• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Sabtu, 27 Februari 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Jangan Jadi Generasi Tidur

Redaktur Saad Saefullah
4 tahun ago
in Opini
Reading Time: 2min read
0
sendal celana jeans

Satu  kali si Kabayan—ikon dari tanah Sunda—ditanya, “Kabayan, silaing kenapa nanam padi?”
Silaing itu kamu dalam bahasa Sunda.
Ditanya begitu, Kabayan menjawab, “Supaya punya padi lah!”
“Kalau sudah punya padi?”
“Ya digiling. Diolah jadi beras dan jadi nasi. Buat makan…”
“Lah emangnya kenapa musti makan?”
“Ya supaya bisa nanam padi lagi…”

KALAU saja kita bersedia sedikit menghitung waktu tidur kita, mungkin kita akan sangat terkejut dan mulai berpikir ulang tentang aktivitas pasif memejamkan mata ini. Ambilah, dalam sehari kita kita hanya menyisakan waktu sekitar enam jam untuk tidur di malam hari. Dan kemudian meminta satu jam saja di siang harinya.

Maka jika dijumlah, seminggu kita tidur minimal 49 jam, sebulan 196, dan setahun 2,555 jam! Seandainya jatah umur kita dipatok—paling banter umat Muhammad—sampai 60 tahun, maka jumlah keseluruhan tidur kita dengan average dan grade seperti perhitungan kasar di atas, bisa mencapai 153.000 jam! Jumlah ini adalah sepertiga lebih dari jumlah jatah hidup kita di dunia ini yang kira-kira mencapai sekitar 525.600 jam—kalau sampai 60 tahun itu juga!

Itu cuma hitung-hitungan matematis yang dalam kenyataannya bisa aja berubah dan tidak sinkron dengan apa yang kita harapkan atau kita alami. Salah satu esensi penciptaan manusia ke dunia adalah untuk jadi agent of change (generasi perubah—serius amat kali ini yah?). Si agen perubah ini, nah, yang senantiasa memberikan aura dan mobilisasi warna pada lingkungannya. Jadi, maka renungkanlah jika ternyata begitu banyak waktu kita yang dipakai hanya untuk tidur saja?

Tidur, sama sekali tidak dilarang. Bahkan menjadi salah satu aktivitas wajib yang diberhakkan atas tubuh kita. Yang mesti kita perhatikan adalah porsinya. Imam Hasan Al Bana—salah seorang ulama besar internasional—pada waktu hidupnya suatu kali mengatakan bahwa sesungguhnya kewajiban kita lebih banyak daripada yang waktu kita punyai. Maka alangkah ruginya kalau kita menyia-nyiakan waktu yang dititipkan kepada kita. Coba kita ber-mutabaah (evaluasi) sekarang. Sudahkah kita hafal juz 30 saja dari Alquran? Kalau dibandingkan dengan Imam Bukhari yang sudah khattam Al-Quran pas umur 9 tahun, WAH! Malu!

Dan, lantas bagaimana dengan aktivitas 17 jam lainnya dalam satu hari kita? Bermanfaat dan punya artikah mereka?

Sebenarnya, tidak akan jadi masalah kita tidur dalam satu hari mencapai (bahkan) 12 jam sekalipun. Dengan satu syarat 12 jam lainnya kita gunakan benar-benar bermanfaat dan bernilai ibadah. Ironisnya, selain tidur kita lama, dan hampir menyita sebagian waktu kita, sisa jam lainnya yag tesisa sering kali tidak kita dedikasikan kepada Allah swt. Hanya sekadar bengong, memandangi televisi, mendengarkan musik, atau habis di jalanan setelah bekerja?

Kalau memang kita sama sekali tidak bisa mengatur manajemen diri kita—termasuk tidur, jangan-jangan kita sama saja dengan si Kabayan yang hidup semata-mata untuk survival belaka…….

Jangan jadi generasi tidur ah! []

Tags: Generasitidur
Saad Saefullah

Saad Saefullah

Lelaki dengan tiga orang anak yang menyukai kisah-kisah Nabi dan para sahabat

Related Posts

Ilmu Manfaat

Beruntungnya Orang Berilmu

26 Februari 2021
Islam dan Kemiskinan

Islam dan Kemiskinan

22 Februari 2021
Menulis, Meraih Rahmat, Mencerahkan Umat

Menulis, Meraih Rahmat, Mencerahkan Umat

19 Februari 2021
Kisah Nabi ﷺ Susah Tidur Karena Sebutir Kurma

Kisah Nabi ﷺ Susah Tidur Karena Sebutir Kurma

15 Februari 2021
Buka Lagi
Selanjutnya
100 Warga Ini Sebut Indonesia Merdeka 18 agustus 1945, Kenapa?

100 Warga Ini Sebut Indonesia Merdeka 18 agustus 1945, Kenapa?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Kata yang Diucapkan Nabi Adam Saat Pertama Kali Melihat Hawa
Motivasi

Allah Menguji Kita Bukan Berarti Benci, tapi…

Redaktur Sodikin
16 menit ago
Semua Tentang Belajar dan Membenahi Diri
Uncategorized

Tips Mengecilkan Pipi Chubby secara Alami

Redaktur Laras Setiani
46 menit ago
Benarkah Silaturahim Membuat Kaya?
Uncategorized

Benarkah Silaturahim Membuat Kaya?

Redaktur Yudi
2 jam ago
Golongan yang Berhak Menerima Zakat
Keajaiban Sedekah

Dahsyatnya Memberi kepada Orang Lain (2-Habis)

Redaktur Ari Cahya Pujianto
2 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add