ORANG-orang terdahulu berbeda pendapat tentang jumlah Ashabul Kahfi, sebagaimana para ulama berbeda pendapat tentang kemungkinan mengetahui jumlah mereka. Al-Quran telah menyebutkan tiga pendapat orang terdahulu tentang ini, yaitu dalam Surah Al-Kahfi (18) ayat 22:
سَيَقُوْلُوْنَ ثَلٰثَةٌ رَّابِعُهُمْ كَلْبُهُمْۚ وَيَقُوْلُوْنَ خَمْسَةٌ سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًاۢ بِالْغَيْبِۚ وَيَقُوْلُوْنَ سَبْعَةٌ وَّثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ ۗقُلْ رَّبِّيْٓ اَعْلَمُ بِعِدَّتِهِمْ مَّا يَعْلَمُهُمْ اِلَّا قَلِيْلٌ ەۗ فَلَا تُمَارِ فِيْهِمْ اِلَّا مِرَاۤءً ظَاهِرًا ۖوَّلَا تَسْتَفْتِ فِيْهِمْ مِّنْهُمْ اَحَدًا ࣖ
“Kelak (sebagian orang) mengatakan, ‘(Jumlah mereka) tiga (orang). Yang keempat adalah anjingnya.’ (Sebagian lain) mengatakan, ‘(Jumlah mereka) lima (orang). Yang keenam adalah anjingnya,’ sebagai terkaan terhadap yang gaib. (Sebagian lain lagi) mengatakan, ‘(Jumlah mereka) tujuh (orang). Yang kedelapan adalah anjingnya.’ Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka. Tidak ada yang mengetahui (jumlah) mereka kecuali sedikit.’ Oleh karena itu, janganlah engkau (Nabi Muhammad) berbantah tentang hal mereka, kecuali perbantahan yang jelas-jelas saja (ringan). Janganlah engkau minta penjelasan tentang mereka (penghuni gua itu) kepada siapa pun dari mereka (Ahlulkitab).”
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa tidak mungkin ada yang mengetahui jumlah mereka karena Al-Quran tidak menjelaskan, tetapi menyerahkannya kepada Allah. Hal ini sebagaimana terbaca dalam ayat di atas, “Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka. Tidak ada yang mengetahui (jumlah) mereka kecuali sedikit.”
BACA JUGA: Ashabul Kahfi
Di sisi lain, sebagian peneliti dan ahli tafsir lainnya berpendapat bahwa jumlah laki-laki yang ada di dalam gua adalah tujuh orang, lalu mereka mengatakan, “Ini bukanlah terkaan terhadap yang gaib”, tetapi ini adalah ditunjukkan Al-Quran. Adapun dalil-dalil mereka ialah sebagai berikut:
Pertama, Al-Quran membatalkan dua pendapat pertama tentang jumlah mereka dengan menerangkan bahwa kedua pendapat itu hanyalah sebagai terkaan terhadap yang gaib. Menerka terhadap hal yang gaib merupakan perkataan tanpa pengetahuan dan bukti. Dengan demikian, keterangan ini menolak kedua pendapat tersebut.
Kedua, Al-Quran membiarkan pendapat yang ketiga yaitu “(Sebagian lain lagi) mengatakan, ‘(Jumlah mereka) tujuh (orang). Yang kedelapan adalah anjingnya” tanpa penjelasan apa pun. Jika pendapat ini ditolak, pasti Al-Quran memberikan penjelasan untuk melemahkan atau menolak pendapat ini. Dengan demikian, Al-Quran menetapkan pendapat ini.
Ketiga, masuknya huruf wau pada pendapat yang ketiga merupakan bukti atas kebenaran dan keshahihannya yaitu “(Sebagian lain lagi) mengatakan (wa yaquuluna), ‘(Jumlah mereka) tujuh (orang). Yang kedelapan adalah anjingnya”. Orang Arab menyebutnya dengan wau ats-tsamaaniyah.
Keempat, Al-Quran memberikan pengetahuan tentang jumlah mereka (Ashabul Kahfi) kepada sedikit manusia. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah dalam Surah Al-Kahfi ayat 22, “Katakanlah (Nabi Muhammad), ‘Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka. Tidak ada yang mengetahui (jumlah) mereka kecuali sedikit.” Jika tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui jumlah mereka, Al-Quran pasti menegaskan hal itu dan mengatakan, “tidak ada yang mengetahui bilangan mereka, kecuali Allah”.
BACA JUGA: Mengapa Allah Tidurkan Ashabul Kahfi di Dalam Gua? Ini Jawabannya
Kelima, sebagian sahabat menegaskan bahwa mereka termasuk kelompok yang sedikit itu yang mengetahui jumlah mereka.
Abdullah bin Masud berkata, “Aku adalah salah seorang yang mengetahui jumlah mereka, yaitu tujuh orang”. Selain itu, Ibnu Abbas berkata, “Aku termasuk kelompok yang sedikit itu yang mengetahui jumlah mereka, yaitu tujuh orang”. Demikian pula yang diriwayatkan oleh Qatadah dari Atha.
Adapun tentang lamanya mereka tinggal di gua juga terdapat perbedaan pendapat. Di antara para ahli tafsir ada yang mengatakan, “Lamanya adalah 309 tahun yang diambil berdasarkan nash ayat itu”. Di antara mereka, ada yang mengatakan, “Tidak ada bukti yang menerangkan tentang lamanya mereka tinggal karena sesungguhnya Allah telah berfirman, “Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua)”. Penyebab dari perbedaan ini adalah pemahaman terhadap firman Allah, yaitu “mereka tinggal dalam gua selama 300 tahun dan ditambah 9 tahun”, dan siapa yang mengatakan hal itu.
Penjelasan mengenai perbedaan pendapat tersebut, yaitu sebagai berikut:
Pertama, Ibnu Katsir berkata, “Ini adalah berita dari Allah kepada Rasulullah ﷺ tentang lamanya mereka tinggal dalam gua mereka, mulai dari mereka tertidur sampai Allah membangunkan mereka. Ketika Allah memberitahukan keadaan mereka kepada penduduk pada masa itu, sesungguhnya lamanya itu adalah 300 tahun ditambah 9 tahun berdasarkan perhitungan bulan”.
Kedua, para ahli tafsir lainnya mengatakan bahwa ini adalah ucapan Ahli Kitab, tetapi hal itu tidak benar sebagaimana pendapat mereka tentang jumlah Ashabul Kahfi yang juga tidak benar.
Ibnu Abbas berkata, “Sesungguhnya, seseorang yang menafsirkan sebuah ayat melihat bahwa hal itu seperti demikian dan ingin menjauhkan hal yang ada antara langit dan bumi. Kemudian, dijelaskan bahwa mereka (Ashabul Kahfi) tinggal dalam gua selama 300 tahun dan ditambah 9 tahun dan dia berkata, ‘Berapa lamanya mereka tinggal?’ Mereka berkata, ‘309 tahun’. Dia berkata, ‘Jika benar demikian, Allah tidak akan mengatakan, yaitu “Katakanlah, ‘Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua)’, tetapi Allah akan menceritakan ucapan suatu kaum sehingga Dia berkata, “Kelak (sebagian orang) mengatakan, ‘(Jumlah mereka) tiga (orang). Yang keempat adalah anjingnya.’ (Sebagian lain) mengatakan, ‘(Jumlah mereka) lima (orang). Yang keenam adalah anjingnya,’ sebagai terkaan terhadap yang gaib”, dan mengabarkan bahwa sesungguhnya mereka tidak mengetahui. Allah berfirman, “mereka tinggal di dalam gua selama 300 tahun dan ditambah 9 tahun”. Perkataan ini dinukil dari Qatadah, Mathraf, Ibnu Ishaq, dan lain-lain.
BACA JUGA: Alquran Ungkap Rahasia Kenapa Tubuh Ashabul Kahfi Awet setelah Tidur 309 Tahun
Ibnu Katsir telah menggabungkan firman Allah yaitu “mereka tinggal dalam gua” dengan firman-Nya yaitu “Katakanlah, Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua) ”. Dia berkata, “Firman Allah, yaitu ‘Katakanlah, Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua) ‘ ini berarti jika ditanya tentang lamanya mereka tinggal (di gua) dan tidak mengetahuinya, hendaknya engkau menyerahkan hal itu kepada Allah. Jangan engkau memberikan penjelasan tentang hal itu, tetapi katakanlah, “Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua). Milik-Nya semua yang tersembunyi di langit dan di bumi.” Tidak ada yang mengetahui hal itu, kecuali Allah dan sebagian makhluk-Nya yang telah diberi pengetahuan.” Pendapat Ibnu Katsir tentang lamanya mereka tinggal, yaitu 309 tahun, lebih dapat diterima. Bahkan, pendapat ini juga disepakati oleh sebagian besar ulama. Sungguh, Allah yang paling mengetahui.[]
SUMBER: KISAH-KISAH DALAM AL-QURAN | PUSAT STUDI QURAN