• Home
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
  • Copyright
Minggu, 11 Juni 2023
Islampos
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Islampos

Karakteristik Setan

by Ari Cahya Pujianto
2 tahun ago
in Opini
Reading Time: 4 mins read
A A
0
amal Laknat Malaikat, dosa terbesar, pengertian jujur, Orang yang Beramal, Sumber dosa, Pangkal Keburukan, Tanda Hati yang Kotor, Takdir, dosa besar, Sikap Durhaka Anak pada Orangtua

Foto: Pinterest

Karakteristik Setan 1Oleh: Enzen Okta Rifai, Lc.
[email protected]
– Alumni International University of Africa, Republik Sudan, kini menjadi tenaga pendidik di Pondok Pesantren Al-Bayan, Rangkasbitung, Banten Selatan.

KITA semua tahu bahwa kitab suci Alquran membagi watak dan karakteristik setan dalam kategori jin dan manusia. Jadi, ada setan jin dan setan manusia. Kalau setan jin tentu tak bisa disentuh dan diraba secara kasatmata. Tapi kalau setan manusia, ya memang berwujud manusia, memiliki segala panca indera dan organ-organ tubuh layaknya manusia. Bisa disentuh dan diraba secara kasatmata, namun karakteristiknya tak beda jauh dengan setan dalam bentuk jin.

Karakteristik yang paling menonjol adalah sifat dusta pada dirinya. Bukan sekadar berbohong karena suatu keterpaksaan, tetapi kebohongan itu telah menjadi bagian dari kebutuhan hidupnya. Orang yang sesekali berbohong tak bisa dikatakan pendusta, apalagi bohongnya itu adalah bohong putih demi kemaslahatan. Misalnya, mengatakan bahwa hasil masakan sang istri cukup nikmat dan lezat, padahal kurang manis atau terlalu asin dan seterusnya.

BACA JUGA: Ujar Setan di Hari Pembalasan

ArtikelTerkait

Kiat Menghormati Nasab Rasulullah

Hukum Pesan Makanan via Ojek Daring dalam Islam

Mengeruk Keuntungan dari Konten Kiamat

Gulai Otak

Tetapi, bohong yang sudah menjadi kebutuhan adalah pekerjaan orang lihai dan cerdik. Di mana-mana ia berdusta untuk memenuhi hasrat amarah maupun hawa nafsunya. Bohong ini berrsifat politis untuk memenuhi nafsu-nafsu keduniaan yang dikejarnya. Bisa dalam bentuk keserakahan pada harta, wanita, maupun pada kedudukan dan popularitas semata.

Tersebutlah dalam kitab Tanbihul Ghafilin, Abu Laits As-Samarkandi menceritakan kembali pengalaman Abu Hurairah, pernah mendapatkan seorang pencuri yang mengambil simpanan di Baitul Mal yang dikumpulkan dari zakat orang-orang mampu di bulan Ramadlan.

Si pencuri terpergok oleh Abu Hurairah, lalu dinyatakan bahwa orang itu mau dilaporkan ke Rasulullah, tapi kemudian ia berkata, “Hurairah, maafkan saya, baru kali ini saya mencuri karena saya sangat membutuhkan bahan pangan untuk kebutuhan anak-anak saya. Maafkan saya, dan jangan hadapkan saya ke Rasulullah.”

Abu Hurairah memaafkan lelaki itu. Namun, keesokan harinya ia ditanya oleh Rasul mengenai adanya lelaki yang masuk ke gudang Baitul Mal, “Siapakah orang itu, wahai Abu Hurairah?”

Karena Rasul sudah tahu perihal lelaki itu, maka Abu Hurairah pun akhirnya menjelaskan, “Saya kasihan melihat dia, ya Rasul. Katanya, dia mengambil gandum itu untuk kebutuhan anak-anaknya, karena itu saya biarkan saja dia.”

“Kemungkinan orang itu akan datang lagi nanti,” kata Rasulullah.

Keesokan harinya, benar saja. Lelaki itu datang lagi dan mengambil sekarung gandum lagi di gudang Baitul Mal. “Anak-anak saya banyak, Hurairah. Jadi saya mengambil ini untuk kebutuhan mereka. Tolonglah, jangan laporkan saya ke Rasulullah…”

Beberapa hari kemudian, Rasulullah bertanya pada Abu Hurairah, “Bagaimana? Apakah lelaki yang pernah mencuri itu datang lagi?”

Tak mungkin bagi Abu Hurairah untuk membohongi Rasul. Maka, ia pun mengatakan sejujurnya bahwa orang itu telah datang dan mengambil sekarung gandum lagi. Kemudian, Rasul pun menyatakan bahwa orang itu, boleh jadi akan datang dan mengambil lagi.

BACA JUGA: Seperti Aliran Darah, Setan Mengalir dalam Tubuh Manusia

Tak berapa lama, Abu Hurairah pun mendapatkan lelaki itu masuk ke gudang Baitul Mal, dan mengambil sekarung lagi. Lalu, dengan tegas Abu Hurairah memegang tangannya, “Kali ini sudah tiga kali saya memergokimu mengambil barang milik para fakir miskin. Saya sudah tak mungkin memaafkan lagi, dan Anda harus dibawa menghadap Rasulullah.”

“Hurairah, ini yang terakhir kalinya, sumpah saya tak akan mengambil lagi karena kebutuhan anak-anak kami sudah cukup. Tapi tolonglah jangan hadapkan saya ke hadapan Rasulullah… tolonglah, Abu Hurairah….”

Lelaki itu menjelaskan mengenai keahlian dirinya, bahwa ia punya kemampuan untuk menyembuhkan orang dari gangguan jin, dan ia punya rahasia agar membuat orang bisa tidur dengan nyaman dan tenteram.

“Rahasia apa itu?” tanya Abu Hurairah.

“Bacalah ini sebelum Anda tidur, maka Anda akan dapat tidur dengan tenang dan damai. Percayalah pada saya, wahai Abu Hurairah….”

Lelaki itu menyodorkan suatu tulisan yang berisi ayat Kursi secara lengkap, dan bunyinya sebagai berikut: “Allahu la ilaha illa hual hayyul qayyum, la ta’khudzuhu sinnatun wala naum, dan seterusnya….

Keesokan harinya ia pun berkata pada Rasulullah perihal amalan yang diberikan lelaki pencuri itu untuk ketenteraman dan kedamaian hidupnya.

“Lalu, dengan memberi amalan itu, lantas kamu bebaskan dia?”

“Benar ya Rasulullah,” jawab Abu Hurairah, “bukankah amalan itu sesuatu yang baik?”

“Iya benar, amalan itu baik adanya, dan kali ini apa yang dia nyatakan ada kebenarannya, tapi selama ini tak ada lain yang dia katakan hanyalah bohong dan dusta belaka.”

“Kok bisa begitu, ya Rasulullah?”

“Parlu saya beritahu kepadamu, wahai Abu Hurairah, bahwa lelaki yang selama ini berjumpa denganmu itu adalah setan.”

Jadi, dusta dan tipudaya setan itu tidak bersifat hitam-putih. Ada abu-abunya juga rupanya. Sesekali dia bicara benar, walaupun dusta dan kebohongan adalah sifat aslinya. Sedangkan, orang-orang baik dan jujur, kalaupun ia terpaksa berbohong, namun kebohongan itu demi kemaslahatan, bukan untuk kepentingan diri dan anak-istrinya semata.

Di sini ada karakteristik setan yang memang lihai beradaptasi dengan manusia yang ditipu dan diperdaya olehnya. Ketika dia menggoda orang sekelas Abu Hurairah, tentu ia berpenampilan cerdas, menarik dan meyakinkan, bukan setan sekelas ecek-ecek yang dungu dan bodoh belaka.

BACA JUGA: Dunia tanpa Iblis atau Setan

Kenapa orang itu tak mau dihadapkan kepada Rasulullah? Ia takut karakteristiknya terbuka dan terbongkar habis di hadapan Rasul. Ia paham Rasulullah itu seorang ahli jiwa yang pandai membaca watak dan karakteristik, bahkan melampaui kemampuan para psikolog manapun.

Padahal, kalau ia manusia normal, mestinya ia senang dihadapkan kepada Rasulullah yang merupakan sumber ilmu dan hikmah. Orang yang berbuat salah tetapi menyadari kesalahannya, dan ingin membenahi sifat buruknya, tentu dia akan senang hati dihadapkan kepada Rasulullah.

Adapun orang yang tak punya hati, dan tak punya itikad baik sama sekali, ia enggan untuk menyadari kekhilafannya. Dengan demikian, ia enggan pula untuk bertobat atas segala dosa dan kesalahan yang dilakukannya. Karena itu, para koruptor yang terbiasa mencuri dan merampok uang rakyat, tentu akan konek dengan orang pintar sekelas dukun atau kiai yang minim ilmu dan hikmahnya.

Tetapi, kiai yang berilmu, zuhud dan wara, tentu figur-figur yang mendatangi dirinya adalah orang-orang yang butuh ilmu dan hikmah bagi perbaikan moral dan kemaslahatan dirinya dan orang banyak. Wassalam. []

Tags: karakteristik setansifat
Advertisements
ADVERTISEMENT
Previous Post

Doa Mengharukan Rasulullah di Tha’if

Next Post

Inilah Cara Terbaik Mengisi Waktu Luang di Bulan Ramadhan

Ari Cahya Pujianto

Ari Cahya Pujianto

Hanya Pemuda Akhir Zaman yang Berharap Ridha dan Ampunan Allah Swt

Related Posts

Perkara yang Disukai dan Dibenci Allah, Cara Zikir Rasulullah, Sifat Penghindar Api Neraka, Rasulullah

Kiat Menghormati Nasab Rasulullah

21 Mei 2023
Syarat Busana Muslimah, gadget, manfaat tersenyum, Hukum Pesan Makanan via Ojek Daring dalam Islam, Keistimewaan Wanita Berhijab

Hukum Pesan Makanan via Ojek Daring dalam Islam

7 April 2023
musibah Akhir Zaman, Hari Kiamat, Tanda Kiamat, Musuh Allah di Hari Kiamat, Nubuah Akhir Zaman, Bukti Kebangkitan, dosa, Hal yang Dilaknat Allah dan Malaikat-Nya, Perkara di Akhir Zaman

Mengeruk Keuntungan dari Konten Kiamat

27 Maret 2023
Gulai Otak

Gulai Otak

25 Maret 2023
Please login to join discussion

Terbaru

Keajaiban Sedekah,

Kisah Syaikh Ali Thantawi tentang Sedekah Perasaan

by Amang Dede
10 Juni 2023
0

ANDA pernah sedekah? Atau memberi orang lain? Mungkin sering ya… Apalagi sebagai ummat Islam, banyak Ustadz dalam ceramahnya mengajak kita...

Rezeki bisa datang dari mana saja., Hukum Jual Beli Utang, Cara Lunasi Hutang pada Orang yang Sudah Meninggal, Rezeki

Antara Proses dan Hasil, Ikhtiar dan Rezeki dalam Bingkai Tauhid

by Amang Dede
10 Juni 2023
0

Antara proses dan hasil, kkhtiar dan rezeki dalam bingkai tauhid,  tauhidmu di tingkat mana?

Pelancar Rezeki, jalan rezeki, utang, Kaidah Menagih Utang, Hukum Tukar Uang Receh Menjelang Lebaran,Rahasia Rezeki Lancar, Bertahan Hidup

Bertahan Hidup

by Amang Dede
10 Juni 2023
0

Pabrik kue tetap berjalan, dengan hiruk pikuk orderan... si ibu dalam gelap dan sempitnya hiruk pikuk dikejar penagih hutang. Ia...

Ali bin Abi Thalib

Saat Ali bin Abi Thalib Melamar Fatimah binti Muhammad

by Amang Dede
10 Juni 2023
0

Ali bin Abi Thalib pun bertanya mengapa ia tak mau menikah dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya.

Terpopuler

No Content Available
Facebook Twitter Youtube Pinterest

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Beginner
  • Tahukah
  • Sirah
  • Renungan
  • Muslimbiz
    • Muslimtrip
  • Cari

© 2022 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.