menggoda lawan jenis.
-
Merasa gengsi atau takut menegur karena alasan “kebebasan” atau “takut dianggap kolot”.
Ini semua bukan bentuk toleransi, tapi kelalaian yang bisa berdampak besar bagi keselamatan akhirat keluarga.
Menumbuhkan Ghirah yang Sehat dalam Rumah Tangga
Islam tidak mengajarkan cemburu buta atau posesif yang berlebihan, melainkan ghirah yang berdasarkan ilmu dan kasih sayang. Seorang suami idealnya memiliki rasa cemburu yang terdidik, tidak membabi buta, tetapi tahu kapan harus tegas dan kapan harus mendidik dengan hikmah.
Untuk menumbuhkan ghirah yang sehat:
-
Tingkatkan pemahaman agama melalui kajian Islam.
-
Jadilah teladan dalam menjaga pandangan, akhlak, dan pergaulan.
-
Komunikasikan nilai-nilai Islam dalam rumah tangga dengan lembut tapi tegas.
-
Jangan takut dianggap konservatif jika memang itu demi kebaikan akhirat.
BACA JUGA: Solusi untuk Suami Cemburuan
Penutup: Jangan Jadi Suami yang Lalai
Menjadi pemimpin rumah tangga bukan hanya perkara status, tapi juga tanggung jawab besar di hadapan Allah. Suami yang tidak memiliki rasa cemburu terhadap keluarganya telah menyia-nyiakan peran penting yang diamanahkan kepadanya. Ia bukan hanya merugikan istri dan anak-anaknya, tapi juga dirinya sendiri di akhirat kelak.
Semoga kita dijauhkan dari sifat dayyuts, dan menjadi pemimpin keluarga yang tegas, penyayang, dan bertanggung jawab di dunia dan akhirat. []
SUMBER: MUSLIM.OR.ID