Oleh: Istiqomah
istiqomahtq@gmail.com
BICARA soal jodoh tentu kita semua ingin mendapatkan pasangan hidup yang dapat bersama kita dalam suka maupun duka. Tentunya menjadi sebuah kebahagian tersendiri ketika kita berjumpa dengan kekasih yang halal dan memiliki kepribadian yang sesuai dengan kita.
Bersama mengarungi bahtera rumah tangga dengan bahagia sampai akhir usia. Tentu nya kita tidak ingin rumah tangga yang telah di lalui bersama kandas di tengah perjalanan. Itu semua hanya akan menyakitkan istri, suami dan bahkan anak nya nanti. Dan akan menimbulkan dendam yang akan sulit dihapuskan semasa hidup.
Sekarang ini, betapa banyaknya fenomena yang sangat menyedihkan. Tidak sedikit orang yang menikah hanya karena terpesona oleh dunia. Seperti hanya melihat dari fisiknya saja, atau bahkan hanya dari seberapa banyak materi yang di punya. Mereka tidak mempertimbangkan agama dan akhlaknya. Sehingga hari-harinya hanya di penuhi oleh permasalahan hidup.
BACA JUGA: Sedang Nunggu Jodoh? Yuk Simak, Kata-kata Mutiara dan Nasihat Ini
Sebagai seorang muslimah, kita boleh boleh saja menetapan keriteria yang kita inginkan, namun tidak semata mata menjadi tujuan utama kita. Karena kriteria kriteria tersebut hanya fana dan bersifat duaniawi.
Lalu bagaimana kah kriteria jodoh yang berakhlak mulia dan sesuai dengan syariat Islam? Yang pertama, tentu saja yang baik agama dan akhlaknya. Sebagai seorang muslimah, inilah hal pertama harus kita pertimbangkan.
Saat mendapatkan jodoh yang baik agama dan akhlaknya diharapkan dapat menuntun kita di jalan Allah SWT. Selain itu, dapat membimbing kita dalam melaksanakan ibadah. Serta memilki tanggung jawab yang sepenuhnya terhadap istri dan anak anaknya kelak.
Selanjutnya, memiliki kepribadian yang indah dan yang sesuai dengan kepribadian kita. Karena bagaimana pun, sebuah pernikahan merupakan ikatan suci yang seharusnya mengikat dua insan yang benar benar memiliki karakter yang sesuai.
Jika karakter satu sama lain sudah berbeda, ini akan menimbulkan kesulitan dalam membentuk adaptasi dalam berumah tangga. Selain itu, kita akan menemukan banyak perselisihan dengan pasangan kita. karena sebaiknya apapun keputusan yang akan di ambil harus di musyawarahkan bersama dengan ketidaksesuai karakter membuat satu sama lain ingin menang sendiri. Dan mengakibatkan pertengkaran.
Kriteria ketiga ialah bukan dari golongan fasiq, yaitu orang yang rusak agamanya. Dan suka berbuat dosa. Sungguh kita sebagai seorang Muslimah seharusnya lebih berhati-hati dan tidak sembrono dalam menentukan pasangan. Karena jika pilihan kita salah itu akan berakibat fatal bagi rumah tangga kita nanti. Dapat kita bayangkan apabila mendapatkan seorang pasangan yang sering berbuat dosa. Ia akan sulit membimbing kita ke jalan yang benar dan mengingatkan kita dalam kebaikan.
Laki-laki seperti ini sungguh sangat tidak patut kita jadikan seorang suami. Maka dari itu, alangkah baiknya kita lebih bijak lagi dalam mengambil keputusan dalam memilih.
Laki-laki yang pekerja keras dan mau berusaha. Ini juga salah satu kriteria yang penting. Sejatinya kita hidup di dunia memiliki banyak kebutuhan. Seperti kebutuhan sandang, pangan, papan dan juga biaya Pendidikan untuk anak kelak. Lalu sosok suami pekerja keraslah yang sangat kita butuhkan. Ia bertanggung jawab atas kebutuhan rumah tangga.
Sungguh sangat disayangkan jika kita mendapatkan seorang suami yang pemalas tidak mau bekerja keras dan hanya mengandalkan istrinya saja. Itu hanya akan menyengsarakan kita. memang benar, alangkah baiknya jika istri dan suami saling membantu. Namun, bukan berarti semua kebutuhan keluarga adalah sepenuhnya tanggung jawab istri. Suami dan istri dapat saling melengkapi satu sama lain. Suami memberikan nafkah atas kerja kerasnya dan istri juga dapat membantu dengan mengatur keuangan dengan baik.
BaCA JUGA: Misteri Jodoh; Kadang Susah Dicari, Kadang Datang Menghampiri
Terakhir, sosok yang ideal. Diantara nya dapat memperlakukan istri dengan baik, mesra dan lemah lembut. rasanya hampir semua muslimah mendambakan sosok suami seperti ini. Dan sangat menghindari seorang yang peamarah, tempramen dan kasar. Karena ditakutkan akan terjadi kekerasan dalam rumah tangga.
Selanjutnya, pasangan yang meringankan pekerjaan seorang istri dan mau saling membantu. Kebanyakan stigma di masyarakat kita adalah semua pekerjaan rumah adalah kewajiban seorang istri. Istri harus melakukan pekerjaan rumah secara keseluruhan mulai dari mengepel lantai, menyapu, membersihkan kamar, menyetrika pakaian dan lain lain. Namun sejatinya pekerjaan tersebut dapat dilakukan bersama atas kesadaran diri masing masing. Tentunya suami dapat membantu meringankan agar istri tidak merasa terbebani.
Hal lain yang perlu kita ingat adalah bahwa tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Bahkan sosok pasangan yang kita idamnkan pun bukan berarti tidak mempunyai kekurangan. Yang dapat kita lakukan adalah berdoa kepada Allah SWT agar mendapatkan pasangan yang jika bersama nya kita akan dekat dengan Allah SWT, dan tidak lupa untuk ikhtiar. Dan semoga jodoh kita nanti memiliki akhlak yang mulia. []