DI antara tanda orang yang menjaga hubungannya dengan Allah adalah semangatnya dalam menunaikan shalat malam, dan penutup dari shalat malam itu adalah shalat witir. Shalat ini bukan sekadar tambahan, tapi sebuah ibadah yang sangat ditekankan oleh Nabi ﷺ, bahkan beliau tidak pernah meninggalkannya meskipun dalam safar.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah itu witir (Maha Tunggal), dan Dia menyukai witir. Maka lakukanlah shalat witir, wahai ahli Al-Qur’an.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
Dalam hadits ini, Rasulullah ﷺ menekankan pentingnya shalat witir, bahkan menyebutkan secara khusus “ahli Al-Qur’an”, yakni orang-orang yang ingin dekat dengan Allah dan senantiasa menjaga hubungannya dengan kitab-Nya. Jika engkau ingin termasuk dalam golongan itu, jangan sampai engkau lalai dari shalat witir.
BACA JUGA: Hukum Shalat Witir Lebih dari 1 Kali dalam Semalam
Apa Itu Shalat Witir?
Shalat witir adalah shalat malam yang dilakukan dengan jumlah rakaat ganjil, bisa satu, tiga, lima, tujuh, sembilan, atau sebelas rakaat. Nabi ﷺ biasa menunaikan sebelas rakaat di malam hari, dan witir sebagai penutupnya. Tapi jika tak mampu, maka minimal satu rakaat witir pun sudah cukup sebagai bentuk penghambaan.
Witir bukan shalat wajib, tapi sangat ditekankan (sunnah muakkadah). Dalam banyak riwayat, Rasulullah ﷺ tak pernah meninggalkannya, meski dalam kondisi safar sekalipun. Itu menunjukkan bahwa shalat witir punya nilai yang sangat agung di sisi beliau.
Keutamaan Shalat Witir
Banyak sekali keutamaan shalat witir, di antaranya:
1- Mendekatkan diri kepada Allah di waktu yang penuh rahmat.
Waktu witir adalah bagian dari malam, ketika Allah turun ke langit dunia, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:
“Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia setiap malam ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku akan kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, Aku akan beri. Siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, Aku akan ampuni.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
2- Menjadi penutup amal malam.
Nabi ﷺ bersabda: “Jadikanlah akhir shalat kalian di malam hari adalah witir.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Shalat witir adalah ibarat stempel penutup ibadah malam. Maka orang yang menutup malamnya dengan witir seakan mengunci amal malamnya dengan kebaikan.
3- Salafus Shalih dan Shalat Witir
Para ulama salaf sangat menjaga shalat witir. Bagi mereka, witir bukan sekadar amalan sunah, tapi lambang dari rasa cinta dan taqwa kepada Allah.
Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata: “Barang siapa yang meninggalkan witir, maka ia adalah orang yang buruk, dan tidak bisa dipercaya kesaksiannya.”
Ucapan ini menunjukkan betapa besar perhatian para salaf terhadap witir. Bagi mereka, meninggalkan witir secara terus-menerus menunjukkan lemahnya komitmen dalam beribadah dan tanda kelemahan iman.
Imam Abu Hanifah juga tidak pernah meninggalkan witir, bahkan ia menyebut orang yang sengaja meninggalkannya sebagai pelaku dosa besar.
Jangan Anggap Remeh
Banyak dari kita meremehkan shalat witir, merasa cukup dengan shalat wajib. Tapi, jika kita ingin meraih cinta Allah, ingin menjadi hamba yang dekat dengan-Nya, maka kita tidak boleh puas dengan sekadar yang wajib. Kita harus berlomba dalam kebaikan.
Malam adalah waktu tenang, saat semua orang terlelap. Tapi di saat itu, Allah membuka pintu kasih-Nya bagi mereka yang rela bangkit, menyisihkan waktu untuk sekadar bermunajat dan menutup malam dengan witir.
Jika hari-harimu penuh dosa, maka tutuplah malam dengan witir, dan berdoalah agar Allah mengampuni. Jika hidupmu penuh kegelisahan, maka jadikan witir sebagai sarana curhat kepada Allah.
BACA JUGA: Shalat Witir 1 Rakaat, Bolehkah?
Penutup
Shalat witir adalah cahaya di tengah gelapnya malam. Ia ringan namun penuh keberkahan. Jika kamu tak mampu bangun di sepertiga malam terakhir, maka lakukan sebelum tidur. Tapi jangan pernah tinggalkan. Karena Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa yang takut tidak bangun di akhir malam, maka hendaknya ia witir sebelum tidur. Dan barang siapa yang berkeinginan bangun di akhir malam, maka witirlah di akhir malam. Karena shalat di akhir malam itu disaksikan (oleh para malaikat), dan itu lebih utama.” (HR. Muslim)
Jangan tinggalkan witir. Meskipun hanya satu rakaat. Satu rakaat itu bisa menjadi penghubung antara dirimu dan rahmat Allah yang tak terputus. []