WANITA haid sering mengalami beberapa gangguan. Beberapa gangguan yang terkategori dalam menstruasi adalah timbulnya nyeri haid (dysmenorrhea), pegal-pegal, kesemutan, diare, perubahan pola makan , stress dan lain-lain. Tapi, dari sekian banyak gangguan menstruasi yang dialami oleh wanita, yang paling sering diresahkan adalah nyeri haid (dysmenorrhea).
Dysmenorrhea merupakan salah satu keluhan menstruasi paling menyakitkan yang dirasakan oleh kebanyakan wanita. Dalam sebuah penelitian di Montpellier, Prancis, disebutkan bahwa dari 4203 remaja sekolah yang diteliti, 21% dysmenorrhea dialami oleh remaja usia 14-18 tahun (1). Meskipun tidak bisa digeneralisir, namun presentase ini cukup besar untuk sebuah populasi wanita berjumlah 4203. Hal yang lebih mencemaskan adalah angka absensi pelajar ini sebesar 35%. Ini artinya dysmenorrhea membawa dampak yang signifikan pada kehidupan seorang wanita.
BACA JUGA:Â Haid, Perhatikan 6 Hal Ini Demi Kesehatan
Dysmenorrhea dan Macamnya
Banyak orang yang beranggapan bahwa dysmenorrhea bagaimanapun gejalanya merupakan dysmenorrhea dengan jenis yang sama. Namun pada kenyataannya, ada dua jenis dysmenorrhea yang dikenal dalam dunia medis.
1. Dysmenorrhea primer
Adalah kelainan nyeri haid yang tidak berhubungan dengan kelainan ginekologik. Dysmenorrhea primer terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, rasa nyeri timbul tidak lama sebelum atau bersama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung untuk beberapa hari. Sifat rasa nyeri adalah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bagian bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha.
Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, dan sebagainya. Dysmenorrhea primer adalah rasa nyeri hebat biasanya terjadi 1 atau 2 tahun setelah menarche, berada pada puncaknya dalam usia 15-30 tahun dan berlangsung dalam beberapa jam atau bahkan satu hari maupun lebih yang dirasakan pada bagian bawah perut serta menjalar ke bagian dalam paha dan sakit pada punggung bagian bawah.2. Dysmenorrhea sekunder
Dysmenorrhea sekunder merupakan kelainan nyeri haid yang berhubungan dengan kelainan ginekologik (salpingitis kronika, endometriosis, adenimiosis uteri, dan lainnya). Faktor risiko dari dysmenorrhea sekunder adalah infeksi pelviks, endometriosis dan fibroid. Dysmenorrhea sekunder terutama terjadi pada wanita berusia 30-45 tahun.
Perbedaan Manifestasi Klinis antara Dysmenorrhea Primer dan Sekunder
Dysmenorrhea Primer
1. Terjadi pada wanita yang usianya lebih muda
2. Timbul segera setelah terjadinya siklus haid yang teratur
3. Sering pada nulipara
4. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik
5. Nyeri timbul mendahului haid, meningkat pada hari pertama dan kemudian menghilang bersamaan dengan keluarnya darah haid.
6. Sering memberikan respon terhadap pengobatan medika pentosa.
7. Sering disertai mual, muntah, diare, kelelahan dan nyeri kepala.
BACA JUGA:Â Haid Tidak Teratur, Ini 5 Penyebabnya
Dysmenorrhea Sekunder
1. Usia lebih tua
2. Timbul tidak tentu
3. Tidak berhubungan dengan paritas.
4. Nyeri terus-menerus
5. Nyeri pada saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah haid.
6. Sering memerlukan tindakan operatif
7. Tidak disertai gejala seperti pada dysmenorrhea primer
Nah, bagi para wanita yang mengalami nyeri haid tiap menstruasi, saatnya mengenali nyeri haid Anda termasuk jenis nyeri haid yang mana agar tidak salah dalam menangani. []
SUMBER: KULIAH PAGI