• Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi
Selasa, 26 Januari 2021
No Result
View All Result
NEWSLETTER
Islampos
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Muslimtrip
  • Muslimbiz
  • Beginner
  • Syiar
  • Keluarga
  • Dari Anda
No Result
View All Result
Islampos
No Result
View All Result

Innalillahi, KH Muhammad Dachlan “Si Pitung dari Bekasi” Sesepuh IDC Tutup Usia

Redaktur Rifki M Firdaus
3 tahun ago
in Info Umat
Reading Time: 3min read
0
Innalillahi, KH Muhammad Dachlan “Si Pitung dari Bekasi” Sesepuh IDC Tutup Usia

Foto; Istimewa.

BEKASI—Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, KH Muhammad Dachlan, pendiri Yayasan Infaq Dakwah Center (IDC) berpulang ke rahmatullah, Selasa (23/1/2018) bertepatan dengan 5 Jumadil Awal 1439, selepas Ashar pukul 16.47 WIB.

Pria berjuluk “Si Pitung dari Bekasi” yang dilahirkan di Jakarta, (10/2/1928) ini sudah lebih dari tiga tahun tergolek lemah di tempat tidur lantaran penyakit stroke yang dideritanya.

Haji Dachlan sempat beberapa kali keluar masuk rumah sakit. Hingga pada hari Selasa siang, kondisi beliau tiba-tiba memburuk dan tak sadarkan diri, hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

Segenap kru Relawan Infaq Dakwah Center (IDC), sangat kehilangan sosok sespuh KH Muhammad Dachlan. Semoga Allah Ta’ala mengampuni segala dosanya dan menerima segala amal shalihnya. Dan kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan ketabahan dan kesabaran atas musibah yang menimpa.

Profil Singkat KH Muhammad Dachlan

KH Muhammad Dachlan adalah pejuang Angkatan 1945 dari Bekasi, Jawa Barat. Pria Betawi kelahiran Jakarta, 10 Februari 1928 ini, turut membesarkan ormas Islam pejuang seperti Pelajar Islam Indonesia (PII), Gerakan Pemuda Islam (GPI).

Di masa penjajahan, ia aktif berjihad dalam barisan pejuang Islam Hizbullah menghadapi kompeni Belanda. Di masa kemerdekaan, Haji Dachlan juga aktif di lingkungan partai Islam legendaris, Masyumi. Ia pun mengikuti jejak M Natsir, sang pendiri Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), sebagai sesepuh di lembaga pencetak para dai tersebut.

Setelah Indonesia merdeka, teman dekat KH Noer Alie -Pahlawan Nasional dari Bekasi- itu tak pernah mencari manfaat demi kepentingan pribadi. Ia bahkan terus berjuang mengisi kemerdekaan.

Bahkan, sebagai orang yang pernah memperjuangkan kemerdekaan, Haji Dachlan terbilang kritis terhadap rezim yang berkuasa. Sehingga tak heran, bila dirinya kerap menjadi bulan-bulanan Kopkamtib Orde Baru (ORBA) dengan berbagai tuduhan makar. Seperti M Natsir dan Buya HAMKA, seolah “tidak sah” seorang aktivis Islam bila tak pernah mencicipi “cemeti” siksaan atau dinginnya terali besi.

Namun, seolah tak peduli ujian tersebut. Haji Dachlan tetap meneruskan langkahnya. Ada satu ruang kosong yang dijelajahinya, pasca Indonesia merdeka, yakni dakwah ke berbagai pelosok daerah tertinggal.

Meski fisik tak lagi muda, tubuh pun mulai renta, Haji Dachlan tetap istiqomah di medan juang baru yang digelutinya itu. Ia habiskan waktu, tenaga, pikirannya untuk menembus belantara jahiliyah lagi miskin, yang saat itu menyelimuti pelosok Bekasi Utara, seperti Tanjung Air, Kramat Batok, Singkil, Sungai Kramat, Poncol di wilayah Bekasi dan daerah Sukaresmi, Jonggol, Kabupaten Bogor.

Keterbelakangan warga masyarakat di kawasan Bekasi Utara yang akut, membuatnya tak tinggal diam. Bertahun-tahun ia terjun ke gelanggang, berkeringat dalam dakwah dan menyantuni kemiskinan.

Haji Dachlan begitu prihatin melihat kemiskinan agama yang mengikuti kemiskinan materi. Karena kondisi minimnya pemahaman agama, tak sedikit juga orang tak mengenal shalat dan pengetahuan tentang Islam. Saat berdakwah dahulu, ia bahkan sempat dibuat geleng-geleng kepala saat melihat ketidaktahuan warga di Kramat Batok tentang Idul Adha sebagai hari raya Islam.

Totalitas Haji Dachlan dalam soal dakwah memang tak bisa dianggap enteng. Dalam tujuh hari yang dimiliki, pria berputra 16 orang dari dua isteri ini, menyisihkan setidaknya empat hari dalam seminggu untuk mengisi pengajian di Bekasi Utara.

Loading...

Lalu dari mana Haji Dachlan yang penampilannya bersahaja ini menghidupi kegiatan dakwahnya? Tak lain, dari koceknya sendiri, serta usaha yang dimilikinya. Memadukan dakwah dengan bersedekah, dianggapnya sebagai metode paling efektif.

Maka tak heran jika Haji Dachlan dijuluki “Si Pitung dari Bekasi” sesuai dengan kisah kepedulian sosial si Pitung yang melegenda karena kerap menolong rakyat miskin dari kantongnya sendiri.

Di belakang Haji Dachlan, telah berdiri kurang lebih 14 yayasan yang bergerak di bidang pendidikan Islam dan panti asuhan. Yayasan itu memberikan pelayanan pendidikan terjangkau bagi kaum lemah di Kota dan Kabupaten Bekasi serta di Jakarta Timur.

Selain itu, perjuangan “Si Pitung” dari bekasi itu juga dilanjutkan dengan mendirikan lembaga yayasan Infaq Dakwah Center (IDC) dan kantor media Voice of Al Islam (voa-islam.com). Dua lembaga tersebut kini berjuang di bidang dakwah dan sosial, serta menyajikan pemberitaan dan mengadvokasi kaum Muslimin dari sisi media. []

Tags: KH Muhammad Dachlanmeninggal
Rifki M Firdaus

Rifki M Firdaus

Related Posts

Aku Menangis untuk Adikku Sebanyak Enam Kali

Lagi, Literat Qalbu Gelar Acara Parenting Bertajuk Manajemen Pola Asuh Orang Tua terhadap ABK

16 Januari 2021
UI Turut Bangun dan Sebarkan Energi Berkompetisi pada Siswa di Depok Melalui Pembinaan KSN Intensif

UI Turut Bangun dan Sebarkan Energi Berkompetisi pada Siswa di Depok Melalui Pembinaan KSN Intensif

29 Desember 2020
Penerimaan Santri Baru Kuttab Al-Fatih Purwakarta Tahun Ajaran 2021-2022

Penerimaan Santri Baru Kuttab Al-Fatih Purwakarta Tahun Ajaran 2021-2022

23 Desember 2020
Al-Muhajirin Purwakarta Sosialisasikan Metode Mudah Faham (Mufham)

Al-Muhajirin Purwakarta Sosialisasikan Metode Mudah Faham (Mufham)

1 Desember 2020
Buka Lagi
Selanjutnya
Putuskan untuk Masuk Islam, Politisi Senior Partai Anti Islam di Jerman Mengundurkan Diri

Putuskan untuk Masuk Islam, Politisi Senior Partai Anti Islam di Jerman Mengundurkan Diri

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisements

Terbaru

Empat Hadits yang Menjadi Poros Islam
Kolom

Empat Hadits yang Menjadi Poros Islam

Redaktur Yudi
14 menit ago
pemberantasan korupsi
Note

Orang yang Pinjem Duit

Redaktur Dini Koswarini
44 menit ago
60 Badan HAM Dunia Tolak Penjajahan Israel ke Palestina
Palestina

Derita Gembala Palestina Diserang Pemukim Israel; Dilempari Batu dan Domba Dimakan Anjing

Redaktur Sodikin
1 jam ago
Celakalah Bagi Setiap Pengumpat dan Pencela
Renungan

Kok Susah banget sih!

Redaktur Laras Setiani
2 jam ago

On Facebook

Navigasi

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

About Us

Membuka, menginspirasi, free to share

  • Home
  • Copyright
  • Disclaimer
  • Iklan
  • Redaksi
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Dunia
    • Nasional
    • Palestina
  • Ramadan
    • Tanya Jawab Ramadhan
    • Tsaqofah Ramadhan
    • Video Ramadhan
    • Fiqh Ramadan
    • Kesehatan Ramadhan
    • Kultum Ramadhan
  • Muslimbiz
  • Muslimtrip
  • Beginner
  • Keluarga
  • Sirah
  • Syiar
  • Muslimah
  • Dari Anda
  • Donasi

© 2019 islampos - Membuka, Menginspirasi, Free to Share.

Add Islampos to your Homescreen!

Add